Pasien Meninggal Antre ICU, Dirut RSUD Dr Soewandhie Minta Maaf

Akan perbaiki pelayanan

Surabaya, IDN Times - Pasca ramai seorang pasien bernama Asiasih (52) meninggal karena tak dapat ruang Intensive Care Unit (ICU), Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soewandhie Surabaya, dr Billy Daniel Messakh mengunjungi rumah keluarga pasien, Senin (5/6/2023). Kedatangannya itu, untuk menyampaikan bela sungkawa dan permintaan maaf.

“Kalau ada yang salah kami menyampaikan permohonan maaf, lalu menyelesaikan perbedaan persepsi kita, itu sudah kita jelaskan," ujarnya. 

Billy menyebut, masalah ini karena ada perbedaan komunikasi. Apalagi, saat itu keluarga dalam kondisi panik. "Kita juga menyampaikan seperti normatif biasa, itu menimbulkan masalah. Perbedaan-perbedaan itu sudah kita jelaskan dan Alhamdulillah kami dan keluarga sudah saling menerima,” kata Billy. 

Billy menjelaskan, dalam pertemuan dengan pihak keluarga, ia memberikan penjelasan mengenai kesalahpahaman informasi yang diterima pihak keluarga. Sebab, perwakilan keluarga mengaku bahwa ada tenaga medis yang mengatakan jika perlengkapan di dalam ambulans RSUD Dr. Soewandhie yang kurang memadai. Ia mengklaim bahwa itu terjadi karena adanya kesalahan komunikasi. 

“Miskomunikasi (kesalahpahaman) itu terjadi saat kita mau merujuk pasien, keluarga menjadi takut karena ada statement dari seseorang yang mengatakan bahwa transportasi ambulans kita tidak lengkap. Ini yang saya kejar, tapi Mbak Yesi (anak pasien) lupa orangnya, sebenarnya itu bagian dari yang harus saya perbaiki,” jelasnya.

Persoalan berikutnya, ia menjelaskan soal keluarga yang tidak mendapatkan ruang rawat inap. Pihak keluarga merasa tidak mendapatkan penjelasan konkrit mengenai penanganan medis yang tengah dilakukan oleh RSUD Dr. Soewandhie saat pasien berada di IGD (Instalasi Gawat Darurat). 

“Saat pasien menunggu di IGD, mereka (keluarga) ingin ada pemberitahuan progres dari indenan mereka. Seperti begini, ibu Asih datangnya antrean ke-17, terus besok paginya sudah maju ke berapa? itu mereka ingin tahu. Yang kita prioritaskan pertama adalah pelayanannya, jadi kita harus bisa membedakan pelayanan untuk masyarakat, medisnya, dan administratifnya. Ini nanti yang kita harus perbaiki supaya pasien tahu kalau dia nomor sekian, lalu jam sekian maju nomor sekian,” terangnya. 

Pihaknya pun mengaku kesalahpahaman tersebut segera diperbaiki oleh RSUD Dr Soewandhie. Apalagi, ia telah membiasakan para tenaga kesehatan untuk senyum, sapa, dan salam. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter tenaga kesehatan agar siap melayani pasien. 

“Ada kesalahan itu dari miskomunikasi (kesalahpahaman) yang harus kita perbaiki. Kita sudah berusaha untuk melakukan senyum, sapa, dan salam. Ini membentuk karakter tenaga kesehatan agar berpikir bahwa dia bukan bos, tetapi di adalah seorang pelayan yang siap untuk dilayani. Itu tujuan kita,” ungkapnya

Ia menegaskan, RSUD Dr Soewandhie terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat yang ingin berobat atau mengakses layanan kesehatan. “Kami melayani tidak membedakan pasien umum atau BPJS, tidak. Karena 90 persen pelayanan kami dimanfaatkan masyarakat dengan berobat menggunakan BPJS. Jadi kami tidak mungkin membedakan,” tegasnya. 

Sementara itu, Yesi Setiyawati (28), perwakilan keluarga menyampaikan apresiasi kepada Dirut RSUD Dr. Soewandhie Surabaya, dr Billy Daniel Messakh beserta jajarannya, atas kedatangannya ke rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa. Serta memberikan penjelasan mengenai kronologi dan alur pelayanan medis yang telah diberikan. 

“Saya memberikan apresiasi karena ada tanggung jawab dari RSUD Dr. Soewandhie untuk datang ke rumah menjelaskan kronologi. Ada kemauan dari rumah sakit untuk mengevaluasi lagi pelayanan dan SDM untuk kemajuan RSUD Dr. Soewandhie, terutama karena rumah sakit pemerintah supaya masyarakat lebih cinta kepada rumah sakit milik pemerintah,” pungkasnya

Baca Juga: Pasien RSUD Soewandhie Meninggal Saat Antre Ruang ICU

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya