Momen Membanggakan UB Wisuda Dua Mahasiswa Disabilitas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Universitas Brawijaya (UB) mewisuda 763 mahasiswa pada Senin (22/1/2024). Namun, ada momen mengharukan ketika dua mahasiswa disabilitas diumumkan sebagai mahasiswa berprestasi dengan hasil studi yang sangat memuaskan.
Keduanya adalah Duwi Purnama Sidik yang tercatat sebagai lulusan program studi (prodi) Teknik Informatika dari Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) dan Elo Kusuma Alfred Mandeville lulusan Prodi Desain Grafis dari Fakultas Vokasi UB, Elo berhasil lulus S1 dan Diploma.
1. Duwi Purnama Sidik lulus dengan IPK 3,65
Meskipun harus beraktivitas dengan terbatasi oleh kursi roda, tidak membuat Duwi bermalas-malasan. Ia bahkan lebih bersemangat untuk mendapatkan prestasi lebih dibanding mahasiswa normal yang lain. Ia juga bersyukur karena pihak UB memberikan dirinya kemudahan selama berkuliah. Ia bahkan aktif dalam kegiatan organisasi untuk mengasah soft skillnya.
Duwi tercatat sebagai anggota Pusat Komunikasi dan Informasi di Eksekutif Mahasiswa (EM), ia juga merupakan Ketua Departemen Humas di Badan Internal Olahraga dan Seni (BIOS). Selain itu ia aktif dalam berbagai kepanitiaan seperti Informatics Education and Learning for Society Enhancement, Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa Baru, Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa, hingga Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar.
"Yang membuat saya mudah berkuliah di sini karena UB memiliki Pusat Layanan Disabilitas (PLD) yang sangat memudahkan perkuliahan saya. Selain itu pihak fakultas juga menyediakan banyak akses untuk kursi roda yang memudahkan mobilisasi. Dosen dan Tenaga Kependidikan juga sangat support perkuliahan," terangnya saat dikonfirmasi pada Rabu (24/1/2024).
Semua kerja kerasnya akhirnya membuahkan hasil, ia lulus dengan IPK cumlaude atau IPK 3,65 dengan masa studi 3 tahun 11 bulan. Ia bahkan kini telah melanjutkan studi S2 Ilmu Komputer dengan program Fast Track.
"Harapan saya kedepannya agat bisa bekerja dengan duduk, alasan itulah yang membuat saya memiliki jurusan Teknik Informatika. Selain itu, sejak kecil saya suka segala hal yang berbau teknologi dan prospek kerja jurusan ini," ujarnya.
2. Elo Kusuma Alfred Mandeville yang lulus langsung diterima di perusahaan asal Australia
Pemandangan menarik muncul ketika Rektor UB, Prof Widodo, saat mewisuda Elo. Karena tidak memiliki tangan, Elo menyalami Prof Widodo menggunakan telapak kakinya. Prof Widodo juga tidak keberatan saat Elo mengulurkan kakinya, momen ini menjadi salah satu momen haru yang viral di media sosial.
Sama seperti Duwi, Elo juga memiliki semangat belajar yang tidak kalah niatnya. Elo juga aktif dalam Eksekutif Mahasiswa (EM) bidang Advokasi dan UKM Forum Mahasiswa Peduli Inklusi (FORMAPI) di bidang Humas. Ianjuga pernah menjadi Master of Ceremony (MC ) di konferensi internasional yang diadakan oleh AIDRAN-FH UB pada 2019.
"Saya terpilih sebagai MC karena saya satu-satunya mahasiswa difabel yang fasih berbicara bahasa Inggris di depan banyak orang. Setelah itu, saya beberapa kali terlibat dalam kegiatan AIDRAN yang lain," beber pria yang memiliki passion pada dunia perfilman ini.
Berkat kerja kerasnya, ia bisa lulus S1 dengan IPK 3,47. Ia bahkan telah diterima di 2 perusahaan sekaligus yaitu salah satu perusahaan yang bergerak di industri kreatif berlokasi di Malang sebagai sosial media officer dan content making, dan salah satu instansi NGO yang memiliki kantor pusat di Australia. Tapi Elo juga memiliki harapan untuk melanjutkan studi untuk memperdalam ilmu perfilman.
3. Rektor UB berharap agar para mahasiswa difabel bisa berkuliah lebih percaya diri
Sementara itu, Prof Widodo memberikan pesan pada para mahasiswa difabel agar tidak takut untuk berkuliah. Pasalnya sudah banyak kampus yang membuat bangunan dan proses belajarnya ramah pada mahasiswa difabel. Begitu juga UB yang telah memberikan support yang besar pada para mahasiswa difabel.
"Harapan kami agar para mahasiswa difabel bisa lebih semangat dalam meraih impian apapun itu. Karena saat ini lingkungan sosial dan kampus mulai menyediakan fasilitas dan akses untuk teman-teman disabilitas," ujarnya.
Ia berharap agar para mahasiswa difabel bisa percaya diri selama menempuh perkuliahan. Ia berharap Duwindan Elo bisa menjadi contoh bahwa mahasiswa difabel juga bisa berkuliah dan mendapatkan prestasi meskipun memiliki keterbatasan.
Baca Juga: Museum HAM Munir akan Dibangun di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.