Kaki Siswa SMP di Kota Madiun Melepuh usai Dihukum Lari oleh Guru
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Madiun, IDN Times - Dua telapak kaki siswa SMP Negeri di Kota Madiun berinisial G (15) melepuh usai dihukum lari keliling lapangan basket saat panas tanpa alas kaki oleh guru agama berinisial F. G tidak mengikuti kegiatan pada saat pelajaran kerohanian di sekolahnya pada Rabu (27/09/2023) lalu.
1. Telapak kaki G melepuh akibat lari di lapangan basket panas sebanyak 5 kali
Diceritakan Novia Tri Handayani ibunda siswa mengatakan, melepuhnya telapak kaki anaknya tersebut akibat dihukum guru agama lari mengelilingi lapangan basket sekolah sebanyak 5 kali tanpa alas kaki.
"Pada hari Rabu siang saya dihubungi sekolah yang mengabarkan jika anak saya kakinya lecet dan akan diantar pulang. Saat itu saya tidak berfikir negatif ya. Saya minta maaf langsung kepada oknum guru tersebut atas kesalahan yang dibuat anak saya," paparnya.
Kepada saya, lanjut Novi, bercerita jika kakinya lecet dan melepuh akibat dihukum pak guru agama. Dihukum dengan cara disuruh lari putar lapangan sekitar jam 13.00 tanpa alas kaki.
Baca Juga: Viral SMP Negeri di Ponorogo Tarik Iuran Beli Mobil
2. Pada kaki yang melepuh didapati butiran pasir
"Setalah itu saya telepon mengabari suami, menyampaikan jika kaki putranya robek dan melepuh lebar berdarah serta masih ada butiran pasir kasar di dalamnya," terangnya.
Ditambahkan Novi, pada saat anaknya dihukum lari, tidak boleh berhenti berlari sebelum diijinkan berhenti. Usai lima putaran mengelilingi lapangan basket kakinya melepuh dan robek mengeluarkan darah.
"Pada saat diobati di rumah sakit banyak ditemukan pasir batu kerikil kecil yang menempel di daging telapak kaki. Pada saat diobati tak tahan sakit sampai menangis," jelasnya.
3. Tangapan Kadindik Kota Madiun
Kepala Dinas Pendidikan Kota Madiun, Lismawati, menyayangkan tindakan yang dilakukan oknum guru tersebut. Pihakya sudah mengingatkan kepada pihak sekolah agar tidak memberikan hukuman fisik dalam bentuk apapun.
"Padahal kami sudah mewanti-wanti kepada guru dan sekolah untuk tidak memberikan hukuman fisik kepada para siswanya," kata Lismawati.
Sebenarnya kejadian ini berawal dari pembiasaan waktu istirahat siang, bagi pelajar muslim salat dzuhur berjamaah. Sedangkan yang non-Islam diberikan pelajaran kerohanian. Tetapi G tidak ikut, sehingga guru mendisiplinkan.
"Sebenarnya tujuanya baik, tetapi caranya yang salah," Lismawati memungkasi.
Informasi terakhir yan didapat media ini, G saat ini tengah dirawat di rumah sakit akibat demam tinggi akibat luka pada kedua telapak kakinya.
Informasi yang diperoleh, hingga saat kondisi G sampai dengan hari ini belum bisa berjalan dengan normal. Karena G merasakan kesakitan, menangis, bahkan sampai demam hingga akhirnya dibawa ke RS.
Baca Juga: Seorang Pria di Madiun Tewas Tertabrak KA Malabar