Mantan Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko Meninggal Dunia
Malang, IDN Times - Mantan Bupati Jombang Periode 2013-2018, Nyono Suharli Wihandoko meninggal dunia pada Sabtu (25/03/2023) pagi. Kabar ini mengejutkan banyak pihak pasalnya kabar ini datang secara mendadak.
Hal ini dikonfirmasi oleh Arif, mantan Kepala Desa Watugaluh, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Ia mengatakan jika Nyono sudah meninggal sejak pukul 06.00 WIB.
"Benar meninggal sejak pukul 06.00 WIB karena serangan jantung. Memang meninggalnya mendadak karena sebelumnya kami masih berkomunikasi lewat WhatsApp," terangnya saat dikonfirmasi pada Sabtu (25/03/2023).
1. Nyono sudah dirawat selama 4 hari di RS Saiful Anwar Kota Malang
Nyono sendiri ternyata telah dirawat selama 4 hari di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang. Ia dirawat karena penyakit jantung yang sudah lama ia derita.
"Beliau dirawat sudah 4 hari di Saiful Anwar Malang. Meninggal sekitar pukul 06.00 WIB, padahal sebelumnya tidak ada tanda-tanda dalam kondisi kritis," terang salh satu pengurus DPD Golkar Jombang bernama Budiman.
Usai dinyatakan meninggal dunia, Nyono langsung dibawa ke rumah duka Dusun Balonggading, Desa Spanyul, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang. Jenazah tiba sekitar pukul 10.00 WIB.
2. Dimakamkan hari ini sekitar pukul 12.00 WIB di Desa Spanyul
Jenazah Nyono setelah sampai di rumah duka sekitar pukul 10.00 WIB. Nyono dimakan sekitar pukul 12.00 WIB di pemakaman keluarga di Desa Spanyul, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang.
Pemakaman Nyono dihadiri Wakil Bupati Jombang Masud Zuremi, para kepala dinas di Pemkab Jombang, kader-kader Golkar, hingga warga sekitar. Nyono dimakamkan di sebelah makam sang istri, Tjaturina Yuliastuti Wihandoko. Ia meninggal pada 40 Juni 2021 karena terjangkit COVID-19 saat dirawat di RS Unair Surabaya.
3. Rekam jejak Nyono Suharli Wihandoko yang kontroversial sebagai Bupati Jombang
Nyono Suharli Wihandoko terkenal sebagai politisi kawakan di Kabupaten Jombang yang memulai karir politik dari bawah. Ia memulai karir sebagai Kepala Desa Spanyul, tempat dirinya tinggal. Kemudian karirnya terus merangkak naik menjadi anggota DPRD Kabupaten Jombang Fraksi Golkar pada 2003, hingga sempat menduduki jabatan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jombang pada 2008-2013.
Pada 2008 ia sempat gagal mencalonkan diri sebagai Bupati Jombang. Namun akhirnya kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Jombang pada 2013, dan berhasil menang dengan didampingi Mundjidah Wahab sebagai Wakil Bupati Jombang.
Namun, karir politiknya langsung jeblok saat dirinya ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Februari 2018 karena menerima suap Rp25 juta dan 9.500 dollar AS. Ia terlibat suap terkait dana kutipan jasa pelayanan kesehatan dana kapitasi BPJS dari 34 puskesmas di Jombang.
Ia akhirnya dihukum dengan 3 tahun 6 bulan penjara, sekaligus hak politiknya juga dicabut selama 3 tahun setelah keluar dari penjara. Ia lalu bebas pada Agustus 2022 setelah menyelesaikan masa tahanannya.
