Cerita Para Penjinak Api di Kota Pahlawan

Cerita dedikasi petugas Pemadam Kebakaran Surabaya

Surabaya, IDN Times - Reno Pahlevi Wahyu Firmansyah (28) sudah 8 tahun berjibaku dengan si jago merah di Surabaya. Ia merupakan Komandan Regu Tim Rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya. 

Sejak 2015, Reno telah menjadi anggota Pemadam Kebakaran (PMK). Ia tak pernah menyangka bisa menjadi bagian dari pasukan penjinak api.

"Ketika kecil saya pernah membakar kasur saya sendiri, lalu saya padamkan sendiri, eh gak taunya sekarang jadi anggota PMK," ujar Reno ditemui di kantor DPKP Surabaya, Jumat (5/5/2023). 

Bukan cuma memadamkan api, ia juga bertugas mengevakuasi orang tenggelam, mengevakuasi binatang, hingga menyelamatkan orang yang hendak bunuh diri. 

1. Berkejaran dengan waktu saat padamkan api di tempat padat penduduk

Cerita Para Penjinak Api di Kota PahlawanPetugas Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya saat memadamkan api di TP 5. Dok. Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya.

Sebagai salah satu kota Besar, tentu intensitas kejadian kebakaran di Surabaya lebih tinggi terjadi daripada daerah lain di Jawa Timur. Ia pun paling sering memadamkan api di daerah padat penduduk.  

"Jadi tantangan juga (pemukiman padat penduduk). Rumah padat penduduk itu kan kebanyakan semi permanen jadi kita kejar-kejaran sama waktu," ungkap dia. 

Bila dirasa, unit mobil pemadam kebakaran tak bisa masuk, Reno akan bergegas menggunakan kendaraan Walang Kadung. Yakni sebuah sepeda motor pemadam kebakaran yang dapat menerobos kepadatan jalan hingga gang-gang sempit. 

"Kendaraan itu ada selang dan air, itu biar cepat, kalau tempat kebakaran tidak jauh dari kita dan tempatnya padat penduduk, biasanya Walang Kadung berangkat dulu," ungkap dia. 

Baca Juga: Ngeri, Empat Kejadian Mengenaskan Terjadi di Surabaya dalam Satu Hari

2. Sering dicaci maki orang karena terobos jalan

Cerita Para Penjinak Api di Kota PahlawanPetugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya memadamkan kebakaran yang melanda Tunjungan Plaza 5 di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (13/4/2022). Sejumlah kendaraan pemadam kebakaran dikerahkan termasuk tiga Bronto Skylift untuk memadamkan api yang membakar lantai 5 Tunjungan Plaza 5 itu. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/aww.

Meski misinya adalah untuk penyelamatan, tak jarang Reno kerap mendapat makian dari masyarakat. Ia bahkan sering disebut arogan karena menerobos jalanan.

"Kita masih sering dicaci orang, kenapa terlambat (datang), di Jalan juga waktu kita masyarakat belum tau undang-undang, Damkar disebut arogan jalannya kencang, padahal kita jalannya maksimal 50 Km/jam," ungkap Reno. 

Belum lagi, saat memadamkan api. Tentu saja resiko yang ia hadapi sangat tinggi. Ia pernah terpapar panasnya api hingga terkena paku.

"Kalau kena paparan panas sering. Bahkan teman-teman ada yang kena reruntuhan. Kalau saya pernah sudah hati-hati kena paku," ungkap dia. 

Namun, Reno tak pernah takut maut akan datang pada dirinya. Sebab, sebagai petugas pemadam tentu ia sudah memasrahkan semuanya kepada tuhan. 

"Kita berangkat dari markas menuju lokasi itu sudah pasti taruhan dengan nyawa, satu langkah kita sudah dekat dengan kematian," ungkap dia.  

Bahkan, ketika berangkat dan sirene berbunyi,  resiko yang mungkin ia hadapi adalah kecelakaan. Namun, ia selalu menekankan kepada anggota lainnya agar membawa doa ketika mulai bertugas. 

3. Bertugas mengevakuasi korban tenggelam hingga bunuh diri

Cerita Para Penjinak Api di Kota PahlawanProses pencarian korban tenggelam di Ngagel, Surabaya, Selasa (20/10/2020). Dokumentasi Istimewa

Selain bertugas sebagai pemadam, ia juga menjadi salah satu tim penyelam dalam evakuasi penyelamatan. Banyak orang tenggelam di Surabaya  telah ia evakuasi. 

"Yang paling berkesan itu waktu saya dipercaya mengevakuasi satu keluarga asal Surabaya yang tenggelam di Tulungagung, tiga hari pencarian tidak ketemu, tapi waktu tim Surabaya diterjunkan, ketemu," ungkap dia.

Bukan cuma evakuasi jenazah, Reno juga mengevakuasi korban yang hendak bunuh diri. Baginya itu tidak mudah, ia harus berhati-hati mencegah korban tidak melakukan aksi bunuh diri, juga berhati-hati untuk dirinya sendiri. 

4. Berharap dapat apresiasi lebih

Cerita Para Penjinak Api di Kota PahlawanBalai Kota Surabaya. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Di balik sejumlah aksi penyelamatan yang telah ia lakukan. Reno hanyalah seorang pegawai outsourcing di Pemerintah Kota Surabaya. 

"Saya outsourcing, gajinya UMR Surabaya lah," kata dia. 

Tentunya, Reno berharap ia mendapat apresiasi lebih dari Pemerintah Kota Surabaya. Seperti mendapat tunjangan hingga sertifikasi. 

"Kan kita tugasnya juga penuh resiko," katanya. 

Namun, Reno tetap senang menjadi bagian dari petugas PMK. Sudah banyak orang yang ia selamatkan bersama timnya. 

"Kita bisa bantu orang, terutama saat menyelamatkan rumah yang belum terbakar," kata dia. 

5. Petugas dalam aksi khusus akan mendapat piagam penghargaan

Cerita Para Penjinak Api di Kota PahlawanKebakaran 9 rumah di kawasan Hayam Wuruk, Wonokromo, Surabaya. Dok. Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, Dedik Irianto mengatakan petugas PMK di Surabaya ada 756 orang, 627 diantaranya merupakan pasukan pemadam kebakaran. Mereka terbagi di 5 rayon dan 16 pos. 

Sebagai bentuk apresiasi kepada para petugas yang selama ini berjibaku dengan aksi penyematan selain pemberian gaji, mereka juga diberi asuransi jiwa. Bagi petugas yang melalukan aksi penyelamatan pada kejadian khusus Wali Kota Surabaya memberikan apresiasi berupa piagam penghargaan. 

"Kejadian menangkap ular di menara itu,pada hari pemadam kebakaran nasional mendapat apresiasi dari pak Wali, mendapat piagam pengharagaan," ujar Dedik. 

6. Petugas berprestasi akan menjadi komandan regu

Cerita Para Penjinak Api di Kota PahlawanKebakaran 9 rumah di kawasan Hayam Wuruk, Wonokromo, Surabaya. Dok. Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya.

Kemudian, bila mereka berprestasi akan naik tingkat menjadi komandan regu. Gaji komandan regu, tentu lebih tinggi dari anggota lainnya. 

Ditanya apakah mereka bisa menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) tentu harus melakukan tes dsn lain sebaginya. Yang mungkin adalah mereka bisa diusulkan menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). 

"Biasanya, ada beberapa petugas yang ikut tes pegawai juga di kabupaten lain dan keterima. Jadi mereka tetap mengasah keterampilan, pengetahuan," ungkap dia. 

7. DPKP selalu perbarui peralatan pemadaman

Cerita Para Penjinak Api di Kota PahlawanPetugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya memadamkan kebakaran yang melanda Tunjungan Plaza 5 di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (13/4/2022). Sejumlah kendaraan pemadam kebakaran dikerahkan termasuk tiga Bronto Skylift untuk memadamkan api yang membakar lantai 5 Tunjungan Plaza 5 itu. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/aww.

Dedik juga menyebut, selain memperhatikan anggotanya, tak kalah penting juga adalah selalu memperbarui peralatan pemadam kebakaran di Surabaya. Sebab, peralatan merupakan salah satu unsur keselamatan petugas. 

"Kalau peralatan itu memadahi dan secure (aman) pasti teman-teman juga dapat terselamatkan dalam melakukan pemadaman," ungkap dia. 

Salah satu alat pemadam kebakaran di Kota Surabaya yang belum tentu dimiliki daerah lain adalah Bronto Sky Lift Alat tersebut hanya di tiga daerah saja. 

"Mobil Happy Duty Rescue, itu di Indonesia baru Surabaya yang punya. Mobil rescue yang mempunyai peralatan lengkap sekali, yang baru diluncurkan bapak Wali Kota," tutur dia. 

Dedik menyebut, pengadaan peralatan DPKP dilakukan berdasarkan masteplan hasil kajian sejumlah pihak. Ini juga disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran yang ada

"Jadi di Surabaya ini ada apa saja, di Surabaya kan gak ada kilang minyak, jadi tidak butuh pemadam untuk kilang minyak," katanya. 

Di hari Pemadam Kebakaran Internasional 4 Mei 2023, Dedik menyinggung soal perubahan iklim global yang berpengaruh terhadap kejadian kebakaran di Kota Surabaya. Cuaca ekstrem seperti suhu panas yang terjadi belakangan mengakibatkan kebakaran pada benda-benda tertentu. 

"Ini semakin meningkat mitigasi kebakaran di suhu udara yang sangat tinggi. Di kota lain, beberapa mal terjadi kebakaran," terangnya. 

Ia pun berharap kepada masyarakat harus lebih peduli terhadap perubahan ini. Seperti misalnya harus lebih berhati-hati dalam meletakkan barang yang mudah terbakar. 

"Masyarakat harus lebih hati-hati meletakkan barang-barang dan mengenali barang-barang yang mudah terbakar," pungkas Dedik.

Baca Juga: Surabaya Punya 9 Bus Sekolah Gratis, Ada di 5 Titik Kumpul Surabaya

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya