Satpol PP dan Polisi di Tulungagung Merazia Kelompok Topeng Monyet
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tulungagung, IDN Times - Petugas Satpol PP bersama Polres Tulungagung menggelar razia pertunjukan topeng monyet. Hasilnya satu kelompok topeng monyet asal Cirebon, diangkut oleh petugas. Pertunjukan topeng monyet sendiri sudah dilarang di sejumlah kota. Sejumlah aktivis pecinta hewan menilai, pertunjukkan topeng monyet ini sarat dengan penyiksaan. Monyet dipaksa untuk menampilkan aktivitas yang bukan merupakan kegiatan aslinya.
1. Anggota kelompok berasal dari Cirebon
Kabid Tritum Tranmas Satpol PP Kabupaten Tulungagung, Yulius menerangkan razia ini dilakukan setelah mereka menerima pengaduan masyarakat, terkait adanya aktivitas pertujukan topeng monyet di pinggir jalan. Sebanyak 3 orang serta 1 ekor monyet ekor panjang mereka bawa ke kantor untuk dilakukan pembinaan. "Mereka semua berasal dari Cirebon, dan melakukan aksi pertunjukkan di perempatan lampu merah," ujarnya, Senin (07/02/2022).
Baca Juga: Aktivis Pencinta Satwa Minta Pemkab Tulungagung Larang Topeng Monyet
2. Sanksi berupa teguran dan monyet disita
Mereka diamankan karena menyalahi aturan Perda tentang larangan mengemis atau meminta-minta. Dari hasil pemeriksaan fisik, Monyet yang digunakan ini dalam kondisi sehat. Namun tubuhya sangat kurus. Selanjutnya monyet ini kemudian disita dan diserahkan ke BKSDA untuk kembali dilepaskan ke habitatnya. "Sanksinya untuk Monyet kita sita dan diserahkan ke BKSDA, sedangkan untuk orangnya kita berikan teguran," tuturnya.
Baca Juga: Siswa Positif COVID-19 di Tulungagung Bertambah, 3 Sekolah Gelar PJJ
3. Monyet disewa dari Cirebon seharga Rp 25 ribu per hari
Sementara itu, salah seorang personel pertunjukkan topeng monyet, Agus Roni (42) menuturkan kelompok ini berasal dari Desa Sende, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon. Monyet ini mereka sewa dari seseorang dengan harga Rp 25 ribu per hari. Dalam sehari mereka mendapatkan hingga Rp 250 ribu dari hasil mengamen ini. "Ini saya juga baru ikut gabung sebelumnya bekerja sebagai sopir Taxi, kalau tahu di Tulungagung tidak boleh saya tidak mau ikut ngamen," pungkasnya.