Tragedi Maut! Perahu Tambang di Surabaya Tak Boleh Beroperasi

Harusnya dibangun jembatan nih !

Surabaya, IDN Times - Imbas tragedi maut tenggelamnya perahu tambang di Surabaya pada Sabtu (25/3/2023) yang menewaskan satu orang, semua perahu tambang di Surabaya tak boleh lagi beroperasi. 

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, pengoperasian perahu tambang adalah kebijakan Provinsi Jawa Timur dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Untuk itu, ia telah berkodinasi dengan Pemprov dan BBWS untuk menghentikan sementara perahu tambang di Surabaya. 

"Kita sudah koordinasi dengan Provinsi dan BBWS, sementara kita hilangkan (hentikan pengoperasian) dulu perahunya," ujar Eri, Selasa (28/3/2023). 

Ditanya soal pembangunan jembatan sebagai akses masyatarakat setempat, Eri mengatakan itu juga masih akan dikordinasikan dengan BBWS. Sebab, pembangunan jembatan di sungai Brantas merupakan ranah BBWS. 

"Kalau jembatan itu boleh (dibangun) tapi kita kordinasi dengan BBWS dulu, itu ranahnya (BBWS)," kata dia. 

Selama ini, perahu tambang memang menjadi akses alternatif masyarakat yang tak ingin jauh berjalan menyebrang lewat jembatan. Seperti misalnya di Karang Pilang, perahu tambang digunakan untuk menyebrang Sungai Brantas dari sisi jalan Mastrip ke sisi Jambangan. 

Sayangnya, perahu tambang cukup berisiko. Mengingat, kondisi air sungai tak selalu tenang, terkadang debitnya tinggi dan arunya deras. Bahkan, paling parah adalah, perahu mengalami kebocoran seperi yang terjadi pada Sabtu (25/3/2023) lalu. 

 Tragedi ini bermula dari perahu tambang menyeberang Sungai Brantas dari Jalan Mastrip ke Jambangan pukul 07.00 WIB, Sabtu (25/3/2024). Perahu itu membawa 10 penumpang dan dua petugas. Saat berjalan kurang lebih 4 meter, tiba-tiba perahu mengalami kebocoran.

"Pak Siswanto alias Wasis (penambang) teriak bocor, bocor, Setelah teriak bocor Wasis berusaha narik kembali perahu ke tepi sungai," ucap Gogot.

Karena arus sungai terlalu deras dan air di geladak perahu sudah banyak, perahu tidak bisa sampai ke tepi. Geladak perahu perlahan mulai tenggelam. "Saat perahu mulai tenggelam, banyak penumpang panik ada penumpang yang pegangan dan ada penumpang yang melompat ke sungai," bebernya. 

Penumpang yang berpegangan dengan perahu berhasil selamat. Sementara korban yang loncat ada yang selamat dan ada yang hilang. Satu korban yang hilang itu Desiree. Kini Desiree sudah ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.

"Nggeh (iya ditemukan) pukul 12.30 WIB," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Surabaya, Buyung Hidayat saat dikonfirmasi IDN Times.

Baca Juga: Korban Perahu Tambang Ditemukan Tak Bernyawa

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya