Lebih dari Separuh Laporan yang Diterima CC 112 Surabaya Palsu

Kepala BPB Linmas, Eddy Christijanto mengatakan laporan palsu itu semakin marak. Dalam tiga hari terakhir, total ada 1.025 laporan yang masuk ke CC Room 112. Namun, sebanyak 570 laporan tersebut dianggap palsu.

“Makanya kami mohon kepada warga Kota Surabaya, mari bantu kami dengan memberikan informasi yang betul, supaya kami bisa melayani masyarakat dengan baik dan cepat. Karena yang kami layani adalah terkait dengan kedaruratan, baik itu nyawa manusia, nyawa orang lain, ataupun nyawa binatang,” ujar Eddy di Humas Pemkot Surabaya, Rabu (13/2).

Eddy membeberkan, mekanisme laporan yang masuk akan dikategorikan. Saat ini ada 38 kategori di CC Room 112 Surabaya. Data tahun 2018 tercatat, angka tertinggi ialah kecelakan sekitar 12,96 persen. Sementara laporan darurat medis sekitar 8,81 persen, sambungan PDAM sekitar 4,9 persen, PLN 6,8 persen, dan kejadian kebakaran sekitar 3,87 persen.

“Jadi ini evaluasi tahun 2018 sudah kami rekap data-data yang masuk ke kami seperti itu,” kata Eddy.

Meski banyak yang palsu, Eddy meyakinkan kepada warga Surabaya jika CC112 melayani situasi kedaruratan selama 24 jam non stop. Bahkan, ketika masyarakat menggunakan layanan itu, mereka tidak dipungut biaya sepeserpun.

“Kami sampaikan kepada seluruh masyarakat, bahwa tidak ada biaya sepersen pun yang dikeluarkan untuk menghubungi layanan 112,” kata Eddy.

Tak lupa, Eddy mengimbau kepada seluruh masyarakat agar betul-betul memanfaatkan layanan 112 saat dalam kondisi darurat. Sebab, ketika masyarakat menghubungi, hanya ada 17 line telepon yang tersambung. Maka, ketika banyak telepon masuk secara otomatis sebagian akan terpending dan terekam dalam database.

“Dengan pengalaman-pengalaman dari kejadian kemarin, kami mohon kepada warga untuk tidak telpon iseng lagi,” pesannya.

Lebih lanjut, pemkot pun menggandeng Reserse Kriminal (Reskrim) Polrestabes Surabaya untuk mengatasi laporan palsu. Ketika ada oknum yang menggunakan layanan itu untuk iseng atau sekedar main-main, maka pihaknya akan melaporkan data rekaman dan nomor penelepon ke Polrestabes Surabaya agar dilakukan penyelidikan.

“Kita juga koordinasi dengan Satreskim Polrestabes Surabaya. Ketika ada telpon-telpon yang menganggu, sifatnya iseng maka Polrestabes Surabaya akan menyelidikinya,” tegas Eddy.

Kasatreskim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran mengimbau kepada masyarakat apabila tidak ingin menggunakan layanan 112 setidaknya jangan menganggu. Sebab, CC 112 untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat yang siap selama 24 jam.

“Bagi yang menganggu, sesuai dengan ketentuan hukum dan aduan dari Pemkot Surabaya maka akan kami tindak lanjuti. Soal masuk atau tidak dalam kategori pidana, nanti akan kita selidiki,” pungkas Sudamiran.