Surabaya, IDN Times - Kapolda Jawa Timur (Jatim), Irjen Pol Luki Hermawan menyebut peredaran narkoba di Jatim meroket tajam di awal tahun 2020. Terbukti, selama 1 Januari - 17 Februari, jajaran polda mengungkap 500 lebih kasus dan menangkap 713 tersangka.
"Sangat prihatin, ini meningkat tajam," ujarnya saat di Mapolrestabes Surabaya, Selasa (18/2). Peningkatan ini juga imbas dari peningkatan masuknya narkoba ke Jatim pada pengujung tahun 2019.
Khusus di Surabaya, menjadi pengungkapan terbanyak. Sejauh ini ada 153 kasus yang diungkap dan sebanyak 200 tersangka ditangkap. Rinciannya 183 tersangka laki-laki dan 17 perempuan.
Berdasarkan data dari Satresnarkoba Polrestabes Surabaya, sabu-sabu menjadi yang paling banyak disita pada Januari-Februari 2020. Total seberat 32,3 kg sabu-sabu, 32,82 gram ganja, 14.283 butir ekstasi, 42 butir xanax dan 3,8 juta pil koplo.
"Ini menunjukkan Jatim menjadi distribusi utama dan beberapa jaringan masuk jatim. Satgas yang dibentuk terus memerangi narkoba. Kita pastikan perang dengan narkoba," tegas Luki.
Jenderal dua bintang ini menambahkan bahwa ada keterlibatan pemain lama di lapas untuk peredaran narkoba di Jatim. Dia menyebut ada napi di lapas Medaeng, Porong dan Pamekasan yang mengendalikan dari balik jeruji besi.
"Ini semua ada kaitannya di Medaeng terus dari Pamekasan, Porong ini ada semuanya, ini jaringannya semua. Ya kita tetap akan panggil dan periksa sesuai aturan," jelas Luki.
Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho menjelaskan memang ada empat jaringan narkoba yang diungkap pihaknya. Antara lain; jaringan Aceh, Malaysia, Pamekasan, Sokobanah Sampang dan Bangkalan.
"Yang jaringan Aceh melawan dan kami tindak tegas (tembak mati)," pungkasnya.