Suara Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan pada Pemerintah

PSSI disebut menyelenggarakan pesta bola di tengah tragedi

Malang, IDN Times - Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan mendukung keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Pasalnya mereka kecewa dengan penanganan hukum terhadap para tersangka Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 nyawa.

Dengan keputusan ini, para keluarga korban meyakinkan kalau FIFA juga ikut melihat proses peradilan untuk para korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Kemudian melihat bahwa Pemerintah Indonesia ataupun PSSI belum memberikan empati yang layak terhadap keluarga korban yang ditinggalkan.

"Pembatalan dapat diartikan bahwa seluruh dunia, melalui keputusan FIFA yang beranggotakan ratusan negara tersebut, mengingatkan Pemerintah Indonesia untuk lebih berempati pada korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan," terang salah satu keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, Juariyah saat dikonfirmasi pada Jumat (31/03/2023).

1. Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan merasa suara mereka tidak didengar pemerintah

Suara Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan pada PemerintahJuariah saat akan mengajukan permohonan restitusi ke LPSK. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Ibu dari korban meninggal Shifwa Dinar Artamevia (19) ini merasa suara korban dan keluarga korban meninggal Tragedi Kanjuruhan selama ini diabaikan. Buktinya dengan proses hukum yang mengecewakan, PSSI justru fokus pada penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Sementara di Malang aksi demonstrasi dan protes selalu diabaikan pemerintah pusat di Jakarta.

"Kini suara kami sudah mulai serak dan habis. Karena perhatian dan keadilan yang kami perjuangkan selama ini sepertinya tak didengarkan oleh pemerintah. Semua bisa terlihat jelas pada putusan-putusan pengadilan yang sungguh menyakiti hati dan merusak rasa keadilan kami," tegasnya.

Pengadilan Negeri (PN) Surabaya sendiri memberikan vonis kepada 5 terdakwa diantaranya Mantan Panpel Arema FC divonis 1 tahun 6 bulan penjara, Mantan Security Officer Arema FC divonis 1 tahun penjara. Kemudian Mantan Danki 1 Brimob Polda Jatim AKP Hasdarmawan divonis 1 tahun 6 bukan penjara, Mantan Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto dan mantan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi sama-sama mendapatkan vonis bebas.

Baca Juga: Gagal Gelar Piala Dunia, TATAK Minta PSSI Fokus Tragedi Kanjuruhan

2. Keluarga Korban menilai keputusan FIFA adalah tamparan keras bagi pemerintah

Suara Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan pada PemerintahPolisi menembak gas air mata saat laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan. (Antara/Ari Bowo Sucipto)

Perempuan 43 tahun ini menilai jika keputusan FIFA yang membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah adalah tamparan keras untuk pemerintah dan PSSI. Bahwa mereka harus lebih memberikan perhatian pada keadilan Tragedi Kanjuruhan.

"Kami merasa keputusan pembatalan dari FIFA ini selayaknya disikapi pemerintah sebagai tamparan keras yang mewakili perasaan kami para korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Momen ini sebagai pengingat bahwa ada hal yang belum selesai di negeri ini. Tapi kok bisa dampak tragis Tragedi Kanjuruhan yang kami rasakan selama ini sepertinya hendak dilupakan begitu saja," tuturnya.

Warga Jalan Muharto, Kelurahan Kotalama, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang ini heran PSSI bisa berpikiran membuat pesta olahraga terbesar di dunia di atas penderitaan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Ia merasa diinjak-injak oleh bangsanya sendiri.

"Mereka merasa seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Padahal kami sangat berharap adanya perhatian dan keseriusan pemerintah untuk penyelesaian tragedi tersebut," ujarnya.

3. TGA meminta pemerintah dan PSSI untuk serius menangani masalah kemanusiaan di Malang

Suara Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan pada PemerintahAremania saat melakukan aksi di Perempatan Kacuk, Kota Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Tim Gabungan Aremania juga angkat bicara terkait batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia. Ia merasa ini bukan hanya tamparan untuk Indonesia, tapi juga sinyal dari FIFA agar pemerintah dan PSSI lebih serius memberikan perhatian pada para korban dan keluarga korban, serta memperjuangkan penyelesaian Tragedi Kanjuruhan secara adil.

"Bagi kami TGA, ini sudah bukan lagi persoalan sepakbola atau suporter semata. Tragedi Kanjuruhan adalah tragedi kemanusiaan yang memberikan dampak buruk bagi kita semua secara umum, khususnya bagi masyarakat Malang Raya," ucap Koordinator Tim Gabungan Aremania (TGA), Dyan Berdinandri.

TGA mengajak masyarakat Indonesia untuk bersatu bersama-sama mengawal Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan. Ia juga mengajak warga Malang Raya bersatu terlepas dari pandang atau ideologi yang dibawa masing-masing. Menurutnya, warga Malang harus bersikap agar keadilan bisa ditegakkan untuk korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.

"Sekarang sudah saatnya kita singkirkan dulu perbedaan pandangan maupun kepentingan sendiri-sendiri dan golongan. Ayo menyatukan upaya agar #usuttuntas Tragedi Kanjuruhan benar-benar dapat terwujud," pungkasnya.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Bikin Nilai Tawar Indonesia Anjlok di Mata FIFA

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya