TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Polisi Surabaya Dirikan Sekolah untuk Anak Yatim

Anak yatim dan kurang mampu tidak dipungut biaya

Anggota Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya, Bripka Aminulla yang dirikan sekolah untuk anak yatim (IDN Times/Khusnul Hasana).

Surabaya, IDN Times - Bripka Aminnulloh baru saja selesai menuntaskan tugasnya sebagai anggota Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya. Ia kemudian bergegas menuju ke sekolah yang ia dirikan untuk anak-anak kurang mampu. Sekolah itu ia dirikan dari uang hasil keringatnya sendiri. 

Setiap lepas tugas di kepolisian, pria yang akrab disapa Amin itu akan menghabiskan waktu di sekolah YP Majmaal Bahrain yang berada di Bulak Rukem Surabaya. Sekolah itu ia dirikan bersama masyarakat sekitar, ada KB/TK, TPQ hingga Lembaga Bimbingan Belajar (LBB). 

Baca Juga: Wanita di Surabaya Dianiaya karena Tolak Aborsi, Polisi Tunggu Visum

1. Berangkat dari keprihatinan banyak warga miskin tak bisa sekolah

Bripka Aminnulloh, polisi Surabaya yang dirikan sekolah untuk anak yatim dari keringat sendiri. (Dok. Pribadi Bripka Aminnulloh).

Sekolah tersebut ia dirikan tahun 2015 silam banyak masyarakat. Berangkat dari keprihatinannya melihat warga sekitar tempat dia tinggal banyak yang kurang mampu. 

"Jadi banyak anak di kampung saya itu tidak bisa sekolah ada anak yatim, ada anak yang tinggal di kos-kosan, dari situ akhirnya saya termotivasi," ujar Amin ditemui di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (27/10/2023). 

Awalnya ia hanya  mendirikan pendikan non formal untuk anak-anak. Baru pada 2017 cukup banyak yang antusias, akhirnya dia memberanikan diri untuk membuka yayasan. 

"Saya berfikir, gak mungkin saya sendirian, akhirnya saya ngajak tetangga dan ponakan saya untuk mengurus yayasan," ungkapnya. 

2. Mendirikan yayasan harus pinjam bank ratusan juta

Bripka Aminnulloh saat berdinas di Satreskrim Polrestabes Surabaya. (Dok. Pribadi Bripka Aminnulloh).

Saat itu, Amin nekat meminjam uang ratusan juta di Bank untuk mendirikan yayasan. Dia mendapat dukungan dari atasannya. 

"Atasan saya sangat mendukung, pengajuan ke bank itu juga kan tanpa ACC dari atasan tidak bisa saya pinjam sebanyak itu," kata Amin. 

Amin bilang, anak yatim dan masyarakat kurang mampu tak ditarik biaya sepeser pun. Bahkan mereka akan diberi seragam dan tas gratis. 

"Yang ngajar masyarakat sekitar. Jadi kita niatkan semua ini hanya untuk ibadah," ungkap dia. 

Selain masyarakat kurang mampu, ia juga membuka pendidikan tersebut untuk semua kalangan masyarakat. Mereka bisa membayar dengan biaya Rp50 ribu perbulan untuk KB/TK, Rp10 ribu untuk TPQ dan Rp25 ribu untuk LBB. 

"Biayanya tidak besar, karena kita bukan untuk bisnis, kita ingin agar anak-anak punya pendidikan yang layak," terang Amin. 

Baca Juga: Menengok Pembuatan Souvernir Piala Dunia Khas Surabaya

Berita Terkini Lainnya