Senior Papua Upayakan Kerusuhan Tidak Akan Terulang Tahun Depan

Semoga tidak terulang ya

Surabaya, IDN Times - Ketua Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya (IKBPS), Piter Frans Rumaseb, mengupayakan kericuhan di asrama mahasiswa Papua (AMP) tidak akan terulang lagi tahun depan. Sebab, kejadian serupa hampir terjadi setiap tahun.

"Kami berharap dengan kejadian sekarang ini Pemprov Papua mengevaluasi kembali tentang fungsi asrama Papua. Termasuk di dalamnya siapa yang boleh tinggal terus aturannya seperti apa," kata Piter usai kerusuhan di Surabaya, Sabtu (17/8).

 

1. Banyak mahasiswa yang tidak kuliah menginap di asrama

Senior Papua Upayakan Kerusuhan Tidak Akan Terulang Tahun DepanIDN Times/Vanny El Rahman

 

Menurut Piter, AMP hari ini tidak digunakan sebagaimana mestinya. Banyak pemuda yang tidak lagi kuliah mendiami asrama terebut.

"Mahasiswa sudah tidak kuliah lagi tapi tinggal di sini berpotensi masalah ya harus dikeluarkan, sehingga mereka yg tingga di sini adalah mahasiswa yang benar.

2. Tidak ingin mahasiswa Papua punya terstigma buruk

Senior Papua Upayakan Kerusuhan Tidak Akan Terulang Tahun DepanIDN Times/Vanny El Rahman

 

IKBPS akan bekerja sama dengan Pemprov Papua dan merangkul semua senior-senior Papua supaya kejadian seperti ini tidak terulang kembali.

"Kami tidak sendiri, kami juga akan berkomunikasi dengan Pemprov Papua untuk solusi ini bagaimana. Kami tidak ingin ada stigma negatif warga Papua di Surabaya."

3. Warga Papua di Surabaya tidak mendapatkan perilaku diskriminatif

Senior Papua Upayakan Kerusuhan Tidak Akan Terulang Tahun DepanIDN Times/Vanny El Rahman

 

Piter sendiri sudah bermukim di Surabaya selama 22 tahun. Dia mengaku tidak pernah mendapat perilaku diskriminatif dan dibedakan dala lingkungan sosial hanya berdasarkan etnisnya.

"Saya 22 tahun di Surabaya. Di sini tidak ada rasis. Karenanya kami menentang separatisme dan segala pelanggaran hukum," tambahnya.

4. Mahasiswa Papua di Surabaya tidak diusir

Senior Papua Upayakan Kerusuhan Tidak Akan Terulang Tahun DepanIDN Times/Vanny El Rahman

 

Untuk diketahui, tidak ada pengusiran mahasiswa Papua di Surabaya. Polisi memaksa masuk karena para penghuni tidak ingin menyerahkan diri. Padahal, ada dugaan salah satu dari penghuni telah merusak simbol negara bendera merah putih.

Kini 43 orang telah diamankan di Mapolrestabes Surabaya untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Jika nanti mereka tidak terbukti bersalah, mereka akan segera dikembalikan ke asramanya.

Baca Juga: Foto Detik-detik Polisi Terobos Asrama Mahasiswa Papua

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya