BI Yakin 29 Pesantren di Indonesia Bisa Hidupkan Ekonomi Nasional
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Pagelaran Indonesia Shari'a Ekonomi Festival (ISEF) ke-5 tahun 2018 di Grand City Surabaya terus menggenjot potensi ekonomi syariah yang sudah berjalan di pesantren. Pasalnya, model ini bisa menjadi arus baru ekonomi Indonesia. Karena diyakini memiliki omset yang tinggi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Departemen Ekonomi Keuangan Syariah Bank Indonesia Anwar Bashori, Rabu (12/12).
Baca Juga: Bersejarah, Sultan Jogja Kunjungi Pesantren di Madura
1. Ada 29 ribu pesantren yang bisa hidupkan ekonomi syariah
Anwar mengatakan, berdasarkan data Kementerian Agama (Kemenag), saat ini ada 29 ribu pesantren di Indonesia. Maka dari itu, jika semua menjalankan ekonomi syariah dengan membuat produk halal, akan menjadi sangat potensial. "Tapi menyadarkan mereka masuk ke ekonomi syariah tidaklah mudah. Padahal dari 293 juta jiwa penduduk Indonesia, saya yakin butuh produk halal," ujarnya.
2. Baru 12,5 persen yang mandiri
Anwar mengungkapkan, sekarang saja baru 12,5 persen pesantren yang mengandalkan usaha dalam melakukan pembiayaan operasionalnya. Sisanya masih menggantungkan pada iuran, donasi dan wakaf. Melihat hal itu, BI berusaha memberikan stimulus dengan pembinaan serta penerbitan instrumen pembiayaan syariah.
3. Ada 135 pesantren jadi binaan BI
Tujuannya, lanjut Anwar, agar ekonomi syariah di pesantren dapat terus tumbuh.
Sampai sekarang sudah ada 135 pesantren yang dibina BI. "Kami belum tahu secara pasti omsetnya. Kecil memang, tapi sebenarnya bukan kecil, melainkan belum terhitung. Karena banyak pesantren yang keuangannya belum tertata," tandas Anwar
Penyebabnya adalah masih banyak yang mencampur adukkan antara keuangan unit usaha dengan operasional pesantren. "Nanti kedepan kita akan lakukan database. Karena yang sekarang ini masih pilot project," ungkap Anwar.
4. Produk halal jadi tren dunia
Sementara Kepala Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia, Yunita Sari mengatakan, sebenarnya produk halal tengah menjadi tren gaya hidup masyarakat dunia. Berbagai macam komoditi syariah diminati, baik oleh negara mayoritas muslim maupun tidak.
"Produk halal ini jadi suatu lifstyle. Halal jadi suatu yang dianggap menyehatkan. Bahkan bagi negera yang mayoritas bukan muslim sekalipun," terang Sari.
5. BI garap ekspor produk halal
Sari menambahkan, potensi itulah yang saat ini sedang dikerjakan BI untuk menggarap pasar ekspor produk halal. Dia menyebut, komoditi seperti kopi, bumbu dapur dan fashion dari Indonesia banyak diminati beberapa negara di Asia Tenggara dan Asia Tengah. Diantaranya Thailand, Dubai, Turkmenistan dan Truki.
"Eropa belum, kemarin masih penjajakan ke Inggris untuk kopi halal. Mereka menyukainya, karena dipandang dengan sertifikasi halal kopi jadi lebih bersih," pungkas Sari.
Hanya saja, dari sekian banyak produk halal yang bermain di pasar ekspor, belum ada dari pesantren. Produk pesantren masih untuk memenuhi di dalam dan sekitarnya.
Baca Juga: Ditarik Bank Indonesia, 4 Uang Kertas Ini Tidak Bisa Ditukar Lagi