Sejarah Kelam di Balik Monumen 1000 Km Anyer Panarukan Situbondo

Akhir mega proyek Daendels

Monumen 1000 Km Anyer Panarukan termasuk dalam bangunan bersejarah di Jawa Timur. Monumen hanya berupa tulisan 1000 Km Anyer Panarukan di tiang-tiang yang tersusun tidak sama tingginya dan tanpa ada prasasti apapun terkait kisah di baliknya. Padahal di sini adalah akhir dari mega proyek pembangunan Jalan Raya Anyer-Panarukan 1000 kilometer di era penjajahan Belanda yang memakan banyak korban.

Sejarah Monumen 1000 Km Anyer Panarukan

Sejarah Kelam di Balik Monumen 1000 Km Anyer Panarukan SitubondoJalan Anyer-Panarukan yang melewati sejumlah kota di Pulau Jawa. Commons Wikimedia

Monumen 1000 Km Anyer Panarukan didirikan sebagai penanda sejarah Jalan Raya Pos yang dibuat atas perintah Gubernur Jenderal Belanda Herman Willem Daendels mulai dari ujung barat hingga ujung timur Pulau Jawa, tepatnya Anyer (Banten) - Panarukan (Situbondo) yang berjarak 1.000 Kilometer. Jalan yang berada di sepanjang jalur pantai utara (Pantura) ini disebut juga sebagai Jalan Daendels. Jalanan ini melalui beberapa kota di antaranya Anyer, Tangerang, Jakarta, Bogor, Cianjur, Bandung, Sumedang, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Demak, Kudus, Rembang, Tuban, Gresik, Surabaya, Probolinggo, dan Panarukan.

Pembangunan jalan Anyer-Panarukan memakan waktu kurang lebih hanya satu tahun saja, yaitu pada 1808 sejak Daendels pertama kali tiba di Batavia dan menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36 sampai 1809. Sejak 1809 sampai sekarang jalan tersebut menjadi infrastruktur penting yang menggerakkan ekonomi Pulau Jawa.

Pembangunan Jalan Pos memakan korban jiwa

Sejarah Kelam di Balik Monumen 1000 Km Anyer Panarukan SitubondoHerman Willem Daendels menjadi gubernur jenderal Hindia Belanda ke-36. Commons Wikimedia

Mega proyek Anyer-Panarukan disebut sebagai salah satu genosida dalam sejarah kolonialisme Belanda di Indonesia. Diperkirakan puluhan ribu nyawa pekerja melayang. Banyak yang meninggal tanpa dimakamkan secara layak.

Pembangunan jalan dilakukan dengan sistem kerja paksa. Para pekerja jalan ini bekerja tanpa henti dan tanpa mengenal waktu. Mereka juga mendapat upah yang kurang layak bila dibandingkan kerja kerasnya.

Baca Juga: Blockbuster Museum Surabaya: Info dan Koleksi yang Dimiliki

Lokasi Monumen 1000 Km Anyer Panarukan

Sejarah Kelam di Balik Monumen 1000 Km Anyer Panarukan SitubondoMonumen 1000 Km Panarukan yang dijadikan tempat beristirahat para wisatawan. Instagram/pesonasitubondo_id

Monumen 1000 Km Anyer Panarukan berlokasi di Desa Wringinanom Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo. Pada September 2014, monumen ini baru rampung dibangun. Awalnya monumen adalah tugu berlambang udang sebagai penanda jika Panarukan adalah salah satu penghasil budidaya udang air payau.

Beberapa sumber ada yang menyebut bahwa lokasi monumen bukan patok akhir 1000 Km Anyer-Panarukan. Titik akhir 1000 km berlokasi sekitar 300 meter sisi barat dari monumen atau sebelum jembatan Sungai Sampeyan dari arah Surabaya. Monumen hanya bersifat monumental sementara patok yang memuat keterangan titik akhir Anyer-Panarukan sulit ditemukan karena sudah banyak bangunan berdiri di sekitar situ.

Monumen ini kerap dijadikan sebagai lokasi swafoto para wisatawan yang melintasi jalur Pantura karena letaknya yang berada di tepi jalan raya. Kalau lagi bepergian ke ujung timur Jawa, kamu bisa berisirahat sejenak sambil mengingat sejarah di balik berdirinya monumen ini. Meski sejarahnya tak semulus kondisi jalan saat ini, kita patut berterima kasih kepada para pekerja yang bekerja keras membangun jalan ini sehingga saat ini bisa menikmatinya.

Baca Juga: Museum Olahraga Surabaya: Lokasi, Harga Tiket dan Koleksi 

dhafintya noorca Photo Community Writer dhafintya noorca

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya