Anak-anak di Kota Malang Tidak Akrab dengan Lagu Daerah

Anak-anak lebih akrab lagu K-Pop dan Barat

Malang, IDN Times - Museum MusiK Indonesia (MMI) yang berada di Jalan Nusakambangan Nomor 19, Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang beberapa waktu lalu membuat survei saat Car Free Day (CFD) di Jalan Besar Ijen, Kota Malang. Mereka membuat survei terkait pengetahuan anak-anak usia SD dan SMP tentang lagu-lagu daerah.

Anak-anak yang melintas di CFD Kota Malang diberi beberapa pertanyaan seputar pengetahuannya terkait lagu-lagu daerah. Hasilnya banyak anak-anak di Kota Malang yang tidak mengenal lagu-lagu daerah Indonesia.

1. Museum Musik Indonesia mengungkap anak-anak lebih mengenal lagu K-Pop daripada lagu daerah

Anak-anak di Kota Malang Tidak Akrab dengan Lagu DaerahKoleksi Museum Musik Indonesia tidak melulu kaset dan piringan hitam, tetapi juga ada buku. (IDN Times/Alfi Ramadana)

Ketua MMI, Ratna Sakti Wulandari mengungkap kalau anak-anak tidak akrab dengan lagu-lagu daerah. Menurutnya hal ini sangat mengkhawatirkan, karena mereka lebih mengenal lagu-lagu K-Pop dan lagu barat.

"Survei yang kita lakukan menunjukkan kalau mereka banyak yang tidak mengenal lagu-lagu daerah. Beberapa ada yang menjawab lupa. Bahan ada yang menjawab sama sekali tidak tahu," terangnya saat dikonfirmasi pada Jumat (18/8/2023).

Oleh karena itu, MMI melakukan segala cara untuk memperkenalkan lagi lagu-lagu daerah kepada anak-anak di Kota Malang. Salah satunya dengan membuat lomba menyanyikan lagu-lagu daerah dengan semangat kemerdekaan Indonesia yang ke-78.

"Ini adalah salah satu cara memperkenalkan lagi lagu daerah kepada anak-anak kita. Tujuannya menyadarkan sekolah-sekolah bahwa lagu daerah kita ini banyak. Kita juga kaya akan kebudayaan, sehingga kita memiliki kewajiban memperkenalkan kembali," tegasnya.

Lomba menyanyikan lagu-lagu daerah ini pendaftarannya akan dibuka hari ini (18/8/2023). Kemudian babak penyisihan akan dilaksanakan pada 20-22 Agustus 2023, dan babak finalnya pada 23 Agustus 2023. Para juri telah mempersiapkan 10 lagu yang akan dibawakan para peserta yang terdiri dari siswa SD dan SMP ini.

Baca Juga: Musisi Berry Minor dan Karat Bikin Video Music Tragedi Kanjuruhan

2. Museum Musik Indonesia juga akan memperkenalkan lagu-lagu daerah secara masif di media sosial

Anak-anak di Kota Malang Tidak Akrab dengan Lagu DaerahLagu Daerah "Wonderland Indonesia." (youtube.com/Alffy Rev)

Museum Musik Indonesia (MMI) juga menyadari anak-anak Indonesia saat ini terpengaruh oleh media sosial. Oleh karena itu, mereka juga akan memanfaatkan platform ini untuk memperkenalkan lagu-lagu daerah. Sehingga anak-anak tidak hanya melihat lagu-lagu untuk orang dewasa saja, tapi lebih banyak terpapar lagu-lagu sesuai usianya.

Menurut MMI, semakin asingnya anak-anak Indonesia dengan lagu daerah maka menjadi lampu merah pada rasa nasionalisme anak-anak Indonesia. Pasalnya pengetahuan lagu daerah juga menjadi tolak ukur rapuhnya posisi lagu daerah di era digital ini. Anak-anak juga tidak mengenal Indonesia itu sendiri jika hanya tahu lagu-lagu dari Korea atau Barat.

"Contohnya di aplikasi Tiktok ada banyak lagu, tapi bukan lagu daerah yang viral. Memang ada lagu daerah, tapi yabg memutarnya tidak terlalu banyak. Sehingga harus memastikan bahwa di Tiktok semakin banyak lagi daerah yang diviralkan," jelas Humas Museum Musik Indonesia, Abdul Malik.

3. Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang tidak yakin anak-anak tidak kenal lagu daerah, justru lagu anak-anak yang mulai punah

Anak-anak di Kota Malang Tidak Akrab dengan Lagu DaerahIlustrasi lagu-lagu daerah. (Unsplah.com/David Beale)

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadispedikbud) Kota Malang, Suwarjana memiliki pendapat lain. Ia tidak yakin jika lagu-lagu daerah yang haris dikhawatirkan, menurutnya justru pagu anak-anak yang kini kian punah.

"Saya justru khawatir pada lagu anak-anak. Soalnya produser-produser lagu sekarang sudah jarang membuat lagu anak-anak," bebernya.

Suwarjana pendapat kalau saat ini produser lagu lebih memilih membuat lagu pop daripada lagu anak-anak, karena secara komersial memang lebih menguntungkan. Tapi ini justru membuat pengetahuan anak pada lagu anak-anak atau daerah jadi menurun, sehingga ia berharap ada kepekaan pada produser musik atas fenomena ini.

"Sebenarnya masalah kurang hafalnya (lagu anak-anak) adalah masalah pemahaman saja kepada anak-anak. Karena ancaman yang terjadi sekarang adalah produser tidak memproduksi lagi lagu anak-anak. Sementara kami sendiri telah mencoba menyosialisasikan lagu-lagu daerah di sekolah," pungkasnya.

Baca Juga: Ratusan Mahasiswa Malang Memprotes Penonaktifan PBID BPJS

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya