2 Kali Hoaks Penculikan Anak di Surabaya, Pemkot: Jangan Mudah Percaya

Masyarakat tetap harus waspada

Surabaya, IDN Times - Surabaya dua kali kena prank kasus penculikan anak. Pemerintah hingga polisi minta masyarakat tidak percaya dengan kabar yang belum pasti kebenarannya. 

Berdasarkan catatan IDN Times, kabar penculikan di Surabaya pertama kali beredar melalui pesan suara alias voice note. Pesan itu mengatakan seorang anak menjadi korban penculikan. Namun, setelah ditelusuri, ternyata kabat tersebut tidak benar. 

Kedua, yakni dugaan penculikan anak di Keputih yang ternyata pelaku adalah Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ). Pria ODGJ tersebut memberi permen kepada seorang anak, warga mengira pria tersebut adalah penculik. Bahkan, pria tersebut hampir dihajar oleh massa. Ketika diperiksa polisi, pria tersebut terbukti ODGJ. 

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi pun mengimbau masyarakat, khususnya orangtua agar tetap tenang ketika mendapatkan kabar tentang penculikan anak. Meski kabar itu dipastikan hoaks, ia juga meminta masyarakat agar waspada.

"Makanya bapak ibu harus tenang hatinya. Kedua, tidak boleh jumawa, pastikan anaknya yang menjemput (sekolah) siapa," ungkapnya.

Selain dari pihak sekolah, peran para orangtua dalam menjaga sang buah hati juga penting. Ketika anak SD pulang sekolah, misalnya, sekolah dan orangtua harus tahu betul  siapa yang akan menjemput. 

"Kalau (anak) pulang sekolah jangan dilepas begitu saja. Kalau orang tuanya bekerja, pasti ada orang yang dipercaya untuk menjemput, (misal) becak yang menjadi langganan, mungkin begitu, atau siapa itu. Ayo jaga bersama-sama," tuturnya.

Eri juga telah meminta Dispendik Surabaya agar ketika siswa belum dijemput orang tua, supaya dibiarkan dahulu di dalam kelas. Khususnya, bagi para siswa yang masih berada di jenjang Sekolah Dasar (SD).

"Waktunya pulang, biarkan di dalam kelas dulu. Nanti kalau sudah ada yang menjemput baru dipulangkan. Kelas berapa sampai kelas berapa, untuk yang kecil-kecil. Kalau yang besar-besar sudah lebih mengerti," ungkap dia. 

Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Mirzal Maulana mengatakan agar masyarakat tidak menyebar kabar tidak benar. Masyarakat juga diimbau untuk tak serta merta menerima informasi yang belum tentu kebenarannya. 

"Baiknya saring dulu sebelum sharing. Kalau tidak, maka penyebar hoaks seperti itu kita pasalkan UU ITE," tegasnya.

Meski belum ada kasus, ia tetap meminta masyarakat untuk waspada. Orang tua diimbau tetap meningkatkan pengawasan kepada anak-anak. "Tingkatkan kewaspadaan,  tidak memberikan barang dan perhiasan mencolok kepada anak yang dapat menarik perhatian pelaku kejahatan," jelas Mirzal.

Orangtua diimbau memberi pemahaman kepada anaknya bagaimana cara menjaga diri. Misalnya tidak berinteraksi dengan orang tak dikenal. "Jika lihat hat orang yang mencurigakan segera laporkan kepada RT atau RW, bisa petugas kepolisian terdekat," ungkapnya.

Apabila masyarakat mendapati ada hal yang mencurigakan, masyarakat bisa menghubungi hotline yang telah disediakan oleh Polrestabes Surabaya. Petugas akan merespon 24 jam. "Bisa menghubungi layanan polisi 110 atau piket Satreskrim 9.0 di nomor 081321201210," pungkasnya.

Baca Juga: Marak Isu Penculikan Anak di Lamongan, Polisi Sebut Hoaks

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya