Surabaya, IDN Times – PDIP dan PKB menjadi dua partai parlemen yang paling akhir memunculkan jagonya di Pilgub Jatim 2024. Dua parpol penguasa kursi di Jatim itu, akhirnya berpisah jalan dan masing-masing mengacungkan calon sendiri.

Sementara di poros lain, duet Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak memastikan diri melaju ke Pilgub Jatim 2024 dengan memborong 15 parpol baik parlemen maupun nonparlemen.

Lalu, mampukah PDIP atau PKB melawan petahana Khofifah-Emil? Karena kalau ditelisik dari fakta sejarahnya, PDIP dan PKB belum pernah memenangi di tiga Pilgub Jatim terakhir.

Dalam catatan IDN Times, dalam debut Pilkada Jatim pada 2008, PKB mengusung pasangan calon Achmady–Soehartono tapi tumbang di putaran pertama.

Kekalahan PKB terulang kembali pada Pilgub berikutnya di tahun 2013, saat mengusung pasangan calon Khofifah-Herman.

Hattrick kekalahan PKB terjadi pada Pilgub berikutnya tahun 2018. Saat itu PKB berkoalisi dengan PDIP mengsung pasangan calon Gus Ipul-Puti Guntur.

Seolah bernasib sama dengan PKB, PDIP juga tumbang pada debut Pilkada yang dipilih oleh rakyat pada 2008. Saat itu partai bergambar banteng itu mengusung pasangan calon Sutjipto–Ridwan Hisjam kalah di putaran pertama.

Kekalahan PDIP di Pilgub Jatim terulang lagi di tahun berikutnya 2013 saat mengusung Bambang DH–Said Abdullah.

Lalu, PDIP dan PKB mencoba bersatu di Pilgub Jatim 2018 dengan jago Gus Ipul-Puti Guntur, tapi belum bisa menang juga.

Sekarang, di Pilgub Jatim 2024 PDIP dan PKB kembali memilih strategi mengusung calonnya masing-masing seperti tahun 2008 dan 2013. PDIP rencananya mengusung Tri Rismaharini-Sutiaji, lalu PKB kabarnya berencana mengusung Anggota DPR RI Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim.

Nah, dua partai besar di Jatim itu kembali ditantang oleh sejarah, akankah mampu mengukir kemenangan atau kembali ke masa-masa kekalahan seperti dulu.

Baca Juga: PKB Usung Luluk-Lukman Maju Pilgub Jatim, Daftar Besok Sore