Setigi: Pernah Ditambang, Lalu Dibuang, Kini Disayang

Kisah lahan terbengkalai di Gresik yang kini hidupi warga

Gresik, IDN Times – Sabtu pekan keempat September 2022. Siang itu, terik matahari sedang panas-panasnya. Seolah ada di atas ubun-ubun kepala. Membuat ruas Jalan Pantura menampakkan air fatamorgana. Tapi, tak menyurutkan antusias para pelancong untuk tetap menghabiskan akhir pekannya. Menikmati wahana wisata Selo Tirto Giri (Setigi) di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Barisan tebing kapur yang telah ditumbuhi berbagai jenis tanaman menyambut wisatawan yang singgah. Semua mata terpana mengamati lamat-lamat tebing bekas tambang batu kapur puluhan tahun lamanya. Menawarkan sensasi berbeda dengan berbagai akrobat wahana di dalamnya. Ada goa kapur, danau, balon udara, kolam renang, bermacam-macam spot foto, permainan ATV, rumah kucing hingga taman desa. Perpaduan alam dan buatan di lahan seluas 5 hektare nan indah.

Tapi siapa sangka, di balik keindahan Setigi, tanah ini dulunya hanya dimanfaatkan untuk kegiatan tambang batu kapur. Jika kapur di salah satu titik tebing dianggap sudah tidak bisa diambil, maka ditinggalkan begitu saja oleh para penambang. Bekas-bekas tambang itu pun terbengkalai, yang kemudian hanya dipakai tempat pembuangan sampah warga desa. Alhasil, sampah yang dibuang terus menumpuk hingga menggunung.

Melihat kondisi itu, Kepala Desa Sekapuk, Abdul Halim, memutar otaknya. Lahan tak bertuah itu mulai diolah. Menggerakkan warganya untuk gotong-royong membersihkan sampah. Kegiatan dilakukan secara rutin, bergilir dan bersama-sama antarwarga. "Gerakan kerja bakti dilakukan pada 2018, digilir tiap RW untuk tiap minggunya," ujar Manajer Wisata Setigi, Umar Efendi kepada IDN Times, Sabtu (24/9/2022).

Saat itu, Halim paham betul, untuk menyulap lahan seluas 5 hektare menjadi destinasi wisata tak semudah membalikkan telapak tangan. Di benaknya, terpenting lahan bekas tambang ini bersih dulu. Nah, di tengah proses pembersihan tercetuslah pembentukkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sekapuk. Antusias warga dan pemuda desa pun kian bertambah untuk segera mewujudkan destinasi wisata.

"Ketika Pokdarwis terbentuk, kerja bakti tetap berjalan. Semuanya bersemangat membersihkan lahan yang kondisinya tak sedap dipandang mata. Waktu itu semua berpikir, kalau tidak bisa jadi wisata, minimal jadi taman desa, minimal jadi tempat main anak-anak dan warga sekitar," kata Efen—sapaan karib Umar Efendi—. Nah, ketika telah bersih, Bukit Kapur Sekapuk—dulu sebelum jadi Setigi—sudah mulai dieksplore para wisatawan pada tahun 2018.

Seiring berjalannya waktu, ada ide dari Kades. Yakni, mengajak warganya untuk menabung. Rencana awal, dalam tabungannya nanti, tiap keluarga diharapkan bisa mengumpulkan uang sebanyak Rp2,4 juta setiap tahunnya. Sebab, tabungan inilah yang akan dipakai oleh pemerintah desa untuk membangun wahana wisata di lahan bekas tambang batu kapur di Desa Sekapuk. Namun, rencana yang disusun tak selalu mulus.

"Ada yang keberatan, ada juga yang tidak mau. Akhirnya dibebaskan sama pemerintah desa, siapa saja boleh menabung asalkan ber-KTP Desa Sekapuk. Alhamdulillah, ada yang punya Rp5 juta, ada juga yang punya Rp4 juta," ungkap Efen yang juga pengurus Badan Permusyawatan Desa (BPD) Sekapuk ini.

Perlahan tapi pasti, tabungan yang disetor warga kepada masing-masing Ketua RT-nya pun terkumpul. Pada tahap awal, tabungan langsung digunakan untuk membangun danau. Kini danau itu dinamai Danau Zamrud dilengkapi dengan Jembatan Peradaban yang bisa mengantarkan pengunjung ke deretan rumah adat Papua, Hanoi. "Pembangunan pertama dilakukan untuk danau, yang menelan biaya Rp1 miliar lebih pada saat itu," Efen mengungkapkan.

Setelah danau dengan air berwarna hijau itu terealisasi, pembangunan-pembangunan lainnya segera menyusul. Pemerintah desa pun pengin agar destinasi wisata yang berjarak 27 kilometer dari Pintu Tol Manyar Gresik itu segera dikelola secara profesional saja. Ide ini rupanya diamini oleh para warga. Berhubung dikelola profesional, maka akan dikomersilkan.

"Sebelum (wahana di Setigi) dilaunching pada 2020, ditawarkan kepada penabung, ini (tabungannya) dikembalikan atau diganti selembar surat saham yang seharga Rp2,4 juta pada waktu itu," kata Efen. Ternyata, masyarakat setempat memilih agar diganti surat saham saja. "Kemudian yang pengelolaanya semula hanya Pemdes, diserahkan ke BUMDes untuk dibentuk manajemen secara profesional," imbuh dia. Saat itu pula, warga sebagai penanam saham di wisata ini.

Secara bersamaan, seluruh elemen yang ada di Desa Sekapuk menyepakati sebutan Bukit Kapur Sekapuk dikenal dengan Setigi hingga kini. Nama ini terdiri dari Selo, Tirto dan Giri. Yang berarti, batu, air dan bukit. Nah, wisata ini tak lagi hanya menyuguhkan bukit kapur saja, melainkan keindahan alam berupa bukit berisi batu-batu, air dan rimbunan pepohonan. Serta wahana permainan untuk anak-anak hingga orang dewasa.

Pengelolaan profesional melibatkan warga

Setigi: Pernah Ditambang, Lalu Dibuang, Kini DisayangPatung Semar yang berada di Wisata Setigi. IDN Times/Ardiansyah Fajar.

Pembentukan manajemen profesional untuk mengelola wisata Setigi lantas tidak meninggalkan warga Desa Sekapuk begitu saja. Justru, masyarakat setempat dilibatkan aktif. Seluruh jajaran manajemen dan karyawan yang direkrut untuk bekerja alias mengelola ialah warga desa. Yang berbeda, dalam proses penjaringan karyawan, kemampuan tidak menjadi syarat utama. Pengelola punya formula sendiri untuk bisa mengentaskan kemiskinan dan menekan angka pengangguran di Desa Sekapuk.

"Karyawan Setigi warga Desa Sekapuk, kami ambil yang punya kesungguhan dan niat. Sungguh-sungguh mengabdi ke desa dan niat untuk bekerja. Tujuannya untuk mengurangi angka pengangguran di desa," kata Efen. Nah, warga yang diprioritaskan bekerja di Setigi ialah anak yatim, tulang punggung keluarga dan di bawah garis kemiskinan. “Terkait masalah kemampuan di lapangan, kita setiap hari lakukan evaluasi dan pelatihan. Kami yakin, ilmu teori dibanding dengan ilmu praktik di lapangan lebih manfaat di lapangan,” imbuh Efen.

Saat ini, karyawan di Wisata Setigi mencapai 55 orang. Semuanya dari warga Desa Sekapuk. Ada yang bagian mengurus keuangan, tiket, mengatur parkir, menjaga wahana, perawatan taman, pemeliharaan sarana dan prasarana, pengelola data dan informasi, pemandu wisata, keamanan, pramusaji hingga pengawas kuliner. Soal kuliner, Wisata Setigi tetap memberdayakan warga desanya. Terbukti, dari 24 gerai yang tersedia di Pasar Kuliner Setigi, semuanya diisi warga desa.

"Gerai kuliner yang ada ini (24 lapak) milik RT-RT yang ada di Desa Sekapuk. Tidak ada pelaku usaha di sini yang sifatnya pribadi, semuanya pelakunya RT. Jadi pelaku usaha yang ada, atas rekomendasi masing-masing RT-nya," Efen menjelaskan. Tak hanya kuliner, tujuh gerai souvenir juga dikelola oleh warga desa melalui rekomendasi RT setempat yang telah mendapat jatah.

Berdayakan produk UMKM Desa Sekapuk

Setigi: Pernah Ditambang, Lalu Dibuang, Kini DisayangWisatawan domestik saat membeli souvenir di salah satu lapak UMKM milik warga Desa Sekapuk di Wisata Setigi. IDN Times/Ardiansyah Fajar

Terobosan Wisata Setigi untuk memberdayakan warga Desa Sekapuk tak berhenti sampai pelibatan dalam pengelolaan maupun penyediaan lapak usaha saja. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di Desa Sekapuk pun turut digandeng agar tetap eksis sekaligus mengenalkan produknya ke para wisatawan yang berkunjung ke wisata yang berlokasi di utara Kota Industri ini. Menariknya, pengelola wisata punya cara khusus supaya produk UMKM habis terjual.

Bila tiket masuk wisata pada Senin – Sabtu dibandrol Rp15 ribu, maka khusus hari Minggu dan libur tanggal merah, tiket dijual dengan harga Rp30 ribu. Pada hari tersebut, pengunjung akan mendapatkan produk UMKM khas Desa Sekupuk. Ada berupa olahan keripik hingga makanan ringan lainnya. "Di-include-kan di ticketing. Jadi Rp30 ribu dapat jajan itu tadi,” kata Efen.

"Strategi ini membuat ibu-ibu di Desa Sekapuk lebih produktif di rumah. Jika dulu hanya menunggu penghasilan dari suaminya, maka sekarang mereka melakukan aktivitas membuat jajan. Jajanan ini dimotori oleh ibu-ibu yang tergabung di dapur PKK," sambung dia. Hingga sekarang ini, sudah ada sejumlah UMKM dari 31 RT yang menjual produknya di Setigi secara bergantian. "Mereka juga beri stiker di kemasannya, biar lebih menarik tampilan produknya,” ucap Efen.

Salah satu pelaku UMKM dari RT 05 RW 03 Desa Sekapuk, Suwarki sangat senang digandeng oleh Wisata Setigi untuk menjajakan produk buatannya berupa Rengginang dan Gapit Manis. Inisiatif pengelola wisata ini berdampak pada naiknya omset penjualan milik Suwarki. "Karena kan produknya dibeli orang luar Sekapuk, bahkan luar Gresik, jadi lebih banyak yang kenal produk milik saya. Alhamdulillah, bisa bantu ekonomi keluarga di rumah," kata dia. Pelaku UMKM di sini pun tak mau bekerja sendirian. Jika pesanan banyak, tetangga pun diajak untuk produksi.

UMKM-UMKM yang ada di Desa Sekapuk pun terus berinovasi untuk bisa menyajikan produk terbaiknya. Mereka tidak mau melewatkan kesempatan ketika banyak pengunjung yang mulai berdatangan ke Wisata Setigi. Mengingat, destinasi wisata yang baru seumur jagung ini sempat terdampak badai pandemik COVID-19 serta berbagai aturan pembatasan dari pemerintah.

Baca Juga: 7 Wisata Pantai Terindah di Gresik-Jatim untuk Liburan Akhir Pekan

Tetap laba di tengah wabah, tatap optimistis pascapandemik

Setigi: Pernah Ditambang, Lalu Dibuang, Kini DisayangWisatawan ketika menikmati makanan di Pasar Kuliner Wisata Setigi. IDN Times/Ardiansyah Fajar.

Sebenarnya, ketika virus SARS CoV-2 merebak pada 2020, Wisata Setigi tidak terlalu merasakan dampaknya. Justru, wisata ini dibuka secara resmi pada tahun 2020. Sejumlah wahana baru pun mulai dinikmati secara komersil oleh masyarakat umum. Dalam sehari, wisatawan yang datang ke Setigi mencapai 900 hingga 1.000 orang. Tak heran, sepanjang tahun 2020 lalu, pendapatan Wisata Setigi mencapai Rp5 miliar lebih dengan laba bersih Rp3,2 miliar. Malahan, Setigi mulai terdampak pandemik pada tahun 2021.

"Pasca (aturan) Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbeda, PSBB kami sempat tutup 2 bulan lebih, tapi ketika buka tetap ramai. Kondisinya saat itu (COVID-19) belum berdampak ke wilayah Gresik utara. Sewaktu PSBB itu nyerangnya di Gresik kota," Efen membeberkan.

Tapi ketika PPKM, sambung dia, sangat terasa. Disamping adanya peraturan yang diperketat, kondisi wabah COVID-19 sedang berada di puncaknya. Diakui oleh Efen banyak warga kabar duka ketika memasuki tahun 2021. "Sehari meninggal tiga orang secara terus menerus. Pemulihannya lebih sulit di masa PPKM. Saat ini kami sedang mengembalikan geliatnya, Alhamdulillah mulai banyak wisatawan dari luar kota bahkan luar provinsi yang datang," kata dia

Wisatawan nyaman dengan sajian di Setigi

Setigi: Pernah Ditambang, Lalu Dibuang, Kini DisayangDua wisatawan menikmati keindahan panorama yang ditawarkan Wisata Setigi. IDN Times/Ardiansyah Fajar.

Salah satu wisatawan asal Padang, Sumatera Barat, Irta sangat takjub dengan panorama alam yang ada di Wisata Setigi. Menurut dia, pengelolaan bekas area tambang menjadi destinasi wisata merupakan ide yang sangat brilian. Sehingga terdapat banyak sekali spot foto yang sangat instagramable. Dia mengaku tidak rugi datang jauh-jauh dari luar pulau untuk sekadar mampir dan menikmati Wisata Setigi.

"Bahkan saya berani merekomendasikan kepada yang lain untuk datang ke Setigi, karena tak hanya bukit kapur, ada banyak wahana di dalamnya," kata dia. Adapun wahana yang ada di dalam Setigi antara lain, Goa Pancawarna yang di dalamnya ada Museum Jorongan Batu Karst menyuguhkan replika penambang masa lalu. Nah di sini juga tersedia cafe serta toilet portable. Tak jauh dari sini, ada Panggung Batu yang menjadi salah satu spot foto favorit. Kadang dimanfaatkan untuk pertunjukkan maupun pentas seni.

Ada juga Patung Semar, Patung Ki Begawan Setigi yang merupakan Kades Sekapuk, Abdul Halim. Ditambah dengan Candi Topeng Nusantara, Topeng Suku Asmat hingga Balon Udara yang juga menjadi spot foto favorit. Di dekat spot foto, terdapat Pasar Kuliner yang terhubung dengan Terowongan Bahagia. Terowongan ini menghubungkan ke wahana lainnya di Setigi. Karena masih ada Tangga Drajat, Taman Desa, Kolam Banyu Gentong, Pemandian Hijaber, Nogo Giri Pancoran, Patung Gopala dan Dwarapala, Goa Emas dan Rumah Kucing.

Tak sampai di situ, juga terdapat Danau Zamrud yang dilengkapi Jembatan Peradaban, air terjun buatan, rumah apung dan Hanoi. Di danau ini pula, pengunjung bisa menyewa bebek air atau sekadar memberi makan ikan yang benihnya dulu disebar langsung oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.

"Berbagai wahana inilah yang membuat wisatawan jauh-jauh mau datang Wisata Setigi di Desa Sekapuk," kata pemandu wisata, Mutim.

Wisatawan yang datang ke Setigi bukan hanya domestik, sejumlah wisatawan mancanegara pernah berlibur ke sini.

"Kalau yang dari luar Jawa Timur, kemari nada dari Riau, Pontianak, Lampung, Lombok, Nusa Tenggara Timur, Bali, Rembang, Bandung, Jakarta, Depok sama Buton. Sedangkan yang dari luar negeri itu pernah turis asal Jerman, Australia, Singapura, Malaysia, Kanada, Pakistan, Swedia, Inggris dan Korea Selatan," sebut petugas bagian informasi, Iis.

Gubernur Khofifah titipkan harapan besar pada Setigi

Setigi: Pernah Ditambang, Lalu Dibuang, Kini DisayangGubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat berkunjung ke Wisata Setigi. Dok. Manajemen Setigi

Kekaguman terhadap Wisata Setigi rupanya juga diungkapkan oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa. Dia sangat mengapresiasi langkah Pemerintah Desa Sekapuk yang menyulap bekas tambang menjadi tempat wisata yang sangat indah. Mantan Menteri Sosial (Mensos) ini pun mendorong agar Setigi mendapatkan program pemulihan ekonomi nasional.

"Wisata Setigi ini sangat inspiratif luar biasa. Dimana-mana, lokasi bekas tambah itu seringnya dipakai untuk tempat buang sampah karena memang tak mudah recovery-nya. Tapi di sini disulap jadi tempat wisata yang indah," ujarnya. "Pemerintah ada program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dengan bunga tiga persen, saya ingin Pak Kades memanfaatkan program ini dengan mengajukan wisata ini untuk bisa dikembangkan," dia menambahkan.

Harapan Khofifah, jika Wisata Setigi mendapatkan tambahan pendanaan, maka ke depannya juga terus menambah wahana yang ada di dalamnya. Mengingat beberapa lahan yang ada saat ini masih cukup untuk bisa ditambahkan wahana lagi. Karena inovasi dan pembaruan akan berdampak pada antusias pengunjung atau wisatawan yang datang meningkat.

"Saya ingin wisata ini dikembangkan lagi, apalagi masih ada lahan kosong yang luas. Pak Kepala Desa silakan berinovasi menciptakan spot wisata yang instagramable," harap gubernur perempuan pertama di Jatim ini. Tentunya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim menitipkan harapan besar kepada pariwisata. Terlebih saat ini kondisi wabah COVID-19 sangat landai. Diharapkan, sektor pariwisata segera bangkit untuk ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jatim.

Jatim surganya wisata, data tunjukkan tren positif wisatawan

Setigi: Pernah Ditambang, Lalu Dibuang, Kini DisayangPemandu wisata di Setigi yang sedang mengecek dari dekat balon udara. IDN Times/Ardiansyah Fajar

Sektor Pariwisata sendiri menjadi salah satu penopang ekonomi Jatim. Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, provinsi paling ujung timur Pulau Jawa ini memiliki 916 Daya Tarik Wisata (DTW) terdiri dari 387 alam, 280 buatan dan 302 budaya; 573 desa wisata (28 maju, 55 berkembang, dan 493 rintisan). Selain itu, Jatim ditunjang oleh 1.576 unit hotel, 7.889 rumah makan/restoran, 1.743 homestay, dan 1.792 usaha travel agent. 

Pemprov Jatim menatap optimis kalau ratusan daya tarik wisata akan dikunjungi oleh banyak wisatawan, utamanya dari mancanegara. Optimisme itu merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan tren peningkatan sejak Juli 2022. Tercatat kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) pada Juli 2022 meningkat 11.605,77 persen diandingkan dengan Juni 2022. k\Kenaikan tersebut menunjukkan jumlah pengunjung wisman melalui pintu masuk Bandara Juanda Surabaya sebanyak 6.087 orang. Meningkat dibanding bulan Juni 2022 yang tercatat sebanyak 4.722 orang.

Jumlah kunjungan wisman terbesar dari Malaysia sebanyak 2.380 kunjungan, disusul Singapura sebanyak 724 kunjungan serta 233 kunjungan wisman Amerika Serikat. Peningkatan jumlah wisman itu juga berdampak terhadap perkembangan jasa usaha jasa akomodasi atau Tingkat Penghunian Kamar (TPK). TPK hotel berbintang bulan Juli 2022 juga mencapai 56,62 persen atau naik sebesar 2,37 poin. Sedangkan bintang empat 63,87 persen. Sementara klasifikasi non bintang mencapai rata-rata 25,78 persen atau sebesar 0,54 poin dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya mencapai 25,24 persen.

Secara umum, pola kedatangan wisman ke Provinsi Jatim pada bulan Juli dalam tiga tahun terakhir menunjukkan tren kenaikan seiring dengan berangsur pulihnya kondisi pandemik COVID-19. Sebagai informasi, jumlah kunjungan wisman pada bulan Juli tahun 2021 mencapai 52 kunjungan dan jumlah kunjungan wisman pada Juli 2020 hanya mencapai 76 kunjungan.

Untuk menarik minat wisatawan, terutama wisman ke Jatim, Khofifah pun meminta bupati maupun wali kota untuk terus memperkuat infrastruktur di kawasan pariwisata di wilayahnya masing-masing. Menurut Khofifah, penguatan pembangunan infrastruktur akan semakin banyak mendatangkan wisatawan. "Harapannya agar wisatawan baik mancanegara maupun nusantara senang berkunjung ke Jawa Timur karena akses dan fasilitas yang mudah," tandasnya.

Khofifah mencotohkan, penguatan infrastruktur antara lain adalah mempersiapkan tempat ibadah, shelter, dan toilet umum di kawasan wisata berbasis alam.Seperti yang ada di Wisata Setigi. Hampir setiap spot tersedia toilet, bahkan untuk masjid saja ada empat. Musala Madinah, Persia, Java dan VIP. Penguatan infrastruktur ini akan dapat menarik pengunjung ke daerah tersebut tanpa meninggalkan kewajiban ibadahnya. Akses jalan yang aman serta lingkungan yang aman pula.

UMKM topang kekuatan ekonomi Jatim

Setigi: Pernah Ditambang, Lalu Dibuang, Kini DisayangProduk UMKM Desa Sekapuk yang dijual di Wisata Setigi. IDN Times/Ardiansyah Fajar.

Selain sektor pariwisata, UMKM tidak bisa dipandang sebelah mata untuk menumbuhkan perekonomian di Jatim. Catatan Dinas Koperasi dan UKM Jatim, kontribusi UMKM mencapai 57,81 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim pada tahun 2021. Persentase tersebut meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2020 lalu. Yaitu sebesar 0,56 persen. Karena tahun 2020 tercatat kontribusinya hanya 57,25 persen.

Nah, ekonomi Jatim selalu didominasi oleh tiga sektor UMKM unggulan yaitu sektor pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan. Mayoritas UMKM yang bergerak di industri pengolahan merupakan pelaku usaha sektor makanan dan minuman. Sejak pandemik COVID-19 sub sektor ini terus mengalami peningkatan. "Makanan minuman perkembangannya sangat luar biasa," kata Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Jatim Andromeda Qomariah 

Maka strategi pengelola Wisata Setigi sudah sangat tepat bila menggandeng warganya untuk membuat UMKM-UMKM yang bergerak memproduksi produk-produk makanan dan minuman. Lebih lanjut, Andromeda optimistis bahwa tahun 2022 perekonomian Jatim makin berkilau berkat dukungan dari pemerintah maupun stakeholder sesuai dengan tagline Optimis Jatim Bangkit yang diinisiasi oleh Gubernur Khofifah. 

Kinerja ekonomi Jatim pada triwulan II 2022 mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya, sejalan dengan tren perkembangan perekonomian nasional dan wilayah Jawa. Pada triwulan laporan, kinerja ekonomi Jatim tumbuh 5,74 persen persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 5,24 persen (yoy).

Ekonomi Jatim pada tahun 2022 diprakirakan berada di kisaran 5,0 persen - 5,8 persen (yoy), meningkat dibandingkan tahun 2021 yang tumbuh sebesar 3,6 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 ini terus membaik didorong oleh mobilitas yang terus meningkat sejalan akselerasi vaksinasi COVID-19, pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat sejalan dengan penurunan kasus COVID-19. Turut didorong oleh masih berlanjutnya stimulus kebijakan seperti insentif pembiayaan pada UMKM dan korporasi.

Jaga eksistensi UMKM dan geliatkan pariwisata

Setigi: Pernah Ditambang, Lalu Dibuang, Kini DisayangSalah satu spot foto favorit di Wisata Setigi. IDN Times/Ardiansyah Fajar.

Terbaru, Pemprov Jatim menggelontorkan Rp257 miliar untuk program perlindungan sosial. Program ini sebagai langkah pemprov menyikapi dampak inflasi dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar serta nonsubsidi jenis Pertamax. Gubernur Khofifah mengatakan, dana Rp257 miliar itu akan digelontorkan dengan skema multiprogram.

Nah, salah satu yang mendapatkan gelontoran ialah UMKM. Diproyeksikan sebanyak 30.000 pelaku usaha mikro menerima stimulus ini. Masing-masing mendapatkan bantuan sebesar Rp600.000, dengan total bantuan sebesar Rp18 miliar. "Kami juga terus mengoptimalkan program dan kegiatan melalui Optimis Jatim Bangkit," kata Khofifah.

"Optimis Bangkit dalam Pemulihan Ekonomi Jawa Timur yang fokus pada menggerakkan kembali Agro Industri, Pariwisata dan Investasi untuk menyerap tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan," imbuh perempuan yang juga Ketum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ini. Keoptimisan diikuti berbagai skema ini menjadi napas segar bagi sektor pariwisata dan UMKM ke depannya.

Baca Juga: 11 Kuliner Pagi di Gresik yang Lezat, Ada Nasi Krawu

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya