Proyek Tol Banyuwangi akan Adopsi Arsitektur Bergaya Kearifan Lokal

Desain kearifan lokal diterapkan di rest area

Banyuwangi, IDN Times - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi meminta kepada PT Jasa Marga, selaku pengembang pembangunan jalan tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi), untuk mengadopsi arsitektur bergaya kearifan lokal. Terutama di jalur yang melintasi kawasan Selat Bali. Penempatan arsitektur kearifan lokal Banyuwangi diharapkan bisa dibangun di titik rest area.

1. Rest area akan dibangun terasering agar pengguna tol bisa menikmati pemandangan Selat Bali

Proyek Tol Banyuwangi akan Adopsi Arsitektur Bergaya Kearifan LokalRapat progres pembangunan jalan tol Probowangi. IDN TImes/Istimewa

Direktur Utama PT Jasa Marga Probowangi Hari Pratama mengatakan, pihaknya sepakat dengan sejumlah gagasan Pemkab Banyuwangi. Arsitektur tol dengan gaya kearifan lokal memang sangat diperlukan.

"Pada prinsipnya kami sangat mengapresiasi ide ini. Tantangannya hanya pada memadukan kekhasan arsirektur lokal dengan standar regulasi yang telah ditetapkan kementerian," ujar Hari, Jumat (24/1).

Desain rest area, kata Hari, nantinya bakal dibuat senyaman mungkin selayaknya destinasi wisata dengan memanfaatkan tebing. Kawasan rest area tersebut juga akan dibuat terasering, mengingat kondisi alam yang didomoninasi pegunungan dan persawahan.

"Sehingga pemandangan Selat Bali benar-benar bisa dinikmati sembari beristirahat di rest area," ujarnya.

Hari juga optimistis bahwa ruas tol tersebut bakal mendorong pengembangan ekonomi di kawasan timur Pulau Jawa.

“Dengan kemajuan Banyuwangi yang pesat, tol ini punya prospek yang bagus. Semakin memudahkan aksesibilitas orang menuju Banyuwangi,” ujarnya.

2. Tol ke Banyuwangi masuki tahap konsultasi publik

Proyek Tol Banyuwangi akan Adopsi Arsitektur Bergaya Kearifan LokalSuasana Pelabuan Ketapang, Banyuwangi, Rabu pagi (1/1). (IDN Times/Mohamad Ulil Albab IDN Times/Mohamad Ulil Albab)

Saat ini proses pembangunan jalan tol menuju Banyuwangi telah masuk proses konsultasi publik untuk kemudian dilakukan pembebasan lahan. Jalur tol menuju Banyuwangi menggunakan tanah milik Perhutani sebesar 42 persen. Adapun yang lainnya adalah tanah masyarakat, tanah negara, dan lahan PT Kereta Api.

"Setelah pembebasan lahan selesai pada tahun ini, langsung kami kebut pengerjaannya,” ujarnya.

Baca Juga: Atasi Kemacetan, Bakal Ada Jalan Tol Alternatif Probolinggo-Lumajang 

3. Menguatkan identitas sejumlah bangunan

Proyek Tol Banyuwangi akan Adopsi Arsitektur Bergaya Kearifan LokalTerminal Bandara Banyuwangi yang mengadopsi gaya arsitektur lokal. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Adopsi arsitektur bergaya kearifan lokal Banyuwangi tak hanya ditujukan pada proyek jalan tol. Sebelum ini, sejumlah bangunan publik di Banyuwangi sudah menerapkan arsitektur lokal Using. Mulai dari Bandara Blimbingsari, Pabrik PT INKA, puskesmas, rumah sakit, instansi pemerintah, hingga Pelabuhan ASDP Ketapang yang masuki tahap revitalisasi.

“Seperti rest area untuk UMKM menggunakan arsitektur khas rumah Suku Osing Banyuwangi. Kemudian pintu keluarnya didesain dengan pendekatan budaya lokal kami. Itu akan menjadi ikonik, sebab pintu keluar tolnya punya view keren Selat Bali,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Menurutnya, penguatan identitas arsitektur lokal akan diperkuat dengan revitalisasi Pelabuhan ASDP Ketapang dengan visi yang sama.

“Apalagi, ke depan berpadu dengan revitalisasi Pelabuhan Ketapang yang akan digarap BUMN PT ASDP dengan pendekatan arsitektur yang ikonik melibatkan arsitek tersohor Gregorius Supie,” katanya.

Menyambut proyek tol ke Banyuwangi, pihaknya telah melakukan sejumlah persiapan Mulai pariwisata berbasis rakyat, sentra kuliner, Jatim Park, dan sejumlah destinasi alam yang lain seperti Taman Nasional Alas Purwo dan Kawah Ijen.

"Semuanya siap menyambut lonjakan kunjungan seiring beroperasinya tol ke depan,” jelasnya.

Baca Juga: Pembangunan Jalan Tol di Banyuwangi Masuki Tahap Pembebasan Lahan

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya