SMP di Surabaya Ini Cuma Dapat 2 Siswa Baru

Siswa mulai sedikit sejak sistem PPDB zonasi

Surabaya, IDN Times - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tenggilis Jaya Surabaya hanya mendapat dua siswa pada tahun ajaran baru 2023/2024. Bahkan, satu dari dua siswa itu pun mengundurkan diri hari ini, Selasa (18/7/2023). 

1. Seluruh siswanya ada 15 anak

SMP di Surabaya Ini Cuma Dapat 2 Siswa BaruSuasana SMP Tenggilis Jaya yang muridnya hanya sedikit. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Kepala Sekolah SMP Tenggilis Jaya, Hari Poedjo Irianto mengatakan hanya ada 15 siswa di sekolah tersebut. Rinciannya, 12 siswa Kelas IX, dua siswa kelas VIII dan satu siswa kelas VII. 

"(Satu mengundurkan diri) anaknya gak mau sekolah per hari ini gak mau sekolah. Ibunya datang. Tapi saya pesan anaknya harus sekolah," ujar Hari saat ditemui, Selasa (18/7/2023). 

Baca Juga: Wali Kota Surabaya Minta PPDB Sistem Zonasi Dievaluasi

2. Siswa menurun semenjak pandemik dan sistem PPDB zonasi diterapkan

SMP di Surabaya Ini Cuma Dapat 2 Siswa BaruSuasana SMP Tenggilis Jaya yang muridnya hanya sedikit. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Hari menyebut, berkurangnya jumlah murid ini terjadi mulai tahun 2019. Sebelum tahun itu jumlah murid sekitar 30an siswa per kelas. Namun, ketika pandemik COVID-19, jumlah siswa yang mendaftar semakin menurun, apalagi semenjak ada sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi. 

"Dulu masih bisa merasakan murid banyak bukan seperti ini. Faktor terbesar merosot karena kebijakan PPDB zonasi," terang dia. 

Padahal, sekolah tersebut bukan merupakan sekolah mahal. Sumbangan Pembiayaan Pendidikan (SPP) perbulannya hanya Rp100 ribu saja. Bahkan jika jarak sekolah dengan rumah jauh, pihak sekolah akan memberi fasilitas ojek online. 

"Masuk di sini cuma Rp800 ribu boleh diangsur yang penting anak sekolah. Tiap bulan Rp100 ribu SPP dan tidak semuanya bayar. Niat sekolah yang penting, Kalau rumah jauh kita gojekan dari sekolah," ungkap dia. 

3. Berbagai upaya telah dilakukan sekolah

SMP di Surabaya Ini Cuma Dapat 2 Siswa BaruSuasana SMP Tenggilis Jaya yang muridnya hanya sedikit. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Selain itu, untuk menarik murid pihaknya telah melakukan promosi ke sejumlah SD. Namun apa boleh buat, sekolah tersebut pun tetap tak ada murid. 

"Promosi ke SD sejak Januari. Try out (juga digelar) yang datang banyak," ungkap dia. 

Untuk mengantisipasi permasalahan ini, pihaknya sudah seringkali menyampaikan kepada Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya. Namun, hasilnya selalu nihil.

"Ndak ada solusi. Sering rapat, tapi hasil rapat gak ada Pak Erwin (Kepala Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) rapat, disampaikan ke kita, tentang pemerataan pendidikan. Kalau negeri sudah sesuai ya stop, swasta juga sekolah yang baik," terangnya. 

Ia berharap, pemerintah dapat memperbaikiki sistem PPDB yang ada. Sehingga, sekolah swasta seperti SMP Tenggilis Jaya juga kebagian murid. 

"(Harapannya) mengubah kebijakan, jangan lip service. Semuanya PPDB keseluruhan harus diubah," pungkas dia. 

Baca Juga: Zonasi Sekolah, SD di Solo Hanya Dapat 1 Siswa Ini Alasannya

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya