Ratusan Generasi Milenial Belajar Masa Depan Pariwisata di Banyuwangi

Pariwisata harus dijaga keamanannya agar didukung generasi millenial

Banyuwangi, IDN Times - Sebanyak 214 Generasi Millenial dari kalangan mahasiswa dan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se- Indonesia datang ke Kabupaten Banyuwangi. Ratusan generasi millenial tersebut datang untuk mengikuti forum olimpiade pariwisata Tourism Olympiad Festival Indonesia (TOFI) yang digelar kampus Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) mulai Senin 29-31 Oktober. Kegiatan tersebut didukung Kementrian Pariwisata dengan tema bahasan "Masa Depan Pariwisata bagi Generasi Milenial”.

"Sekitar 50 persen populasi Indonesia adalah milenial dan Generasi Z. Merekalah masa depan pariwisata Indonesia,” ujar Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas saat sesi dialog wisata dengan ratusan generasi muda, Selasa (30/10) malam.
 

Baca Juga: Warga  Banyuwangi Bikin Biopori dengan Manfaatkan Limbah Organik

1. Generasi Z dan millenial menjadi penggerak utama pariwisata.

Ratusan Generasi Milenial Belajar Masa Depan Pariwisata di BanyuwangiIDN Media/Humas PemkabBanyuwangi

Forum para milenial ini diikuti 70 kampus Politeknik dan 150 SMK se-Indonesia, mulai dari Jakarta, Bandung, Samarinda, Palembang, Bali, Malang, Surabaya, hingga Semarang. Anas menilai generasi Z dan millenial bisa menjadi salah satu penggerak utama sektor pariwisata. 

"Mereka tidak hanya menjadi wisatawan, tapi juga penggerak aktif promosi wisata," katanya.

Generasi milenial lahir di kisaran tahun 1980-an, sementara generasi Z lahir mulai 1995. Kedua kategori generasi ini memiliki karakteristik perilaku yang spesial dibanding wisatawan generasi yang lebih tua. 

“Kalau dulu kita lebih suka beli barang saat punya uang, tapi kini anak-anak muda lebih suka pelesiran saat pegang duit. Mereka bahkan menabung bukan untuk beli jam tangan mewah, tapi untuk berwisata. Makanya anak-anak muda itu pasar yang sangat besar bagi pariwisata,” ujarnya.

2. Pariwisata yang instagramable

Ratusan Generasi Milenial Belajar Masa Depan Pariwisata di BanyuwangiIDN Times/Humas Banyuwangi

Anas sendiri mengaku terbantu dengan peran generasi milenial, mereka tidak hanya menjadi pelaku wisatawan, namun juga turut mengenalkan potensi pariwisata di Banyuwangi. 

"Unggahan mereka di media sosial mampu menjadi pemikat orang lain untuk datang. Sehingga, penting untuk mengonsep destinasi wisata agar instagramable. Saya berterima kasih kepada anak-anak muda yang telah berjasa mengembangkan pariwisata Banyuwangi lewat unggahan-unggahan di media sosialnya,” ujarnya.

3. Keamanan pariwisata jadi poin penting yang harus dijaga

Ratusan Generasi Milenial Belajar Masa Depan Pariwisata di BanyuwangiIDN Times/Humas Banyuwangi

Dia menambahkan, yang juga perlu diperhatikan saat mencoba menggaet pasar wisatawan milenial adalah keamanan daerah. Dalam skala global, ada Safe Cities Index yang diriset secara global. 

“Mana negara yang tidak aman? Ada Kolombia, El Savador. Mana kota yang tidak nyaman? Ada Dhaka di Bangladesh dan Yangon di Myanmar. Tempat-tempat itu akhirnya jadi rekomendasi daftar destinasi yang dilarang orang tua untuk dikunjungi. Jadi anak-anak muda, Generasi Z, takut datang. Kalau takut datang, nggak ada uang berputar. Yang rugi kita. Maka mari jaga keamanan wisatawan,” jelasnya.

4. Mendalami bidang pariwisata dengan berbagai lomba

Ratusan Generasi Milenial Belajar Masa Depan Pariwisata di BanyuwangiDok. IDN Times/Humas Pemkab Banyuwangi

Direktur Politeknik Negeri Banyuwangi, Son Kuswadi, mengatakan, Forum Olimpiade Pariwisata digelar untuk anak-anak muda yang mendalami kepariwisataan.
“Kami adakan beragam lomba, mulai fotografi, video promotion, paper contest, lomba membuat paket tur wisata, hingga menjadi pemandu wisata di dalam bus (tour package and guiding),” jelasnya.

Baca Juga: Puan Maharani Apresiasi Mall Pelayanan Publik Banyuwangi

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya