Cerita Asmara Ida Susanti yang Ternyata Suaminya Perempuan

Ida mengalami kekerasan fisik dan seksual

Surabaya, IDN Times - Ida Susanti (59) datang di sebuah kafe menemui media setelah kisahnya menikah dengan seorang pria yang ternyata perempuan viral di media sosial. Ia pun membagi kisah asmaranya itu. 

Ida menceritakan, awalnya berkenalan dengan pria bernama Nardinata Marshioni Suhaimi melalui nomor telpon yang diberikan oleh teman Ida. Ida mengagumi Nardinata karena dia merupakan seorang yang pintar dan lulusan luar negeri. 

Singkat cerita, pada awal tahun 2000 Nardinata datang ke Surabaya dan bertemu dengan Ida. Mereka makan di sebuah restoran, Nardinata mengajak kakaknya bernama Yohanes. Saat itu Ida sama sekali tak curiga dengan Nardinata, ia melihat Nardinata sebagaimana seorang laki-laki pada umumnya. 

"Dia (Nardinata) sempat menunjukan KTP namanya Nardinata. Setelah ngomong, menunjukan akta kelahiran namanya Nardinata. Memang orangnya gemuk, tingkah laku ngomongnya, gaya bicara seperti pria. Dia juga tidak punya payudara (yang belakangan terbongkar) ternyata dioperasi," ujarnya, Jumat (29/9/2023). 

Nardinata mengaku suka dengan Ida dan mereka pun melangsungkan lamaran pada 28 Juli 2000. Mereka berdua tukar cincin di hotel Mercure Surabaya yang dihadiri keluarga Ida dan rekan Nardinata. 

"Setelah makan-makan setelah itu berkahir dan besoknya kita berencana ke Jakarta tanggal 31 Juli untuk menandatangani surat nikah dari catatan sipil Jakarta. Jadi, dia sama ditemani kakak kandungku," katanya. 

Setelah selesai proses surat nikah, keesokan harinya Ida dan Nardinata bulan madu ke tiga negara yakni Hongkong, Bangkok, dan Singapura. Saat itu, surat nikah Ida dan Nardinata dibawa oleh kakak Nardinata untuk dilamanating. 

"Pas di Bangkok, saat itu dia (Nardi) ngomong, aku ini sebenernya kawin bukan ingin punya istri, maksdunya gimana, dia bilang aku ini cuman butuh seorang pendamping yang bisa dampingi ke mana-mana. Aku bingung. Akhirnya dia ngaku, kalau dia bukan laki-laki. Aku kaget," ungkapnya. 

Ida pun marah pada Nardinata karena merasa dirinya adalah perempuan normal bukan seorang lesbian. Ida mengaku sudah terlanjur sayang dengan Nardinata yang ia kenal sebagai seorang laki-laki bukan seorang perempuan. Saat itu, Ida diancam oleh Nardinata. 

Akhirnya, Ida memilih untuk tetap bersama dengan Nardinata. Pilihan itu juga karena Ida malu dengan banyak orang jika ternyata suaminya itu adalah perempuan. Hubungan mereka berlanjut hingga sampai pada hubungan suami istri memakai alat seks. 

"Setelah kejadian itu kita pulang baik-baik. Malamnya, dia (Nardinata) menuntut, aku gak mau tapi dia memaksa dengan memakai alat," katanya.

Singkat cerita, tiga bulan perkawinan Nardinata membelikan rumah di daerah Pakuwon City Surabaya. Bahkan, Ida juga dibukakan usaha oleh Nardinata. 

"Setelah beberapa bulan aman-aman saja. Setiap bulan pergi Singapura bareng dia,"  ungkap dia. 

Seiring berjalannya waktu, Ida dan Nardinata kerap bertengkar. Nardinata bahkan main tangan dan memukul Ida. 

"Di situ dia (Nardinata) ngomong, kamu gak bakalan bisa melaporkan aku karena orang kaya. Aku tidak pernah nerima duit dari dia. Akhirnyq, ribut-ribu, ngancam-ngancam, kami sering bertengkar," tutur dia. 

Karena sudah tidak tahan, Ida kemudian menyembunyikan tiga KTP milik Nardinata dengan nama Oni Yusuf, Nardinata Marshioni Suhaimi, dan Nera Maria Suhaimi Joseph yang merupakan jenis kelamin perempuan. Tiga KTP itu digunakan Ida untuk melapor ke Polda Jatim atas dugaan penipuan. Laporan tersebut ia ajukan ke Polda Jatim pada 2002. 

"Laporan itu tidak diterima, karena surat kawin tidak ada," ucap Ida. 

Ida kemudian mencari cara agar laporan itu diproses. Setelah Ida mencari tau, ternyata Nardinata juga menikahi seorang perempuan dari Blitar bernama Nurul. 

"Akhirnya kakaku ke Blitar untuk dapat surat nikah (Nardinata dengan Nurul) tak selipin baru kemudian diproses Polda. Jadi pakai surat nikahnya nurul itu," jelasnya.

Di waktu yang sama, Nardinata melapor ke Polrestabes Surabaya yang saat itu bernama Polwil Surabaya atas penyerobotan rumah oleh Ida. Padahal saat itu, sertifikat rumah ada di tangan Ida. 

"Tapi 2003-2004 pelaporanku gak diproses. Yang diproses penyerobotan atas nama Aulia Suhaimin aku dianggap nyerobot rumah. Aku menyerahkan sertifikat asliku untuk barang bukti di Polrestabes," terang dia. 

Pada 2007, keluarlah surat DPO Nardinata. Namun, Nardinata tak kunjung ditangkap Polda Jatim. 

Lalu, pada 2013 Ida menemukan surat nikahnya yang telah hilang. Akhirnya, ia pun melakukan peninjauan kembali atas laporannya pada 2002 silam. 

"Tapi ujung-ujungnya tahun 2022 saya dikirimi surat eksekusi. Mei 2023 dapat surat, Juni rumahku dieksekusi," jelasnya. 

Karena merasa tak mendapatkan keadilan, Ida pun memviralkan apa yang ia alami ke media sosial. Baru kemudian Ida kembali dipanggil Polda Jatim pada Agustus 2023. 

Baca Juga: Alasan Ida Susanti Tak Gugat Cerai Meski Suaminya Ternyata Perempuan 

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya