Keluarga Ambil Paksa Jenazah COVID-19 Beserta Kasur Rumah Sakit

Kini warga sekitar belum lakukan rapid test

Surabaya, IDN Times - Memakamkan jenazah bersama makam keluarga memang spesial. Namun jangan sampai pemakaman itu malah membahayakan nyawa orang lain seperti yang terjadi di Kelurahan Pegirian, Kecamatan Semampir, Surabaya.

Gara-gara ingin memakamkan jenazah bersama makam keluarga, warga Pegirian mengambil paksa jenazah COVID-19 hingga hendak memakamkan tanpa protokol pemulasaraan pasien COVID-19. Bahkan, jenazah ini diambil paksa beserta ranjang rumah sakit yang didorong sampai ke rumah duka.

 

1. Pasien positif saat diswab di RS PHC

Keluarga Ambil Paksa Jenazah COVID-19 Beserta Kasur Rumah SakitIlustrasi tes swab. (IDN Times/Mia Amalia)

Lurah Pegirian, Menik Hartawanta menceritakan, kejadian ini berawal saat salah seorang warganya berusia 48 tahun sakit dan dilarikan ke Rumah Sakit PHC, salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 milik BUMN. Ternyata di rumah sakit itu, pasien tersebut melakukan tes swab karena menunjukkan gejala COVID-19 seperti demam tinggi dan sesak nafas.

"Tapi sempat enakan. Jadi dibawa pulang namun dipantau dari Puskesmas soalnya statusnya PDP," jelas Menik saat dihubungi IDN Times, Sabtu (6/6).

Rupanya beberapa hari kemudian, hasil tes swab tersebut keluar dan dinyatakan bahwa pasien itu terkonfirmasi positif COVID-19. Pihak rumah sakit memberitahu melalui Puskesmas dan memantau pasien tersebut. Awalnya, pasien dan keluar kooperatif dan mematuhi imbauan-imbauan Puskesmas.

2. Pasien dibawa ke rumah sakit berbeda tanpa memberi tahu status konfirmasi COVID-19

Keluarga Ambil Paksa Jenazah COVID-19 Beserta Kasur Rumah Sakit(Ilustrasi virus corona) IDN Times/Arief Rahmat

Namun tak lama kemudian, kondisi pasien ini memburuk. Keluarganya pun membawa pasien ke Rumah Sakit Paru Surabaya. Anehnya, mereka menutupi kenyataan bahwa pasien tersebut adalah pasien positif COVID-19.

"Saya gak tahu alasannya apa. Tapi rumah sakit itu gak tahu ini pasien COVID-19 sampai meninggal," imbuh Menik.

Sampai akhirnya pasien ini meninggal dunia pada Kamis (4/6) pagi. Ketika pihak rumah sakit melaporkan ke Puskesmas setempat, barulah diketahui pasien wanita itu terkonfirmasi positif COVID-19.

3. Keluarga mengambil paksa jenazah

Keluarga Ambil Paksa Jenazah COVID-19 Beserta Kasur Rumah SakitIlustrasi jenazah (IDN Times/Sukma Shakti)

Lantaran pasien itu terkonfirmasi positif COVID-19, pihak rumah sakit pun sudah menyiapkan pemulasaraan dengan protokol COVID-19. Jenazah sudah dibersihkan dengan disinfektan dan diberi lapisan berkali-kali sebelum dibungkus kantong mayat. Namun saat jenazah dimasukkan ke dalam peti mati, warga meradang.

"Mungkin ada sekitar 50 orang. Itu keluarga dan warga setempat. Datang ke rumah sakit dan ribut di sana minta jenazahnya dibawa pulang," jelas Menik.

Tak jelas apa alasan awal warga meradang. Tiba-tiba keributan pecah di rumah sakit. Karena merasa kewalahan, pihak rumah sakit pun merelakan jenazah tersebut sembari meminta pertolongan ke kepolisian dan perangkat warga setempat.

"Jadi jenazah sudah dibungkus kantong mayat dibawa beserta ranjang rumah sakit yang ada rodanya itu. 50 orang jalan nggledek kasur rumah sakit bawa mayat sampai ke rumah," imbuh Menik keheranan.

4. Keluarga ingin jenazah dimakamkan di sekitar rumah

Keluarga Ambil Paksa Jenazah COVID-19 Beserta Kasur Rumah SakitIlustrasi jenazah (IDN Times/Mia Amalia)

Sesampainya di rumah duka, perangkat desa seperti Ketua RW dan RT hingga Babinsa dan Babinkamtibmas pun membujuk agar keluarganya mau memakamkan jenazah dengan protokol COVID-19. Menik yang saat itu ikut dalam mediasi menyaksikan bagaimana tingginya emosi keluarga saat itu.

"Mereka ini gak percaya kalau almarhumah positif COVID-19. Sedangkan RS Paru dan Puskesmas gak punya bukti labnya. Yang punya itu RS PHC," terangnya.

Namun selain itu, rupanya keluarga tidak ingin jenazah dimakamkan di TPU Keputih, lokasi pemakaman yang disipakan Pemkot Surabaya bagi pasien COVID-19. Mereka ingin jenazah dimakamkan di Makam Islam Pegirian yang dekat dengan rumah mereka juga bersama makam keluarga lainnya.

5. Akhirnya setuju dimakamkan di makam khusus pasien COVID-19

Keluarga Ambil Paksa Jenazah COVID-19 Beserta Kasur Rumah Sakitproses pemakaman jenazah dengan protokol kesehatan COVID-19 (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Setelah melalui berbagai bujuk rayu, akhirnya keluarga setuju untuk memakamkan jenazah dengan protokol COVID-19. Jenazah pun dibawa menggunakan ambulans ke TPU Keputih. Namun rupanya ketegangan kembali terjadi saat jenazah dimasukkan ke dalam peti.

"Saya kurang tahu persisnya seperti apa karena gak ikut ke sana. Saya kembali ke kantor, banyak pekerjaan. Tapi keluarga itu gak mau dimakamkan pakai peti," tuturnya.

Karena tensi terus meninggi, akhirnya petugas pemakaman pun mengalah. Jenazah dimakamkan tanpa menggunakan peti. Namun setidaknya sisa proses pemakaman tetap menggunakan protokol COVID-19.

Baca Juga: Ada Kabar 3 Karyawan PDAM Surabaya Terkena COVID-19, Berikut Faktanya

6. Kelurahan mengusahakan penyemprotan disinfektan dan rapid test massal bagi warga

Keluarga Ambil Paksa Jenazah COVID-19 Beserta Kasur Rumah SakitIlustrasi rapid test. (IDN Times/Mia Amalia)

Atas kejadian yang cukup menggemparkan itu, Menik berkoordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran untuk meminta penyemprotan disinfektan di kawasan perkampungan sekitar tempat tinggal pasien. Rencananya penyemprotan ini dilakukan pada Senin (8/6).

Sementara hingga saat ini Menik terus membujuk agar keluarga pasien mau melakukan rapid test. Dari 5 anak pasien, baru dua orang yang bersedia. Sementara lainnya beralasan sibuk bekerja dan lainnya.

"Dua ini ikut rapid test massal di parkiran bis oleh Pemkot kemarin (5/6). Hasilnya alhamdulillah dua-duanya non reaktif," imbuhnya.

Menik pun berusaha untuk menyelenggarakan rapid test massal bagi warganya di sekitar kampung tersebut. Ia berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Surabaya dan Puskesmas setempat untuk kemungkinan rapid test massal di lokasi perkampungan. Ia berharap seluruh warganya bisa melakukan rapid test agar penularan COVID-19 dari kejadian tersebut bisa segera teratasi.

Baca Juga: Satu Keluarga Meninggal karena COVID-19 di Gubeng, Ini Kisah Aslinya

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya