Nestapa STIEUS, Rutin Bagikan Beasiswa tapi Justru akan Digusur Pemkot

Peraih medali emas Asian Games juga pernah kuliah di STIEUS

Surabaya, IDN Times - Yayasan Pendidikan Udatin menolak untuk mengosongkan gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Urip Sumoharjo (STIEUS). Pemerintah Kota (Pemkot) mengklaim jika lahan yang ditempati kampus tersebut merupakan asetnya.

Pemkot berencana untuk menggusur kampus tersebut dan menggantinya dengan lahan parkir. Padahal, kampus tersebut juga berjasa merajut mimpi mahasiswa-mahasiswa yang kesulitan finansial untuk mengenyam bangku kuliah.

Tak hanya itu, tahun lalu salah seorang yang pernah tercatat sebagai mahasiswi STIEUS juga mampu mengharumkan nama bangsa. Dia adalah Sarah Tria Monita, peraih medali emas cabang olahraga pencak silat di Asian Games 2018.

1. Cuma dijanjikan ganti rugi bangunan

Nestapa STIEUS, Rutin Bagikan Beasiswa tapi Justru akan Digusur Pemkotstieus.ac.id

Kuasa hukum Yayasan Pendidikan Udatin yang menaungi STIEUS, Yudihari mengatakan, terdapat sekitar seribu mahasiswa yang kini terdaftar di kampus ekonomi tersebut. Hingga saat ini, pihaknya belum mendapatkan solusi dari pemkot terkait nasib mahasiswa dan para dosen.

"Cuma mau diganti rugi bangunannya saja. Terus bangunan ini mau dibangun di mana? Anak-anak ini mau kuliah di mana? Masak di Balai Kota?" ujarnya ketika ditemui di kantornya Jalan Medokan Semampir Indah nomor 27, Jumat (4/10).

2. Hadapi kendala finansial

Nestapa STIEUS, Rutin Bagikan Beasiswa tapi Justru akan Digusur PemkotIDN Times/Fitria Madia

Klaim pemkot atas tanah aset tersebut menambah pelik masalah yang dihadapi STIEUS. Saat ini kampus sedang mengalami kendala finansial.

Yayasan bahkan sempat mengajukan permohonan pengurangan biaya sewa ke Pemkot Surabaya pada 2016. Namun, permintaan tersebut ditolak.

"Ini kan kami kerja sosial ibaratnya, urusan pendidikan. Kami memang sempat menunggak biaya sewa karena kondisi finansial," lanjutnya.

Baca Juga: Yayasan Udatin Sebut Lahan STIEUS Bukan Milik Pemkot Surabaya

3. Rutin berikan beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu dan yatim piatu

Nestapa STIEUS, Rutin Bagikan Beasiswa tapi Justru akan Digusur Pemkotstieus.ac.id

Berdasarkan penulusuran IDN Times melalui laman resmi STIEUS, uang pangkal untuk berkuliah di sana sebesar Rp8,5 juta. Biaya ini dapat diangsur hingga 46 kali. Untuk biaya kuliah, per semesternya mahasiswa dibebani biaya Rp6,5 juta dan dapat diangsur hingga 6 kali per bulan.

"Ini sudah termasuk yang paling murah di kelas kampus ekonomi di Surabaya," tutur salah satu pengajar yang enggan disebut namanya.

Ditambah lagi, STIEUS dengan rutin memberikan kuota 20 persen beasiswa berupa kuliah gratis bagi mahasiswa tidak mampu dan yatim piatu. Beasiswa ini di luar beasiswa pemerintah seperti Bidik Misi dari Kemenristekdikti atau Generasi Emas dari Pemkot Surabaya.

"Ini wujud kepedulian kami terhadap anak-anak di Surabaya yang mau berkuliah tapi tak punya biaya. Gak main-main, jumlahnya 20 persen, itu banyak," tambahnya.

4. Bingung dengan nasib mahasiswa ke depan

Nestapa STIEUS, Rutin Bagikan Beasiswa tapi Justru akan Digusur Pemkotstieus.ac.id

Namun kini pihak yayasan kebingungan. Bangunan mereka akan digusur. Kampus tak akan lagi berdiri. Mereka tak mampu membeli tanah baru. Pemkot hanya memberi ganti rugi bangunan tanpa mempertimbangkan nasib para mahasiswa.

"Kalau yang punya uang bisa transfer ke kampus lain. Tapi bagaimana nasib anak-anak yang tidak mampu ini?" tanyanya.

Baca Juga: Tiga Aset yang Diincar Pemkot Surabaya akan Dijadikan Fasilitas Umum

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya