3 Masjid Legendaris di Jawa Timur, Punya Kisah Menarik!

Apa aja nih sob?

Surabaya, IDN Times - Masjid memang menjadi tempat ibadah bagi umat Islam. Masjid juga kerap dipakai untuk berdakwah dan belajar. Bahkan tak jarang, masjid menjadi wisata religi karena memiliki nilai sejarah. Seperti halnya tiga masjid di Jawa Timur berikut ini.

1. Masjid Jami' Gresik dibangun saudagar perempuan Nyai Ageng Pinatih pada 1412

3 Masjid Legendaris di Jawa Timur, Punya Kisah Menarik!Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat di kawasan Masjid Jami' Gresik. Dok. Humas Pemprov Jatim.

Masjid Jami' Gresik terletak di pusat kota. Masjid satu ini dibangun oleh seorang ulama dan saudagar perempuan yang termasyhur kala itu Nyai Ageng Pinatih pada tahun 1412 Masehi di atas sebidang tanah yang merupakan hadiah dari Raja Brawijaya. Untuk memaksimalkan hadiah itu, tidak hanya perlu bekal ilmu agama tetapi juga ilmu dagang atau ilmu ekonomi.

Diketahui Nyai Ageng Pinatih merupakan murid dari Syaikh Maulana Malik Ibrahim dan Raden Rahmatullah alias Sunan Ampel di Surabaya. Dia mendapatkan ilmu dagang sekaligus ilmu agama dari dua guru yang sekarang dikenal sebagai Wali Songo.

Nyai Ageng Pinatih menyadari bahwa menyebarkan Islam tidak hanya ilmu agama. Perlu juga diimbangi dengan kekuatan ekonomi yaitu dengan berdagang. Dengan kapal yang dimiliki mampu menjual hasil bumi ke wilayah lain, baik di wilayah Majapahit maupun Blambangan serta wilayah lain.

Nyai Ageng Pinatih memang memiliki kapal dagang yang banyak. Pada 1458 M, Kerajaan Majapahit mengangkatnya sebagai  Syahbandar Pelabuhan Gresik yang bertugas memungut bea cukai dan mengawasi kapal-kapal dagang asing.

Nyai Ageng Pinatih adalah syahbandar terkenal di zamannya dan perempuan pertama di Nusantara yang mengurusi bea cukai. Sampai meninggal tahun 1478 Masehi, Nyai Ageng Pinatih dikenal ulama perempuan yang juga menjadi kepala pelabuhan era Kerajaan Majapahit.

Ramadan tahun ini, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyempatkan diri ke masjid ini. Dia memetik pelajaran berharga dengan kisah di balik berdirinya Masjid Jami' Gresik. "Nyai Ageng Pinatih ini perempuan hebat, beliau lebih dikenal sebagai saudagar, syahbandar juga daripada seorang ulama perempuan," ujarnya.

Baca Juga: 14 Kuliner Viral di Pasar Oro-oro Dowo Kota Malang untuk Buka Puasa

2. Masjid Agung Sewulan, didirikan Kiai Ageng Basyariah leluhur Presiden Gus Dur

3 Masjid Legendaris di Jawa Timur, Punya Kisah Menarik!dokumen pribadi

Masjid Agung Sewulan yang terletak di Dusun Sewulan Wetan, Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun didirikan pada 1.740. Masjid ini didirikan oleh Kiai Ageng Basyariah yang merupakan sosok ulama konsisten mengajarkan nilai-nilai spiritual sebagai lokomotor perubahan.

Salah satu keberhasilan Kiai Ageng Basyariah ialah memperjuangkan Sunan Pakubuwono II dalam perebutan tahta Mataram Kartasura melawan Sunan Kuning. Dihimpun dari berbagai sumber, Kiai yang juga dikenal dengan nama Raden Mas Bagus Harun adalah leluhur dari Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dari KH Wachid Hasyim.

Masjid Agung Sewulan ini memiliki corak bangunan khas Jawa yang tetap dipertahankan, atap yang terdiri dari tiga susun, disertai kolam air untuk cuci kaki, dan gapura yang kokoh. Pada masa kecilnya Presiden Keempat Gus Dur pernah tirakat di Sewulan.

Gubernur Khofifah pun sempat Salat Tarawih di sini baru-baru ini. Dia bilang kalau pendiri masjid ini memang leluhur Gus Dur. "Masjid tempat kita salat tarawih ini adalah peninggalan Kiai Ageng Basyariah, semoga kita semua mampu meneladani beliau, ketawadhuannya dan bagaimana menjadi pemimpin yang juga ulama" harapnya.

3. Masjid Rahmat, masjid tertua di Surabaya didirikan Sunan Ampel

3 Masjid Legendaris di Jawa Timur, Punya Kisah Menarik!Suasana Masjid Rahmat atau Masjid Kembang Kuning Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Masjid Rahmat menjadi salah satu masjid tertua di Kota Surabaya. Masjid ini diperkirakan ada sejak tahun 1400-an yang sebelumnya berupa musala. Masjid Rahmat dibangun pertama kali oleh Raden Rahmad alias Sunan Ampel.

Ketika itu Sunan Ampel dari Kerajaan Majapahit hendak menuju wilayah Ngampeldenta atau yang saat ini dikenal sebagai Ampel. Sebelum menuju ke Ampel, Sunan Ampel terlebih dahulu singgah di wilayah Kembang Kuning dan bertemu Wirosuroyo atau Mbah Karimah yang merupakan penjaga perbatasan Kerajaan Majapahit.

"Mbah Wirosuroyo ini bertarung dengan Sunan Ampel dan kalah lalu masuk Islam. Begitu masuk Islam, Sunan Ampel mempersunting anak mbah Wirosuroyo yakni nyai Karimah," ujar Staf Takmir Masjid Rahmat, Mohammad Syafi'i saat ditemui IDN Times, Sabtu (9/4/2022).

Untuk menyebarkan agama Islam, Sunan Ampel kemudian membangun Langgar. Langgar tersebut diberi nama Langgar Tiban yang artinya tiba-tiba. "Kenapa namanya langgar Tiban, karena langgar itu secara tiba-tiba terbentuk karena kesaktian Sunan Ampel," ungkap Safi'i.

Kemudian lambat laun, Langgar Tiban direnovasi menjadi sebuah Masjid. Renovasi Langgar menjadi Masjid ini dilakukan ketika era Presiden Seokarno pada tahun 1967. Masjid tersebut terus berkembang hingga membentuk sebuah yayasan Rahmat seperti sekarang ini.

Baca Juga: 7 Tempat Makan Masakan Timur Tengah di Wisata Ampel

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya