Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. (IDN Times/Khusnul Hasana).
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Surabaya, IDN Times - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi akan menata pendidikan seksual di sekolah untuk mencegah terjadinya pelecehan. Ini dilakukan setelah ramai kasus pencabulan yang dilakukan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Surabaya kepada muridnya.

Eri Cahyadi mengatakan, pihaknya sedang menata materi pendidikan seksual untuk siswa SD, SMP hingga SMA. Materi yang diberikan untuk setiap jenjang tidak lah sama. 

"Jadi sekolah SD, SMP, SMA apa yang diberikan, mungkin seks edukasinya berbeda antara SD dengan SMA," ujar Eri, Sabtu (25/2/2023). 

Untuk anak SD, pendidikan seksual atau edukasi seks yang diberikan bukan soal reproduksi, melainkan bagaimana anak diajarkan untuk menolak bila ada orang lain yang memegang tubuh pada area tertentu.

"Nanti dalam pelajaran kita masukkan. Edukasi anak SD dan SMP kalau diperlakukan orang berarti bahaya, ada yang pegang-pegang tangan, nah ini bahaya," terang Eri.

Selain itu, sekolah juga harus peduli dengan tindakan guru yang mengarah pada pelecehan seksual. Misalnya tidak membiarkan murid dan guru berduan serta mencegah adanya pelajaran di luar dari mata pelajaran yang dijarkan. 

"Kita sampaikan ke kepala sekolah kalau ada pelajaran-pelajaran seperti (indera perasa) itu jangan diperbolehkan. Kita sudah mengimbau dari dulu. Kembali lagi kepada masing-masing sekolah," pungkas Eri. 

Seperti diberitakan sebelumnya, guru MI di kecamatan Tambaksari Surabaya berinisial AR diduga mencabuli sejumlah muridnya. Pencabulan yang dilakukan AR itu dengan dalih pelajaran indera perasa. Para muridnya diminta untuk menebak buah-buahan seperti timun. Pihak MI pun tak lantas diam saja. Mereka pun memberhentikan AR per 15 Februari 2023 lalu. 

Editorial Team