Cerita Sedih di Balik Penjualan Satwa Madiun Umbul Square

Awal terpuruk akibat dihantam badai covid 19

Madiun, IDN Times – Di balik kasus penjualan satwa ilegal yang melibatkan seorang Tenaga Harian Lepas di Madiun Umbul Square berinisial MFR, tersimpan kisah pilu tentang upaya keras pengelola untuk bertahan. Mulai dari pengurangan karyawan dan membuka donatur untuk biaya pajak hewan.

1. Madiun Umbul Square miliki 150 koleksi satwa

Cerita Sedih di Balik Penjualan Satwa Madiun Umbul SquareKambing gunung salah satu koleksi satwa di Madiun Umbul Square. IDN Times/ Riyanto.

Afri Handoko, Direktur Madiun Umbul Square, menceritakan jika destinasi wisata yang berlokasi di Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun ini memiliki sekitar 150 satwa. Koleksi satwa tersebut terdiri dari berbagai jenis, seperti burung (aves), mamalia, dan reptil. Namun, meskipun jumlah satwa cukup banyak, hal itu tak sejalan dengan tingkat kunjungan wisatawan.

"Biaya operasional setiap bulan bervariasi. Ada kalanya satwa membutuhkan makanan tambahan, dan ketika sakit mereka harus diberi vitamin. Biaya operasional bisa mencapai Rp30 juta hingga Rp35 juta per bulan, kadang lebih," ungkap Afri pada Senin (9/9/2024).

Baca Juga: Madiun Umbul Square: Lokasi, HTM, Daya Tarik, dan Fasilitas

2. Dihantam pandemik COVID-19

Cerita Sedih di Balik Penjualan Satwa Madiun Umbul SquareMadiun Umbul Square Badan Usaha Milik Daerah. IDN Times/ Istimewa.

Menurut Afri, Madiun Umbul Square terpuruk sejak pandemik COVID-19, destinasi wisata ini berjuang untuk tetap bertahan. Kondisi sulit ini bahkan membuat gaji karyawan harus dibayar bertahap. 

"Sebelum pandemi, jumlah pengunjung pada akhir pekan bisa mencapai 1.500 hingga 3.000 orang. Namun, selama pandemi, jumlah tersebut merosot tajam, hanya sekitar 600 hingga 700 orang pada hari Minggu. Jumlah pengunjung turun

 sangat signifikan, namun kebutuhan satwa tak bisa dipangkas,” lanjut Afri.

Sebelum pandemi, lanjutnya, pendapatan bulanan Madiun Umbul Square mencapai Rp 150 hingga Rp170 juta, atau sekitar Rp15 juta hingga Rp20 juta per hari. 

Untuk diketahui, dengan biaya operasional yang mencapai Rp30 juta hingga R35 juta hanya untuk fasilitas dasar seperti listrik, air, dan kebutuhan satwa, situasinya menjadi sangat sulit.

"Dengan semangat yang kuat, kami tetap berusaha bertahan. Tanpa itu, pasti sudah menyerah," tambah Afri.

3. Jumlah karyawan tinggal separuh

Cerita Sedih di Balik Penjualan Satwa Madiun Umbul SquareMadiun Umbul Square Badan Usaha Milik Daerah. IDN Times/ Istimewa.

Dulu menurut Afri, jumlah karyawan ada sebanyak 87 orang, saat ini tinggal 48 orang. Dari jumlah tersebut, hanya 35 karyawan yang berstatus tetap, sementara sisanya merupakan pekerja kontrak dan harian lepas.

Meskipun kondisi tak lagi sama seperti dulu, Afri berharap penurunan jumlah karyawan dan masalah keuangan ini tidak akan mempengaruhi minat masyarakat untuk tetap mengunjungi Madiun Umbul Square. 

"Harapan kami, masyarakat tetap mau datang, karena tanpa dukungan pengunjung, sulit bagi kami untuk bertahan,” tutupnya. 

Cerita ini bukan hanya tentang satwa, tetapi juga tentang perjuangan pengelola mempertahankan hidup dan semangat untuk terus bertahan di tengah kesulitan.

Baca Juga: Madiun Umbul Square Terancam Sanksi Berat Akibat Penjualan Satwa

Riyanto Photo Community Writer Riyanto

Jangan biarkan rakyat tidak mendapat manfaat apa-apa dari uangnya yang dikelola mereka.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya