Tabur bunga usai pemakaman Lily Chodidjah di Tebuireng Jombang. IDN Times/Zainul Arifin
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, KH Hasib Wahab menambahkan, Lily Khodijah Wahid merupakan sosok yang memiliki semangat dalam berjuang menjalankan profesinya. Lily Wahid juga merupakan seorang intelektual, seorang cendekiawan maupun seorang bu nyai.
"Beliau nampak sekali sosok putri dari KH Wahid Hasyim yang kreatif, produktif, dan beliau orangnya dinamis, tidak mau diam, bergerak dalam pergerakan untuk kepentingan bangsa dan negara dengan aktifitas perempuannya," ujarnya usai menghadiri pemakaman Lily Wahid.
Putra pahlawan nasional KH Wahab Chasbullah itu mengaku sering berkomunikasi dengan almarhumah semasa hidup, baik saat di Jakarta maupun di Jombang.
"Beliau itu kan paling suka silaturrahim. Seperti Gus Dur lah. Gus Dur juga orang yang gampang silaturrahim," tutupnya.
Nyai Hj Lily Khodijah Wahid wafat pada Senin sore (9/5/2022) pada pukul 16.28 di RSCM Jakarta. Cucu Pendiri NU KH Hasyim Asy'ari itu meninggal di usia 74 tahun. Jenazah Lily Wahid dimakamkan di sebelah tenggara (pojok timur dan selatan) dari makam Kiai Hasyim Asyari dan Makam Gus Dur, yang berjarak sekitar lima meter dari makam Hasyim Asyari tepatnya di samping makam Nyai Nadhifah. Hadir dalam pemakaman tersebut di antaranya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua PWNU Jatim Marzuki Mustamar, sejumlah pengurus PBNU, Bupati Jombang Mundjidah Waha bersama Forkopimda serta para kiai dan ulama