Dampingi Anak Korban Kebakaran, Pemkot Terjunkan Psikolog dan Konselor
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Kebakaran yang menghanguskan 16 rumah rupanya meninggalkan trauma dan kesedihan mendalam bagi 42 keluarga yang kehilangan tempat tinggalnya. Untuk itu, Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya memberikan pendampingan untuk membantu mengatasi trauma para korban.
1. Pemkot turunkan tim pendamping
Kepala DP5A Chandra Oratmangun menjelaskan bahwa pendampingan yang diberikan terdiri dari psikolog dan konselor di bawah DP5A. Mereka sudah mulai melakukan upaya pendampingan sejak Kamis (11/7) kepada para korban yang sedang mengungsi di Kampung Ilmu.
"Kami sudah mengirim tim terdiri dari lima konselor dan psikolog untuk melakukan pendampingan mereka," ujar Chandra melalui siaran pers Pemkot Surabaya, Jumat (12/7).
2. Anak-anak diajak bermain
Untuk saat ini, lanjut Chandra, tugas tim tersebut adalah mengajak anak-anak korban kebakaran untuk bermain dan bersenang-senang. Berdasarkan data yang ia miliki terdapat 15-16 anak dari 42 keluarga korban. Namun jika saat bermain anak-anak penjual di Kampung Ilmu turut ikut, Chandra memperbolehkan hal tersebut.
"Karena ini masih awal, maka yang paling penting membuat mereka ketawa dulu dengan bermain. Minimal di awal ini, mereka bisa melupakan sejenak trauma dan kepedihan yang dirasakan kemarin saat kebakaran,” tuturnya.
3. Disiapkan dari pagi hingga malam
Chandra mengatakan bahwa pendampingan melalui satuan tugas (Satgas) yang dibentuknya tersebut dilakukan dari pagi hingga malam. Hal ini bertujuan untuk memastikan para pengungsi berada dalam keadaan emosi yang baik sepanjang hari. Para tim yang bertugas pun dibagi menjadi dua shif yaitu pukul 08.00-14.00 dan 14.00-21.00.
"Nah, malamnya kami akan siagakan satgas kami di sini. Sehingga apabila sewaktu-waktu ada yang stress akan langsung ditangani,” imbuhnya.
4. Anak-anak semangat sekolah lagi karena perlengkapan baru
Hingga saat ini Chandra melihat permasalahan yang dialami oleh mayoritas anak-anak adalah enggan kembali bersekolah. Untuk itu Pemkot memberikan bantuan seperti seragam, tas, buku, dan sepatu. Mendapat hadiah perlengkapan sekolah baru pun, beberapa dari mereka sudah mulai bersemangat untuk sekolah kembali.
“Intinya di sini, intervensi dari pemkot itu nyata, bagi-bagi seragam dan lain-lain tadi, lalu kita ajak bermain juga, sehingga ke khawatiran untukt tidak bisa sekolah sudah sedikit berkurang. Bahkan, tadi ada yang bilang kepada ibunya kalau tidak apa-apa tinggal di rusun asalkan tetap bisa sekolah di sekolah lamanya,” pungkasnya.
Baca Juga: Tangis Risma Lihat 42 Keluarga Korban Kebakaran di Bubutan