Cerita Pilu TKI Lamongan, Diminta Bekerja Jadi Penipu di Kamboja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lamongan, IDN Times - Dian mungkin tak pernah mengira bahwa ia akan menjadi satu dari 241 Warga Negara Indoesia (WNI) yang menjadi korban penipuan di Kamboja. Warga Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan mulanya mengaku ingin mengadu nasib dengan menjadi tenaga kerja migran di negeri orang. Apalagi, penghasilan dari usaha bengkelnya juga tak menentu.
Keinginan itu terjawab saat April lalu, sang paman mengenalkannya dengan seorang agen. Agen itu menawarkan pekerjaan sebagai petugas layanan pelanggan atau customer service di Kamboja. Tanpa rasa curiga apapun, Dian pun segera mengurusi berkas-berkas yang dibutuhkan. Bahkan, kebutuhan biaya yang kurang langsung ia tutup dengan meminjam dari beberapa kerabat. Semua itu dilakukan lakukan demi niat baik membantu orangtua menyekolahkan sang adik.
1. Sesampainya di Kamboja ia malah diminta menipu orang melalui Facebook
Sesampainya di sana, ia langsung terkejut. Maklum, pekerjaan yang ia jalani tak sesuai dengan janji. Dian mengaku diminta mengambil gambar atau foto Instagram seorang wanita. Kemudian Dian diminta untuk membuat akun Facebook. Setelah itu baru kemudian ia diminta untuk berkenalan dengan seorang laki-laki yang akan menjadi calon korban. Dengan akun seorang tersebut ia kemudian dipaksa meminta uang kepada laki-laki yang jadi korban.
"Kerjanya tidak sesuai, kita disuruh untuk bisa penuhi target Rp150 juta dalam waktu satu bulan. Kalau tidak bisa memenuhi, sebagian hukumnya kita disuruh push up 100 kali dan lari putar lapangan 10 kali. Gaji kita juga dipotong," kata Dian, Senin (5/9/2022).
2. Selama bekerja di Kamboja Dian tidak dapat gaji
Pekerjaan itu pun hanya ia jalani selama 18 hari. Tak cuma diminta menipu, ia bahkan menerima ancaman dari tempatnya bekerja. "Selama 18 hari saya tidak dapat gaji bahkan teman-teman saya yang sudah lama di sana juga belum gajian," jelasnya. Tak betah dengan sistem pekerjaan yang ada, Dian pun memutuskan kabur dan pulang.
Belakangan Dian mengaku bersyukur. Sebab, nasibnya lebih beruntung dari WNI. Seorang teman dari Banten mengaku pada Dian bahwa ia mendapat perlakuan kurang baik, bahkan disekap.
Baca Juga: Di Balik Layar Kemlu RI Pulangkan WNI Korban Penipuan Loker Kamboja
3. Berharap dapat bantuan dari pemerintah Lamongan
Kini, setelah pulang ke Lamongan, Dian harus kembali bekerja menjadi montir untuk mengembalikan uang yang ia pinjam untuk berangkat ke Kamboja. Ia pun berharap kepada pemerintah Lamongan agar membantunya melunasi pinjaman tersebut.
"Awalnya ingin mengubah nasib kerja di sana bisa biayain sekolah adik dan memenuhi kebutuhan keluarga. Tapi sekarang sudah habis uang Rp13 juta malah harus pulang," tutup Dian.
Baca Juga: 241 WNI Korban Lowongan Kerja Bodong Kamboja Sudah Kembali ke RI