Senjata dan Bahan Peledak di Pesawat Super Tucano Diangkut ke Malang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - TNI Angkatan Udara (AU) mengalami kesulitan dalam melakukan evakuasi pada 2 bangkai pesawat EMB-314 Super Tucano yang jatuh di Gunung Kundi Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan. Pasalnya, kondisi medan yang sulit membuat evakuasi menggunakan jalur udara tidak memungkinkan.
Evakuasi ini perlu segera dilakukan karena untuk dilakukan investigasi penyebab pasti kecelakaan. Sehingga bahan-bahan hasil investigasi bisa menjadi pembelajaran TNI AU kedepannya.
1. Senjata dan bahan peledak 2 pesawat Super Tucano telah dievakuasi, warga bisa lebih aman saat mendekati bangkai pesawat
Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Agung Sasongkojati mengatakan bahwa mereka awalnya fokus mengangkut senjata dan bahan peledak terlebih dahulu. Ini perlu segera dilakukan agar tidak membahayakan masyarakat sekitar yang mencoba mendekati puing pesawat. Kini, senjata dan bahan peledak tersebut telah berada di Lanud Abdulrahman Saleh Malang.
"Yang perlu diketahui jika setiap pesawat membawa senjata mesin kaliber besar. Tidak ada amunisinya tapi tetap harus segera diambil. Kemudian ada cartridge berisikan bahan peledak yang digunakan untuk melontarkan kanopi, kursi lontar, menjatuhkan bom, begitu juga untuk meledakkan roda jika roda itu macet," terangnya saat dikonfirmasi di Lanud Abdulrahman Saleh pada Sabtu (18/11/2023).
Ia mengatakan jika pesawat militer memang berbeda dari pesawat komersial. Sehingga mereka perlu melakukan evakuasi bahan-bahan berbahaya terlebih dahulu. Ia juga mengkonfirmasikan jika kecelakaan ini luas areanya tidak besar.
"Hampir semua (puing pesawat) tidak jauh dari titik kecelakaan, tidak ada yang terlempar atau ledakan. Sehingga lokasi persebaran puing-puing pesawat ya di situ-situ saja," bebernya.
2. Evakuasi puing pesawat Super Tucano di Gunung Kundi mustahil dilakukan dengan helikopter
Agung juga mengungkap jika evakuasi menggunakan jalur udara mustahil dilakukan. Pasalnya kondisi medan yang ekstrim terdiri dari pegunungan membuat helikopter sulit untuk diterjunkan. Sehingga evakuasi akan dikerahkan menggunakan jalur darat.
"Saat ini baru bisa memotong beberapa bagian pesawat untuk dibawa ke sini. Tapi hari ini belum dibawa seluruhnya karena kondisi medan yang tidak mudah. Untuk pengambilan menggunakan helikopter akan sangat sulit. Karena medannya yang merupakan lembah yang diapit gunung-gunung. Jadi dikhawatirkan terjadi turbulensi yang membahayakan helikopter sendiri," jelasnya.
Ia menyebut waktu setidaknya seminggu penuh untuk melakukan evakuasi seluruh puing-puing pesawat. Namun, VDR (Video Data Recorder) dan NCDC (Network Centric Data Cartridge) atau masyarakat awam menyebutnya sebagai black box sudah dibawa ke Lanud Abdulrahman Saleh. Diharapkan bisa didapatkan data awal mengenai apa yang terjadi pada saat kejadian.
"Data ini isinya lebih lengkap mulai dari video saat penerbangan sampai saat terakhir, komunikasi pilot, performance pesawat (arah hingga kecepatan angin), dan mesin pesawat. Dan penyelidikan akan dilakukan oleh Pusat Kelayakan dan Keselamatan Terbang Unit Kerja TNI Angkatan Udara. Kami akan pastikan akan dilakukan dengan baik san sesuai dengan prosedur yang berlaku," jelasnya.
Baca Juga: Pesawat TNI Jatuh di Pasuruan, Polisi Pastikan di Desa Keduwung
3. TNI AU meminta masyarakat bisa membagikan foto atau video detik-detik kecelakaan pesawat Super Tucano di Gunung Kundi
Lebih lanjut, Agung mengatakan bahwa tidak mudah untuk melakukan penyelidikan kecelakaan pesawat, tidak bisa hanya dengan membuat kesimpulan berdasar apa yang dilihat dan didengar. Tapi perlu mendapatkan data yang benar-benar akurat dari berbagai pihak.
"Dalam penyelidikan kecelakaan pesawat modern, kita tidak hanya melihat kelayakan man (orang) machine (mesin), tapi juga mission (misi) dan kondisi cuaca dan sebagainya," ucapnya.
Oleh karena itu, ia memohon kepada masyarakat atau rekan-rekan pecinta alam yang mendapatkan gambaran atau video terkait kecelakaan pesawat, agar bisa diberikan kepada Dinas Penerangan dan Kepustakaan Lanud Abdulrahman Saleh. Ia mencontohkan gambar-gambar saat pesawat ini terbang hingga formasi saat di atas pegunungan. TNI AU juga ingin mewawancarai orang yang menyaksikan langsung kecelakaan pesawat ini agar bisa mengetahui kejadian sebenarnya bukan hanya melalui video.
"Kami juga menyampaikan agar gambar-gambar berupa korban-korban yang dalam kondisi kurang baik agar tidak dibagikan. Karena itu akan membuat keluarga korban terpukul," pungkasnya.
Baca Juga: Prabowo Berduka Atas Jatuhnya Pesawat TNI, Anggap Risiko Prajurit
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.