Kota Pahlawan Tercemar Mikroplastik! 

25 ton sampah berasal dari sungai Surabaya

Surabaya, IDN Times - Surabaya, kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia, mustahil jika sampah yang dihasilkan lebih sedikit dari daerah lain di Jawa Timur. Kontaminasi mikroplastik jadi masalah berikutnya. 

Data Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) 2022 yang menguji kandungan mikroplastik di 68 sungai strategis nasional menyebut, Jawa Timur menjadi Provinsi dengan kontaminasi partikel mikroplastik terbanyak di Indonesia yakni 636 partikel/100 liter, kemudian disusul Provinsi Sumatera Utara yakni 520 partikel/ 100 liter, dan Provinsi Sumatera Barat ditemukan 508 partikel/100 liter.

1. 25 ton sampah perhari di Sungai Surabaya

Kota Pahlawan Tercemar Mikroplastik! Tim Ekspedisi Sungai Nusantara menemukan pencemaran mikroplastik pada Sungai Deli, Kota Medan. (Dok: Ekspedisi Sungai Nusantara)

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi menyebut, dalam sehari sungai Surabaya menghasilkan 25 ton sampah. 25 ton sampah tersebut dipapat dari hasil saringan Mechanical Screening yang diletakkan di pompa sungai Surabaya. 

"Kalau sungai itu 25 ton rata-rata per hari. Kalau musim hujan bisa lebih, kalau musim kering lebih sedikit," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, ditemui di Balai Kota Surabaya, Rabu (1/2/2023).

Jumlah sampah dari sungai Surabaya, belum apa-apa jika dibanding dengan total sampah seluruhnya. Yang mana, perhari Kota Surabaya menghasilkan 1.800 hingga 2.000 ton sampah. 

"Yang masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sekitar 1.600 sampai 1.800. Sisanya sekitar 200 ton diolah oleh warga. Sampah paling banyak itu berasal dari rumah taangga,” ungkap dia. 

Hebi tak menampik bahwa kontaminasi mikroplastik di sungai Surabaya tinggi, sebanding dengan banyaknya sampah yang dihasilkan. 

"Kalau untuk ngecek kandungan mikroplastik di Surabaya, kita masih belum punya laboratoriumnya, kita ingin (kerjasama dengan LSM lingkungan) kalau diperkenankan, jadi kita bisa kontrol itu (mikroplastik)," terang dia.

Baca Juga: Sehari, Sungai Surabaya Hasilkan 25 Ton Sampah

2. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah

Kota Pahlawan Tercemar Mikroplastik! Gemerlap Kota Surabaya tampak dari udara. (Dok. Diskominfo Surabaya)

Hebi mengatakan, untuk mengurangi sampah plastik di sungai, pihaknya telah membuat Perwali tentang pengurangan kantong plastik di tempat belanja. Serta menggencarkan program Bank Sampah.

"Kita perluas 3R (Reduce, Reuse, Recyle), wilayah 3R kita tambah. Ini nanti bisa mengurangi sampah empat ton per hari," ungkap dia. 

Bukan cuma itu, pihaknya juga bakal membuat peraturan agar rumah warga yang dekat sungai tidak membelakangi sungai, melainkan menghadap ke sungai. Hal ini agar ketika membuka pintu rumahnya, mereka dihadapkan langsung pada kondisi sungai. 

"Jadi, kita sudah ada geblak sungai namanya, gerakan balik kanan sungai. Tujuannya agar mereka tahu kalau sungainya kotor," ungkap dia.

3. Ecoton jelaskan bahaya mikroplastik

Kota Pahlawan Tercemar Mikroplastik! Peneliti ECOTON sedang melakukan identiifikasi Mikroplastik di laboratorium air (ecoton.or.id)

Peneliti Mikroplastik Ecoton,  Rafika Aprilianti, menjelaskan Mikroplastik tidak dapat dengan mudah dihilangkan dari perairan karena sifatnya yang persisten. Tingkat kontaminasi polusi mikroplastik dapat berdampak pada rantai makanan di perairan laut, mulai dari dari mikroorganisme seperti plankton, berbagai jenis ikan, dan mamalia

“Mikroplastik yang telah terakumulasi di lingkungan akan mempengaruhi kesehatan lingkungan beserta biota yang ada didalamnya. Mikroplastik yang ada di lingkungan dapat menyerap dan mengangkut bahan kimia beracun dilingkungan menuju rantai makanan manusia,” ungkap dia. 

Dari semua penyakit yang mempengaruhi kesehatan manusia, diperkirakan lebih dari 50 persen murni akibat faktor lingkungan. para peneliti menemukan bahwa mikroplastik polipropilena akan dengan mudah menyerap senyawa organik hidrofobik dan disebut sebagai polutan organik persisten (POP). 

“Pembakaran terbuka plastik dan produk plastik melepaskan polutan seperti logam berat, dioksin, PCB dan furan yang bila terhirup dapat menimbulkan risiko kesehatan terutama gangguan pernapasan,” jelasnya.

Saat produksi plastik ditambahkan juga zat additif untuk memberikan karakteristik dan sifat bahan plastik, seperti fleksibilitas dan tahan terhadap panas dan sinar UV. Zat-zat ini tidak terikat secara kovalen dengan plastik, dan dapat dengan mudah larut dan terakumulasi (mengendap) di lingkungan. 

“Zat aditif tersebut berpotensi tersalurkan kedalam tubuh organisme dan menyebabkan gangguan hormon endokrin. Paparan mikroplastik pada ibu hamil menyebabkan berkurangnya berat testis pada calon bayinya, merusak sel epitel pada reproduksi dan penurunan jumlah sperma. Paparan mikroplastik dapat menyebabkan kerusakan vas deferens, viabilitas dan konsentrasi sperma menurun, meningkat malformasi sperma, dan apoptosis sel spermatogenik.” terangnya. 

4. Pemerintah harus alokasikan anggaran cukup untuk sampah

Kota Pahlawan Tercemar Mikroplastik! ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Pegiat Zero Waste Ecoton, Tonis Afrianto mendorong pemerintah untuk mengalokasikan anggaran yang cukup untuk memperbanyak kawasan bebas sampah Zero Waste Cities sebagai sebagai solusi pengelolaan sampah mandiri skala desa/ kelurahan agar sampah terkelola dengan baik dan benar sehingga tidak bocor ke sungai. Serta penegakan hukum tegas bagi pelaku pembuangan sampah ke sungai. 

“Pemerintah harus melakukan edukasi secara intensif kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai pada aktivitas sehari-hari, mengingat plastik sekali pakai memiliki kandungan senyawa berbahaya bagi tubuh dan berdampak buruk pada sungai sehingga masyarakat dapat bergaya hidup zero waste bebas plastik,” pungkasnya.

Baca Juga: Tata Kelola Sampah Belum Merata, Sungai Indonesia Banjir Mikroplastik

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya