Kisah Aziz, Ojol yang Nekat Jadi Bacaleg

Punya visi misi suarakan kesejahtaan ojol

Surabaya, IDN Times - Abdul Azis Rahmaddani Patty baru saja mengantar makanan pesanan dari pelanggan. Selepas itu, ia beristirahat sejenak sembari ngobrol dengan sesama pengemudi ojek online lain. Sebentar lagi, rutinitas itu akan berubah, sebab tahun ini ia telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya sebagai bakal calon legislatif (bacaleg) DPRD Surabaya dari Partai Buruh. 

Tahun 2024 adalah tahun pertamanya terjun ke politik praktis. Ia maju sebagai Bakal Calon Anggota Legislatf (Bacaleg) untuk Daerah Pemilihan (Dapil) 2 Kota Surabaya. Ia harus berebut suara di empat kecamatan, yaitu Semampir, Tambaksari, Pabean Cantikan dan Kenjeran. 

"Kenapa saya tertarik di Partai Buruh di situ merupakan wadah, atau kaum bawah untuk menyalurkan aspirasi,"  ujar pria yang akrab disapa Aziz itu. 

Pria 41 tahun ini nekat mencalonkan diri hanya berbekal doa dan keyakinan. Ia akan mewakili komunitasnya yakni ojek online untuk duduk di parlemen. 

"Saya mau mencalonkan diri karena kita sebagai praktisi di lapangan, kita driver ojol memahami sekali perubahan yang terjadi mulai munculnya ojol sampai sekarang di Surabaya, paling tidak kita memiliki suara untuk menyampaikan aspirasi," ujar dia. 

Keinginannya untuk mencalonkan diri itu tidak berangkat dari dirinya sendiri. Dorongan juga datang dari teman-temannya sesama pengemudi ojek online maupun dari anggota Partai Buruh. 

"Sementara teman-teman dekat sesama driver ojol yang saya mintai izin dan doa restu,"  tuturnya. 

Aziz mengatakan, tujuannya merebut kursi di DPRD Surabaya adalah untuk ikut andil dalam menentukan kebijakan pemerintah, termasuk soal kesejahteraan driver ojol. "Yang mau saya bawa, visi misi Partai Buruh, mensejahterakan buruh, rakyat sejahtera, untuk lebih spesifiknya karena saya ojol, saya membantu mensejahterakan ojol," katanya.

Aziz tahu betul, maju sebagai bacaleg perlu modal yang sangat besar. Namun baginya, modal besar itu tak melulu soal dana. 

"Saya rasa tidak hanya dana, tapi tenaga pikiran itu yang harus kita siapkan, yang pasti saya menyiapkan uang bensin saya karena saya kerja di aspal, minimal saya edukasi ke customer saya," terangnya. 

Sebagai driver ojol, ia tentu memiliki banyak teman sesama ojol. Kekuatan itulah yang akan ia gunakan. 

"Itu nilai plus dari komunitas ojek online, dari situ, selain kita membahas masalah yang kita rembuk, artinya kan kita bisa menilai apa sih kebutuhan teman-teman," tutur dia. 

Strategi kampanyenya sederhana, ia hanya perlu datang ke satu komunitas ojol ke komunitas lain untuk mensosialisasikan visi misinya. Apalagi, dalam keseharian ia berkumpul bersama dengan teman sesama driver ojol.

"Yang pasti saya akan melakukan silaturahmi dengan komunitas ojol, baik itu independen maupun yang memiliki komunitas, terutama di Dapil 2," ucap Aziz. 

Aziz berkomitmen, bila nanti ia duduk di perlemen, ia masih tetap menjadi driver. Ini agar ia tetap bisa mendengar masalah driver ojol. 

"Pasri (tetap jadi ojol) kita ini kan mitra (ojol) sewaktu-waktu kita bisa menyalakann (aplikasi), selama saya masih belum putus dari aplikasi, agar tetap dekat dengan grassroot, apa aspirasi," pungkas dia.

Baca Juga: Satu Keluarga di Lamongan Nyaleg, Ada yang Masih Berumur 21

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya