Smartwatch Deteksi Udara untuk Lansia Antarkan Mahasiswa Unair Juara 

Monitor pernapasan lansia juga

Surabaya, IDN Times - Inovasi swartwatch atau jam tangan pintar untuk memonitor kesehatan pernapasan lansia mengantarkan Raselly Elfa Putri dari prodi bahasa dan sastra inggris dan Yulia Rohmawati dari prodi ilmu sejarah Universitas Airlangga (Unair) membawa pulang  juara harapan 1 dan best presentation dalam LKTIN Borneo Scientific Fair 6 Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat.

Kepada Unair, Raselly selaku ketua tim menjelaskan bahwa ia dan tim mengusung inovasi bernama GEMAS (Gelang Monitor Kesehatan Lansia). Inovasi tersebut merupakan swartwatch atau jam tangan pintar yang bertujuan untuk memonitor kesehatan pernapasan lansia. Gagasan tersebut muncul karena keresahannya terhadap kondisi polusi udara di Indonesia yang makin hari makin memburuk. 

“Lansia ini jadi golongan yang sangat rentan terkena gangguan pernapasan, utamanya karena polusi udara. Karena itu, kami ingin mereduksi dampak tersebut khususnya pada lansia melalui sebuah jam tangan pintar berbasis teknologi IoT (internet of things, Red),” ujarnya, Rabu (30/8/2023). 

Smartwatch tersebut memiliki tiga fitur utama yaitu deteksi udara, oxital, dan atasi. Deteksi udara merupakan fitur yang berfungsi untuk mendeteksi udara di sekitar lansia secara real time. Sehingga, lansia dapat mengantisipasi dampak buruk kesehatan akibat kondisi udara yang berpolusi di sekitarnya. 

"Oxital atau oximeter digital, fitur tersebut berfungsi untuk mengikuti saturasi oksigen dalam tubuh lansia. Terakhir yaitu atasi, fitur tersebut merupakan fitur untuk memberikan informasi upaya preventif dan kuratif terhadap polusi udara," jelasnya

Lebih lanjut, Raselly mengatakan,  inovasi dalam LKTI menjadi poin penting yang harus diperhatikan. Untuk mendapatkan sebuah ide, ia harus melihat isu-isu yang sedang berkembang di lingkungan sekitar. Dari hal itu, ia bisa mengetahui bahwa ada banyak permasalahan yang membutuhkan solusi, khususnya dari generasi muda. 

“Selain itu, perbanyak referensi bacaan untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan, khususnya di lintas bidang yang kita pelajari. Hal itu akan sangat membantu dalam proses penyusunan fullpaper dan brainstorming,” pungkas dia. 

Baca Juga: Dosen Unair Buka Suara Soal Putusan MK Izinkan Kampanye di Kampus

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya