Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/ Ardiansyah Fajar

Surabaya, IDN Times - Gubernur Jatim Soekarwo, Kapolda Jatim Irjen Pol Luky Hermawan dan Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Arif Rahman menggelar upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (1/10). Dalam upacara kali ini, bendera yang tadinya berkibar setengah tiang dinaikkan ke pucuk tertinggi. 

Usai upacara, Soekarwo mengatakan Pancasila sejatinya harus menjadi working ideology yang dijunjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Dia selalu berupaya bagaimana Pancasila diterapkan masyarakat pada kehidupan sehari-hari. Menurutnya, makna sila kelima yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menggambarkan kalau tujuan dasar negara yakni keadilan.

1. Gubernur minta tidak ada lagi kesenjangan di Hari Kesaktian Pancasila

IDN Times/ Ardiansyah Fajar

Pakde mengatakan, pada momen Hari Kesaktian Pancasila jangan sampai ada kesenjangan. Dia akan semaksimal mungkin mecegah terjadinya disparitas di Jatim. "Pemerintah jangan sampai disparitas ini, sebab itu pemerintah melakukan langkah-langkah pembangunan untuk mengurangi disparitas itu," ujarnya usai Upacara, Senin (1/10).

2. Pancasila sebagai jalan tengah yang dirumuskan pendiri bangsa

Humas Polda Jatim

Pakde juga menyebut kalau Pancasila sebagai jalan tengah. Baginya tak ada lagi pihak kanan maupun kiri. Menurutnya Pancasila ada untuk mengatasi permasalahan bangsa. "Kemudian ini berdasarkan proses sejarah dan kultural. Keyakinan-keyakinan yang menjadi satu, yang dirumuskan oleh pendiri Republik menjadi Pancasila," katanya.

3. Pancasila jadi ideologi yang pas dalam kehidupan sehari-hari

IDN Times/ Ardiansyah Fajar

Tak hanya itu, Pakdhe Karwo menegaskan jika Pancasila merupakan pandangan hidup yang di dalamnya terdapat nilai-nilai kultural hingga nilai agama. Pancasila menjadi ideologi yang sangat pas untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Pancasila itu pandangan hidup, prinsip caranya ini adalah nilai-nilai kultural dan nilai-nilai keyakinan agama dan budaya menjadi satu, yang kemudian menghasilkan pemikiran besar oleh para pendiri bangsa dan melalui proses yang panjang," pungkasnya.

Editorial Team