Unair dan ITS Kerja Sama Bikin Robot untuk Layani Pasien COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Infeksi virus corona juga menghantui tenaga medis. Apalagi dengan stok Alat Perlindungan Diri (APD) yang menipis. Untuk mengurangi intensitas interaksi tenaga medis dan pasien COVID-19, dua kampus besar di Surabaya Universitas Airlangga (Unair) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bekerja sama menciptakan robot pelayan pasien COVID-19.
1. Robot akan lakukan layanan ringan terhadap pasien COVID-19
Rektor Unair Prof Mohammad Nasih menjelaskan, robot ini akan menggantikan peran tenaga medis untuk melakukan pekerjaan ringan seperti mengantar obat, makanan, dan mengecek suhu tubuh pasien. Hingga saat ini, robot tersebut masih dalam proses pengembangan.
"Robot itu bisa mengirim obat, makanan, dan (cek) temperatur ke pasien. Progresnya bagus, siap untuk diaplikasikan. Tinggal beberapa proses penyempurnaan akhir," ujar Nasih saat konferensi pers di Unair, Rabu (1/4).
2. Pasien tetap berkomunikasi dengan tenaga medis
Tim pengembang robot pasien COVID-19 dari Unair, Niko Azhari Hidayat menambahkan, robot ini dikembangkan bersama ITS. Robot yang belum memiliki nama itu mempunyai monitor yang bisa berkomunikasi dua arah. Pasien bisa ditanya keluhan, mereka bisa ambil temperatur yang diukur.
"Jadi hal seperti itu nantinya tidak sepenuhnya dikerjakan tim medis. Robot ini dapat mengurangi sebagian besar fungsi tim medis yang kontak dengan pasien," tuturnya.
Baca Juga: Unair Sebut Temukan Obat COVID-19 yang Lebih Kuat dari Chloroquine
3. Tenaga medis mengendalikan dari ruangan
Oleh karena itu, meski akan dihampiri oleh robot, namun pasien tetap bisa berkomunikasi dengan perawat. Perawat pun bisa memantau dan membantu untuk mengoperasikan robot melalui ruang kontrol. Dengan adanya robot ini, penggunaan APD bisa diminimalisir.
"Untuk pengoperasian robot, akan ada ruang kontrol yang berisi satu atau dua orang. Ruangan diset untuk bisa masuk secara otomatis," ungkap Niko.
4. Pembuatan robot sempat terkendala
Salah satu tim dosen ITS Muhtadin menambahkan, robot tersebut merupakan modifikasi dari robot yang pernah dibuat oleh ITS dan sudah memasuki tahap uji coba. Dia mengaku sempat mengalami kendala dalam proyek yang telah berjalan selama dua minggu ini. Kurangnya finansial diakibatkan oleh belum adanya dana awal negara, serta keputusan physical distancing menyebabkan tutupnya toko-toko mekanik dan elektronik.
"Mahasiswa yang pulang ke kampung dan tidak berani ke kampus karena adanya lockdown ITS juga membuat kami kekurangan sumber daya manusia," imbuhnya.
Baca Juga: Viral Surat Edaran Area Kampus Bebas Kucing, ITS Sebut Ada Salah Paham