Systemiq dan BUMDes Urai Sampah 3 Ton per Hari di Pesisir Muncar 

Meraup keuntungan berlipat dari sampah

Banyuwangi, IDN Times - Perusahaan B-Corp Systemiq asal Jerman dan Inggris berupaya membantu mengatasi persoalan sampah di Kecamatan Muncar yang terkenal dengan kota ikan. Selama setahun terakhir, Systemiq berhasil memanfaatkan sampah hingga 3 ton per hari untuk menjadi pupuk, olahan pakan ternak, hingga sampah bernilai jual ekonomis.

Sebelumnya, Sistemiq telah melakukan survey selama enam bulan dan menemukan rata-rata sampah yang bermuara di Muncar bisa mencapai 47 ton setiap harinya.

"Akhir Maret diperkirakan mencapai 10 ton/hari. Melihat manfaatnya, kami akan memperluas cakupan program ini, mengingat potensi sampah di Muncar per hari 47 ton per hari," kata Chief Delivery Officer STOP Project Systemiq, Andre Kuncoroyekti, pada Jumat (8/3).

Baca Juga: Buat Surat Edaran, Bupati Banyuwangi Ajak Warga Diet Plastik

1. Target bisa mengelola sampah hingga 40 ton per hari

Systemiq dan BUMDes Urai Sampah 3 Ton per Hari di Pesisir Muncar IDN Times/Istimewa

Andre mengatakan, saat ini pihaknya masih konsentrasi mengelola sampah di satu desa Tembokrejo yang sudah memiliki Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle (TPST 3R). Dia menargetkan pengelolaan sampah di Muncar bisa secara bertahap tertangani hingga mencapai 40 ton per harinya. Selain di Tembokrejo, konsentrasi TPST juga bakal ada di Desa Sumberberas.

"Di Tembokrejo sudah menangani 3 ton per hari, target kami 20 ton ditangani Desa Tembokrejo, dan 20 ton ditangani di Desa Sumberberas," ujarnya

2. Bekerja sama dengan BUMDes

Systemiq dan BUMDes Urai Sampah 3 Ton per Hari di Pesisir Muncar IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Selama pendampingan, Syatemiq bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai pengelola. Semua penghasilan yang diperoleh dari pengelolaan sampah, kata Andre, sepenuhnya diberikan kepada masyarakat.

Hal ini menjadi dasar untuk mengajak masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan, seiring pihaknya menyiapkan sistem pengelolaan sampah yang tepat. Untuk di TPST sendiri, Systemiq membantu membuatkan tertib, jadwal kerja, hingga proses pemilahan sampah.

"Pertama sulit nyari pekerja, termasuk yang mau menjadi petugas pengumpulan sampah. Setelah diperbaiki sistem di TPST banyak yang mau tertarik kerja di sana. Dulu ada 10 orang, sekarang 28 orang. Tiap hari juga ada yang bertugas mengumpulkan sampah, ada 15 orang dan itu masih di desa Tembokrejo," katanya.

Agar sampah tidak berakhir di sungai, laut maupun di lokasi yang bukan tempatnya, Systemiq rutin menggelar sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat Muncar agar mau melakukan pemilahan dan pengumpulan sampah hingga diolah di TPST.

"Saat ini Layanan pengumpulan sampah yang dijalankan BUMDes Tembokrejo telah mencakup 3.214 rumah, dari sebelumnya sekitar 400 rumah. Kami kasih tahu apa untungnya mereka memilah. Fungsi ada bank sampah, kalau dipilah bisa dirupiahkan. Target kami 22 ribu kepala keluarga berpartisipasi ikut program angkut sampah ini hingga akhir 2019," kata Andre.

3. Diberi tempat sampah, digunakan tempat wadah ikan

Systemiq dan BUMDes Urai Sampah 3 Ton per Hari di Pesisir Muncar IDN Times/Istimewa

Selama keliling melakukan sosialisasi kepada warga agar mau mengumpulkan sampah dari limbah rumahnya sendiri, tim Systemiq tidak jarang menemui kendala. Ada yang menganggap pengolahan sampah tidak penting dan mengaku bisa menyelesaikan sampahnya sendiri. Bahkan, ada warga yang menerima bantuan tong sampah namun digunakan sebagai tempat menaruh ikan laut.

"Setiap dua hari sekali kami keliling, agar semua sampah terkumpul di TPST. Ada warga yang ingin pengelolaan sampah di rumah tangga masing-masing, tapi bisa nggak semua warga mengelola sampahnya sendiri? Dikasih tempat sampah ada yang eman, akhirnya buat nyuci baju, buat tempat ikan. Selama sosialisasi kami ingin tunjukkan apa untungnya mereka memilah.Kasih tahu, ada bank sampah,kalau dipilah bisa dirupiahkan," paparnya.

4. Meraup keungungan hingga Rp10 juta per bulan

Systemiq dan BUMDes Urai Sampah 3 Ton per Hari di Pesisir Muncar IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Sampah yang sudah dikumpulkan dari rumah warga, diolah menjadi kompos dan budidaya larva lalat black soldier fly. Larva lalat jenis ini memiliki kemampuan mengurai sampah organik selain juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.

Sementara untuk yang nonorganik dipilah sesuai jenisnya untuk dijual. Sejak April 2018 hingga Februari tahun ini, jumlah sampah nonorganik yang terjual mencapai 10,4 ton oleh 16 pengepul sampah.

Sejauh ini, dari sampah-sampah yang dikelola di TPST Tembokrejo, pihak BUMDes sudah bisa mendapatkan pemasukan hingga Rp10 juta per bulannya, dari sebelumnya masih di kisaran Rp3,7 juta per bulan.

"Melihat potensi sampah di Muncar, kami menargetkan akhir Maret 2019 ini sebanyak seratus persen dari 8.900 rumah di Tembokjero sudah terlayani pengangkutan sampah.

Menurutnya, aktivitas buang sampah sembarangan tidak hanya soal kesadaran diri, namun lebih diakibatkan ketidakadaan sistem. "Seperti tidak adanya armada angkut. Jadi, membuang sampah ke laut itu sebenarnya karena terpaksa. Jadi, adanya 19 armada angkut sampah saat ini, bagi mereka adalah solusi," kata Andre.

Baca Juga: Lima Acara Ini Bisa Kamu Nikmati Saat ke Banyuwangi di Bulan Maret

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya