Diduga Punya Masalah Pribadi, Pria Tuban Gantung Diri di Kamar Mandi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tuban, IDN Times - Seorang pria bernama Suhardi Abdi Aryo (28) warga Kelurahan Ronggomulyo, Kabupaten Tuban nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di dalam kamar mandi. Diduga, pria yang masih hidup membujang tersebut nekat mengakhiri hidupnya karena mempunyai masalah pribadi. Jasad pria malang tersebut pertama kali ditemukan oleh Agung Wahyudi adik kandung korban, Senin (8/3/2021).
1. Adik korban mengira tali yang dibawa Suhardi akan dibuat jemuran baju
Sebelum ditemukan tewas, korban pada Minggu (7/3/2021) kemarin Agung masih terlihat beraktivitas seperti biasa. Saat itu, korban yang baru saja bangun tidur mengambil seutas tali tambang plastik. Agung sendiri saat mengira jika tali yang diambil oleh kakaknya tersebut akan dibuat untuk jemuran baju.
"Pas bangun tidur, kakak mengambil tali tambang plastik, saya kira mau dibuat jemuran, ternyata untuk bunuh diri," kata Agung.
2. Korban sempat mendatangi rumah saudara dan kerabat untuk meminta maaf
Korban yang baru saja datang dari Jakarta, lanjut Agung, sempat mendatangi satu per satu rumah saudara dan kerabatnya untuk meminta maaf. Keluarga pun tak curiga dengan gelagat tersebut. Terlebih, selama ini korban juga tidak pernah mempunyai masalah apapun baik dengan keluarga maupun teman sekitar koran.
"Kakak selama ini tidak mempunyai masalah pribadi apapun baik dengan keluarga maupun teman sekitar rumah," ungkapnya.
Baca Juga: Terjun di Tunjungan Plaza, Seorang Pria Tewas Seketika
3. Korban dikenal sebagai sosok pendiam
Selain tidak mempunyai masalah, dalam diri korban juga tidak ditemukan gelagat yang aneh semasa hidupnya. Korban adalah sosok anak yang pendiam dan sopan serta tidak pernah melakukan hal-hal yang kurang baik.
Sementara itu, Wakapolsek Tuban Kota IPTU Suhartono mengungkapkan, menurut keterangan pihak keluarga, korban tidak mempunyai masalah apa-apa. Namun, diduga korban yang masih lajang ini mempunyai masalah pribadi.
Usai mendapatkan laporan, petugas kemudian mendatangi lokasi kejadian lalu melakukan proses evakuasi dan membawa korban ke RSUD dr Koesma Tuban untuk diautopsi. "Ya kita duga korban mempunyai masalah pribadi sehingga almarhum nekat mengakhiri hidupnya," pungkasnya.
Mari bersama cegah perilaku bunuh diri
Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa. Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.
Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:
RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444
NGO Indonesia pencegahan bunuh diri:
Jangan Bunuh diritelp: (021) 9696 9293email: janganbunuhdiri@yahoo.com
Organisasi INTO THE LIGHTmessage via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID)direct message via Twitter: @IntoTheLightID
Kementrian Kesehatan Indonesiatelp: (021) 500454
Baca Juga: Terlibat Cekcok, Anak di Trenggalek Bunuh Ayahnya Sendiri