Nelayan Banyuwangi Terima 2 Kapal Hasil Rampasan KKP

Banyuwangi, IDN Times - Nelayan Banyuwangi menerima dua kapal hasil rampasan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diserahkan melalui Dirjen Perikanan dan Tangkap, Irjen Pol Lotharia Latif di Pelabuhan Perikanan Masami, Kalipuro, Jumat, (27/12/2024).
Dua kapal tersebut dinamai Kalamowangi 01 dan Kalamowangi 02 yang sebelumnya telah dimodifikasi sebelum diserahkan ke nelayan yang diharapkan dapat mendukung peningkatan produktivitas tangkapan nelayan Banyuwangi.
1. Banyuwangi jadi Pilot Project

Penyerahan dua kapal ikan tersebut merupakan tindak lanjut dari komitmen Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono dengan Pemkab Banyuwangi pada 30 Maret 2024 terkait menjadikan Banyuwangi sebagai daerah pertama di Indonesia yang akan pertama kali menerima hibah kapal hasil rampasan.
“Selain karena tanggapnya Pemkab Banyuwangi, KKP juga melihat Banyuwangi sebagai salah satu wilayah yang memiliki potensi perikanan yang lengkap,” ujar Latif.
Mulai dari budidaya lobster, kerang mutiara hingga perikanan tangkap, Banyuwangi memiliki potensi 700 ribu ton setiap tahunnya. Sementara di skala nasional, angka produksi perikanan tangkap berkisar 6,56 juta ton dan untuk budidaya berkisar, 5,3 juta ton selama 2024.
2. Kapal Berkapasitas Besar

Dua kapal yang dihibahkan masing-masing adalah kapal bernomor lambung KG. 9464 TS berukuran 106,67 GT dan kapal ikan KG. 9269 TS bertonase 60,05 GT yang merupakan kapal ikan rampasan berbendera Vietnam.
Kapal-kapal tersebut merupakan tangkapan Kapal Pengawas HIU 11 di bawah naungan Stasiun PSDKP Pontianak pada tanggal 10 September 2022 saat tengah melakukan penangkapan ikan secara bersama-sama.
Kapal tersebut tidak memiliki dokumen kapal, tidak memiliki dokumen-dokumen yang diharuskan pada peraturan yang berlaku serta melakukan aktivitas penangkapan ikan dengan alat penangkap ikan yang tidak ramah lingkungan yaitu Pair Trawl dengan barang bukti muatan ikan campuran di dalam palka.
“KKP memiliki terobosan menangkap kapal dan memanfaatkan kapal hasil tangkapan daripada dimusnahkan karena menurut pertimbangan berbagai aspek hal tersebut tidak efektif dan efisien. Bahkan melakukan ledakan-ledakan di laut justru menimbulkan persoalan lingkungan hidup,” urai Latif.
Kapal bantuan yang diserahkan pun disebut Latif memungkinkan nelayan untuk bisa menangkap ikan dengan jarak yang lebih jauh dan daya tampung tangkapannya lebih banyak.
Sementara apabila nelayan membutuhkan upgrade pengetahuan untuk pengoperasian kapal, jika dibutuhkan pelatihan, KKP siap membantu pelatihan melalui Balai Pelatihan yang ada di Banyuwangi.
3. Optimistis jadi Success Story

Dengan dipilihnya Banyuwangi sebagai daerah pertama di Indonesia yang menerima kapal rampasan diharapkan KKP dapat menjadi success story untuk menjadi contoh bagi daerah-daerah lainnya.
Banyuwangi yang menjadi pilot project diyakini mampu menjadi contoh pemanfaatan dan pengelolaan kapal tersebut sehingga kebijakan “Tangkap-Manfaat” KKP dapat berjalan dengan baik.
“Kami optimistis kapal-kapal yang diserahkan bisa jadi success story. Berharap Kalamowangi 01 dan Kalamowangi 02 dapat dimanfaatkan koperasi-koperasi yang menerima. Karena hal seperti ini tidak boleh hanya seremonial melainkan perlu role model yang baik dan akan kita monitor apa saja outcome yang bisa dihasilkan,” tegas Latif.