TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Joki Skripsi Insaf, Sadar Setelah Uang Habis untuk Berobat

Karma itu ada ya guys...

ilustrasi pelajar sedang belajar. https://pixabay.com/photos/studying-exams-preparation-951818/

Permasalahan joki di bidang akademik sedang marak diperbincangkan oleh berbagai kalangan. Di media sosial X, pemilik akun @abigailimuriaa menyuarakan keresahannya terhadap fenomena joki dalam dunia akademik yang telah dianggap lumrah oleh sebagian mahasiswa. Pada video tersebut, Abigail dengan tegas mengkritisi bentuk kecurangan yang dilakukan oleh beberapa di civitas akademik. Bahkan, Abigail menyorot pelaku yang masih mempertanyakan bahwa joki merupakan tindakan yang salah atau bukan.

Apa yang dikatakan Abigail ternyata sesuai dengan temuan IDN Times di lapangan. Praktik ini diakui oleh para joki makin subur. Tanpa memberikan penawaran, para mahasiswa yang kesulitan menggarap tugas atau skripsi akan datang kepada para joki untuk meminta pertolongan. 

Namun, tak semua joki menikmati pekerjaannya. Solih, bukan nama sebenarnya, seorang joki justru memilih insaf. Ia mengaku tak tenang ketika membantu para mahasiswa berbuat curang.

1. Bermula dari iseng, Solih ketagihan jadi joki tugas

Solih mengaku bahwa mulanya ia hanya iseng membantu temannya yang sedang kesulitan mengerjakan tugas. Hingga lambat laun, temannya terus meminta bantuan kepada Solih yang kemudian pada akhirnya menetapkan tarif dengan skala yang lebih luas lagi.

Solih lalu mengajak teman-temannya yang berasal dari beda Program Studi (Prodi) untuk menggarap proyek ini. “Untuk awal-awal individu. Tapi setelah mencoba memperluas jangkauan keilmuan atau prodi. Akhirnya aku narik temen-temen dari prodi lain, misal ada tugas jokian dari anak akuntansi aku cari teman yang dari akuntansi buat bantu ngerjain. Misal perlu joki buat aplikasi aku cari teman yang pandai dari anak IT,” ujar Solih, Selasa (30/7/2024). Sementara untuk pembagian biaya yang diterima, dia mendapatkan sebesar 30 persen dan temannya yang mengerjakan mendapat 70 persen dari seluruh total biaya per tugas.

Baca Juga: Begini Cara Kerja Joki Skripsi di Kota Malang

2. Dari sekadar tugas, Solih mulai merambah menggarap skripsi orang

Dari mulanya hanya menerima jasa pengerjaan tugas kuliah, Solih perlahan berani menawarkan jasa penggarapan skripsi. Hal itu ia lakukan saat masih duduk tahun kedua kuliah. Selain curang, apa yang dilakukan Solih juga cukup janggal. Maklum, ia sendiri belum pernah menggarap skripsi. Kala itu, ia mengambil topik dari skripsi yang sudah ada. Yang ia lakukan hanya membuat perbedaan satu variabel. Cara lain adalah mengubah lokasi penelitian. Untuk mengeksekusi tugas tersebut, ia menggunakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent untuk parafrase.

Makin lama, jumlah mahasiswa yang mempercayakan skripsi kepadanya kian bertambah. Ia bahkan pernah mengerjakan 3 joki skripsi sekaligus. Duit yang terkumpul kala itu sekitar Rp14 juta. Solih sendiri memasang tarif satu skripsi mulai Rp4 hingga Rp5 juta.

Mengantongi penghasilan Rp14 juta tentu bukan hal yang biasa baginya. Ia pun kemudian mulai merencanakan untuk membeli berbagai barang yang lama ia inginkan. Namun, apa mau dikata, belum sempat barang terbeli, Solih jatuh sakit. Uangnya pun habis terpakai untuk berobat.

“Setelah sembuh tak pikir-pikir lagi kenapa ya kok tiba-tiba sakit. Padahal aku ngerasa aku sangat care sama kesehatanku. Setelah beberapa minggu aku cerita sama teman-teman, orangtua, guru, sama dosen. Salah satu yang mungkin terjadi adalah ada sesuatu yang mungkin kurang barokah yang aku lakuin selama ini,” ujarnya. ''Itu satu momen yang akhirnya membuat aku sadar ternyata kegiatan joki skripsi barokahnya kurang.''

Verified Writer

Myesha Fatina Rachman

when life is like a lemon, just make a lemonade

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya