Iman, Sang Tukang Cilok yang Akhirnya Naik Haji
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Iman Simin Sisam bukanlah seorang perdagang besar. Dari berjualan pentol alias cilok, ia dan sang istri mampu mengantongi Rp100 ribu per hari. Namun, dengan pendapatan yang pas-pasan tersebut, ia berhasil menabung hingga mengantarnya menunaikan ibadah haji ke tanah suci.
1. Iman JCH asal Tuban
Iman merupakan salah satu jemaah calon haji asal Dusun Bentili, Desa Maindu, Kecamatan Montong Kabupaten Tuban. Ia tergabung dalam kelompok terbang 77 di Asrama Haji Embarkasi Surabaya. Ia berangkat haji seorang diri tanpa ditemani sang istri.
"Istri saya bukan tidak mau haji. Tetapi karena keterbatasan ekonomi, jadi belum bisa daftar," ujarnya, Sabtu (3/8).
2. Berjualan pentol keliling bersama sang istri
Iman menceritakan kisahnya yang sehari-hari berjualan pentol. Ia bekerja sama dengan istrinya untuk memasarkan pentol mereka. Iman berdagang menggunakan becak yang dikayuh. Sementara sang istri berkeliling dengan gerobak yang didorong. Sehari-hari mereka berdua mendapat penghasilan sekitar Rp100 ribu.
"Pokoknya saya targetkan setiap harinya itu nabung Rp30 ribu, ya mepet dengan kebutuhan keluarga. Tetapi memang keluarga saya itu hidup sederhana," tuturnya.
3. Mendaftar haji dengan dana pinjaman bank
Keinginannya untuk menunaikan Rukun Islam ke-5 sudah ada sejak lama. Kesempatan tersebut pun akhirnya datang dari dana talangan salah satu bank. Berbekal pinjaman uang Rp17 juta, Iman mendaftarkan diri sebagai calon haji pada tahun 2010. Sejak saat itu semangatnya dalam mencari rezeki melalui jualan pentol semakin getol.
"Kalau kerja itu saya niatkan untuk bisa haji, jangan cuman bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari," ungkapnya antusias.
Baca Juga: Disabilitas dan Berekonomi Terbatas, Nenek Sarmi Tetap Semangat Haji
4. Sempat rugi besar karena sering diutangi
Perjalanan Iman dalam memenuhi cita-citanya tak selamanya mulus. Ia sempat beberapa kali mencoba peruntungan dengan usaha lainnya. Mulai berjualan tahu hingga sayur mayur sudah ia lakoni. Namun sayang usahanya tak lancar.
"Banyak usaha yang saya jalani dulu itu, tapi ya gitu habis diutangi, ya tidak ada yang bayar," ujarnya sembari tersenyum.
Kini keikhlasan Iman membiarkan piutangnya entah kemana telah mengantarkan ia memenuhi cita-citanya ke tanah suci. Iman pun berharap rezekinya dapat menjadi berkah dan menjadi haji yang mabrur.
Baca Juga: Bukan Rp35 Juta, Berapa Jumlah Biaya Ibadah Haji Sebenarnya?