Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Operasi Heli Water Bombing di Gunung Arjuno Terkendala Anging Kencang

Ilustrasi water bombing. Dok.BNPB

Surabaya, IDN Times - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo menyebut operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Arjuno Welirang kembali mengalami kendala. Heli water bombing harus ditarik akibat cuaca buruk.

1. Helikopter terguncang angin kencang

Kebakaran Gunung Arjuno beberapa waktu lalu. Dok.BNPB

Agus mengatakan, kecepatan udara di sekitar Gunung Arjuno sempat membuat helikopter terguncang. Helikopter jenis MI-8 akhirnya terpaksa kembali ke landasan di Lanud TNI AU Abdul Rahman Saleh, Malang, Jawa Timur.

"Turbulensi disebabkan karena angin di ketinggian cukup kencang, sehingga membahayakan operasi pengeboman (air) di beberapa titik yang telah diidentifikasi," ujar Agus melalui keterangan tertulis, Senin (21/10).

2. Kecepatan angin capai 25 knot

Dok.BNPB

Terkait titik sasaran yang dilakukan water bombing yakni di kawasan Maha Pena, Watu Bagong, dan Curah Sriti. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim, angin bertiup dengan kecepatan 25 knot.

"Di mana normal kecepatan angin untuk penerbangan yang aman berada pada 10 knot," imbuh Agus.

3. Operasi dilanjutkan besok Selasa

Asap membubung dari lokasi kebakaran hutan di lereng Gunung Arjuno terlihat dari Desa Landungsari, Malang, Jawa Timur, Jumat (11/10). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Agus juga mendapat laporan, hingga Senin siang angin masih cukup kencang sehingga operasi pengemboman dihentikan. BPBD akan melanjutkan operasi pengeboman pada Selasa esok hari (22/10), pukul 06.00 WIB.

"Semua operasi heli water bombing akan dilanjutkan besok (Selasa). Petugas akan melihat update kondisi cuaca di sana," ucapnya.

4. Kebakaran melanda Gunung Arjuno-Welirang sejak Juli 2019

Dok.IDN Times/Istimewa

Sekadar diketahui, karhutla di kawasan Gunung Arjuno-Welirang ini diinformasikan pertama kali pada Juli 2019 lalu. Saat itu, lokasi titik api diketahui mendekati puncak di ketinggian sekitar 3.200 mdpl dengan tutupan lahan yang didominasi savana. Sedangkan medan menuju lokasi sulit dijangkau, tidak terdapat sumber air, dan kondisi angin cukup kencang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ardiansyah Fajar
EditorArdiansyah Fajar
Follow Us