4 Fakta Museum W.R. Soepratman Surabaya 

Museum ini juga dikenal sebagai rumah wafatnya

Surabaya jadi kota terakhir yang ditinggali Wage Rudolf Soepratman, pahlawan Indonesia yang dikenang atas jasanya dalam menciptakan lagu Indonesia Raya. Selama di Kota Pahlawan ia tinggal di sebuah rumah di kawasan Tambaksari. Rumah ini yang kemudian diabadaikan sebagai Museum W.R. Soepratman.

Pahlawan kelahiran Purworejo 19 Maret 1903 ini berpindah-pindah tempat semasa hidupnya. Tahun 1933-1937 ia berpindah-pindah tempat dari Jakarta ke Cimahi, lalu ke Pemalang. Hingga pada bulan April 1937 ia dibawa oleh kakak perempuannya Rukiyem Supratiyah ke Surabaya dalam keadaan sakit.

Oleh kakaknya ia dibawa ke sebuah rumah di Jalan Mangga nomor 21 Surabaya. Rumah yang kemudian dijadikan museum ini ditempati oleh W.R.Soepratman hanya sekitar setahun saja, yaitu pada tahun 1937 sampai 1938.

Dengan penuh kesabaran menghadapi sakitnya, W.R. Soepratman melalui masa-masa sepinya di sini hingga mengembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 17 Agustus 1938. W.R. Soepratman meninggal di usia 35 tahun.

1. Museum W.R. Soepratman masih mempertahankan bangunan aslinya

4 Fakta Museum W.R. Soepratman Surabaya Manekin yang sedangd mengenakan pakaian yang digunakan W.R. Supratman menghadiri Kongres Pemuda. Dok/Dhafintya Noorca

Rumah sederhana ini masih mempertahankan bentuk fisik asli bangunannya sampai sekarang. Ukurannya pun tak begitu besar. Hanya ada dua kamar dan satu ruang tamu serta kamar mandi dan teras kecil di bagian belakang. Posisi rumah tusuk sate membuatnya mudah terlihat dan dikenali.

2. Ada kursi, dipan hingga rekam jejak sang maestro

4 Fakta Museum W.R. Soepratman Surabaya Kursi dan dipan peninggalan di Museum W.R. Supratman Surabaya. Dok/Dhafintya

Terdapat sejumlah benda peninggalan di dalam Museum W.R. Soepratman. Benda peninggalan otentik tersebut yaitu dua kursi dan satu dipan yang didatangkan langsung dari rumah kelahirannya di Purworejo, Jawa Tengah. Benda ini berada di kamar depan.

Sementara di kamar belakang ada replika biola W.R. Soepratman. Di ruang tamu ada manekin yang mengenakan pakaian saat W.R. Soepratman mengikuti Kongrea Pemuda. Pada dinding museum terpasang rekam jejak sang pahlawan mulai lahir hingga wafat. Lengkap dengan beberapa piagam dan foto semasa hidupnya.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Kumpulkan Koleksi untuk Museum Olahraga GBT

3. W.R Sepratman mengembuskan nafas terakhirnya di sana karena gangguan jantung

4 Fakta Museum W.R. Soepratman Surabaya Replika biola W.R. Supratman. Dok/Dhafintya

Mengutip laman Museum Sumpah Pemuda, di tanggal 7 Agustus 1938, W.R. Soepratman ditangkap Belanda di studio Radio NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep) di Jalan Embong Malang Surabaya, lantaran lagunya yang berjudul “Matahari Terbit” dinyanyikan pandu-pandu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia) di radio tersebut dan dianggap wujud simpati terhadap Kekaisaran Jepang. Sempat ditahan, W.R. Soepratman kemudian dilepas setelah Belanda tidak dapat menemukan bukti-bukti bahwa dirinya bersimpati kepada Jepang.

Kondisi kesehatannya pun semakin menurun, pada 17 Agustus 1938 (Rabu Wage) W.R. Soepratman meninggal dunia di rumah tersebut karena gangguan jantung yang dideritanya. W.R Soepratman dimakamkan di Pemakaman Umum Kapasan Jalan Tambak Segaran Wetan Surabaya. Sekitar tahun 1960, atas permintaan keluarga dan pemerintah, almarhum dipindah ke depan makam Rangkah. Waktu itu kebetulan ini adalah tanah kosong, sehingga digunakan untuk makam pribadi W.R. Soepratman.

4. Simak waktu berkunjung ke Museum W.R. Soepratman

4 Fakta Museum W.R. Soepratman Surabaya Kata-kata terakhir yang dituliskan W.R. Supratman sebelum meninggal dunia. Dok/Dhafintya

Museum W.R. Soepratman buka tiap hari Selasa sampai Minggu dari jam delapan pagi sampai lima sore. Lokasinya ada di Jl. Mangga No. 21 Tambaksari, Surabaya. Pengunjung tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis. Ada petugas yang akan menjelaskan setiap sudut museum ini. Jangan ragu bertanya ya!

Baca Juga: Ziarah ke Makam WR Soepratman, Puti Minta Millennial Tiru Kreatifitasnya

dhafintya noorca Photo Community Writer dhafintya noorca

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya