TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Melihat Konservasi Penyu di Pantai Bajulmati Malang

Penyu di Malang Selatan selalu terancam

Tukik yang dirilis oleh BSTC Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Malang, IDN Times - Siapa yang rela berjuang menegakkan hak hidup penyu sampai rela dimusuhi tetangga sampai sahabat? Dia adalah Sutari, warga Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Ia juga sosok pendiri Bajulmati Sea Turtle Consevation (BTSC) yang kini telah menjadi Ibu Kota Penyu di Pantai Bajulmati.

Sutari sudah berjuang melakukan konservasi penyu sejak tahun 2009, dengan alat seadanya ia dianggap aneh oleh masyarakat sekitar. Alasannya sendiri karena belum adanya kesadaran konservasi penyu pada masyarakat sekitar Pantai Bajulmati. Saat itu masyarakat masih mengkonsumsi sampai menjual daging dan telur penyu.

Baca Juga: Peringati Hari Konservasi Alam Nasional, BKSDA Kalbar Lepas Liar Satwa

1. Sutari butuh waktu 9 tahun agar masyarakat mulai sadar pentingnya konservasi penyu

Founder BSTC Malang, Sutari. (Dok. BSTC Malang)

Sutari mengakui bahwa dulu dirinya juga gemar mengkonsumsi daging dan telur penyu. Hal ini terjadi karena sejak kecil dirinya tidak mendapat pendidikan terkait pentingnya penyu di ekosistem laut. Namun ia akhirnya sadar bahwa tindakannya ini salah sejak 2009. Sejak saat itulah ia mulai berpikir untuk bergerak dalam konservasi penyu.

Ia bercerita butuh sekitar 9 tahun agar gerakan Sutari mulai diakui oleh masyarakat. Tetangga hingga sahabatnya banyak yang mencibir gerakannya. Tapi semua jerih payahnya mulai terbayarkan pada 2018.

"Baru pada 2018 kami mulai memiliki pengikut atau anggota 12 orang dari masyarakat. Dan di tahun tersebut juga mulai tertata jadwal patroli untuk menjaga sarang-sarang penyu," terangnya saat dikonfirmasi pada Minggu (24/9/2023).

Padahal, Sutari mengaku tidak mendapatkan bayaran sepeserpun selama berjuang dalam konservasi penyu. Ia memiliki mencari nafkah sebagai nelayan dan membuka warung. Ia mengatakan semua itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarga.

"Yang kita dapatkan ini tentu kesehatan, kami mengabdi ke alam dan alam mencukupi kami. Kegiatan kami ya cuma mencari ikan dengan jala dan kebetulan dapat banyak. Sehingga itu proses rejeki yang ada," sambungnya.

2. Strategi BSTC dalam melindungi wilayah konservasi penyu di Pantai Bajulmati

Tukik yang dirilis oleh BSTC Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Sutari menceritakan bagaimana membatasi wilayah Ibu Kota Penyu dan wilayah Pantai Bajulmati agar tidak sembarangan dimasuki orang. Pasalnya wilayah Ibu Kota Penyu sangat riskan terganggu, karena Pantai Bajulmati juga merupakan pantai komersil yang bebas dimasui wisatawan. Jadi akan ada banyak kemungkinan wisatawan secara sengaja atau tidak sengaja menganggu sarang penyu.

"Kita hanya memberikan batasan kalau yang kita duduki ini adalah zona inti, kita batasi dengan pagar. Wisatawan silahkan ke zona penyangga untuk kemah atau mendirikan tenda," jelasnya.

Sebenarnya ia tidak melarang kalau ada orang yang ingin masuk ke Ibu Kota Penyu, tapi harus mereka duduk dulu sambil mendapatkan edukasi dari tim BSTC. Karena ditakutkan ada orang yang todak sengaja menginjak sarang penyu yang memiliki banyak telur, ia juga mengatakan bahwa masih banyak yang tidak bisa membedakan antara tukik dengan bulus atau labi-labi.

"Kita tidak menolak adanya wisata masal, karena justru sasaran kami di situ untuk bersosialisasi dengan masyarakat semua. Karena dengan adanya penyu ini bisa menarik wisatawan untuk melihat penyu bertelur, tapi dengan syarat gak boleh pakai flash kamera," tegasnya.

Lebih lanjut, Sutari menceritakan jika BSTC Malang juga memiliki kepedulian terhadap mangrove seperti pembibitan pandan laut. Vegetasi ini ternyata sering dipotong oleh masyarakat yang kurang bertanggung jawab. Padahal pandan laut memiliki peran inkubasi untuk telur penyu, karena tanaman ini bisa mempertahankan suhu pasir.

Ia menuturkan kalau kerusakan vegetasi pantai di Malang Selatan sudah mencapai 70 persen. Menurutnya hal ini disebabkan perubahan iklim dan pengelola wisata yang kurang paham konservasi. Oleh karena itu, BSTC juga mendirikan sekolah alam agar generasi muda bisa paham akan konservasi pantai dan laut. Mereka lebih dulu menyentuh anak-anak pesisir, pasalnya anak-anak lebih mudah ditanamkan kepedulian lingkungan dibandingkan orang-orang dewasa.

Verified Writer

Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya