Surabaya, IDN Times - Sebanyak 1.677 orang di Surabaya menderita kanker payudara selama tahun 2023. Angka tersebut meningkat dari tahun 2022 lalu. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan berdasarkan data tahun 2022, kasus kanker tahun ini mengalami sedikit peningkatan sebanyak 1,2 persen  jika dibandingkan tahun sebelumnya.

"Distribusi data Kanker Payudara berdasarkan usia ada pada range usia 19 sampai 59 tahun," ujar Nanik, Rabu (20/9/2023). 

Nanik menyebut, faktor penyebab kanker payudara ada dua, yakni faktor dapat dikendalikan dan faktor yang tidak dapat dikendalikan. Faktor yang dapat dikendalikan antara lain perempuan menstruasi di usia dini, yakni di bawah 12 tahun, pola makan yang buruk seperti mengalami obesitas, makanan tinggi lemak dan rendah serat, mengandung zat pengawet atau  pewarna, merokok dan terpapar asap rokok, kurang olahraga  dan  aktifitas fisik serta tidak bisa mengelolah stres. 

"Faktor yang tidak dapat dikendalilkan antara lain genetik keluarga atau riwayat penyakit keluarga," ujar Nanik. 

Untuk mencegah kanker payudara,  Dinkes telah melakukan berbagai program, salah satunya program SADANIS yakni pemeriksaan payu dara sendiri. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan di setiap Puskesmas bersamaan dengan skrining IVA.

"Pemeriksaan dilakukan pada wanita usia produktif, yaitu usia 15 tahun ke atas. Apabila di temukan benjolan akan dilakukan rujukan dari Faskes 1 ke RS untuk mengetahui keganasan pada benjolan payudara," jelas dia. 

Nanik menyebut, Dinkes juga melakukan upaya secara kuratif dan  rehabilitatif terhadap kasus Kanker, yang  ditatalaksana di layanan Rujukan (Rumah Sakit). Pengobatan kanker di Surabaya pun gratis. 

"Pengobatan Kanker telah tercover melalui dukungan pembiayaan dari BPJS Kesehatan, sepanjang masuk dalam indikasi medis yang ditentukan," pungkas Nanik. 

Baca Juga: 7 Opsi Pengobatan Kanker Payudara, Kenali Satu Per Satu