Wacana Ganjil-Genap, Sopir Taksi Online Takut Pendapatannya Berkurang 

Mereka sebenarnya tidak keberatan dengan kemacetan

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mewacanakan akan memberlakukan Sistem Ganjil Genap (SGG) untuk mengatasi tingkat kemacetan yang semakin tinggi. Namun, wacana itu disayangkan oleh para sopir taksi daring (taksi online). Mereka menganggap SGG akan mengurangi pendapatan mereka secara drastis.

Baca Juga: Ganjil-Genap Akan Diterapkan di Jawa Timur, Ini Klarifikasi Dishub

1. Sistem ganjil-genap akan mengurangi pendapatan hingga 50 persen

Wacana Ganjil-Genap, Sopir Taksi Online Takut Pendapatannya Berkurang ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Humas Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur, Daniel Lukas Rorong, mengatakan bahwa diberlakukannya SGG dapat mengurangi pendapatan para taksi daring hingga 50 persen.

"SGG akan merugikan driver online, karena akan tidak bisa leluasa narik. Hari kerja driver online, kan akan berkurang sampai 15 hari tiap bulannya," jelas Daniel saat dihubungi IDN Times, Selasa (4/12).

2. Akan menambah pengangguran

Wacana Ganjil-Genap, Sopir Taksi Online Takut Pendapatannya Berkurang ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Oleh karena itu, pemberlakuan sistem ini menurutnya akan berbuntut pada bertambahnya pengangguran. Pasalnya, dengan berkurangnya pendapatan, maka para sopir yang masih mencicil kendaraan kepada penyedia layanan, akan kesulitan untuk membayar angsuran tiap bulannya.

"SGG akan menimbulkan masalah baru lagi, yaitu bertambahnya pengangguran dan tidak membuat driver online tidak produktif," jelasnya.

3. Sistem ganjil-genap dirasa masih belum dibutuhkan

Wacana Ganjil-Genap, Sopir Taksi Online Takut Pendapatannya Berkurang ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Padahal, menurut Daniel, tingkat kemacetan masih belum parah. SGG pun dirasa masih belum dibutuhkan di Jatim.

"Di Surabaya dan Malang itu macet sih, iya. Tapi masih bisa jalan. Jadi gak macet-macet amat," tuturnya.

4. Sopir taksi daring tidak dirugikan akibat macet

Wacana Ganjil-Genap, Sopir Taksi Online Takut Pendapatannya Berkurang IDN Times/Sukma Shakti

Bahkan, tiap ada kemacetan, para sopir taksi daring tidak merasa dirugikan. Pasalnya, tarif yang dibebankan ke pelanggan akan meningkat, disesuaikan dengan kondisi jalan.

"Malah kalau macet kami dapat tarif tinggi, dulu istilahnya harga petir. Misalnya, kalau normal habis Rp60-70 ribu. Kalau macet bisa sampai Rp100 ribu. Jadi kami tidak dirugikan," jelasnya.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Aturan Ganjil-Genap Diperpanjang Hingga Akhir Tahun

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya