Bapak Perkosa Anak Kandung Hingga Dua Kali Hamil

Surabaya, IDN Times - Seorang bapak di Kecamatan Sawahan Surabaya berinisial SP (45) dengan tega memperkosa anak kandungnya hingga melahirkan. Perbuatan ini telah ia lakukan berulang kali hingga membuat istrinya depresi dan meninggal dunia.
1. Pelaku berdalih terpengaruh alkohol

Kanit PPA Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni menjelaskan bahwa kasus tersebut terjadi sejak tahun 2015. Pelaku berdalih dalam pengaruh alkohol usai menonton film porno hingga tega memperkosa anak kandungnya sendiri yang saat itu masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Selama ini korban tidak berani melapor karena selalu diancam akan tidak disekolahkan lagi. Jadj dia menurut saja saat bapaknya memaksa," ujar Yeni saat konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya, Rabu (7/8).
2. Sang istri sempat memergoki hingga sakit-sakitan

Ruth menjelaskan bahwa SP melakukan tindak kriminal tersebut tiap istrinya sedang tidak berada di rumah. Namun pada 2018, sang istri memergorki pelaku sedang mencumbu anaknya. SP pun mengancam akan melaporkan sang istri ke polisi apabila ia berani buka mulut.
"Jadi bukan hanya korban tapi istrinya juga diancam sampai istrinya sering sakit-sakitan dan meninggal bulan November 2018," lanjutnya.
3. Korban sempat hamil 2 kali hingga melahirkan

Dari persetubuhan incest itu, korban sempat mengalami kehamilan sampai dua kali. Pada kehamilan pertama, pelaku memaksa untuk menggugurkan janin tersebut ketika berusia 4 bulan. Namun pada kehamilan kedua, sang anak dilahirkan hingga saat ini berusia 4 bulan.
"Jadi istrinya meninggal ketika anaknya hamil. Saat ini kondisi korban memang sangat trauma ya," tuturnya.
4. Terancam kurungan 20 tahun

Atas perbuatan tersebut, Ruth menjerat SP dengan Pasal 81 Undang-Undang RI Tahun 2014 tentang perlindungan anak. Ancaman hukuman dari pasal tersebut adalah 15 tahun penjara. Terapi karena SP merupakan ayah kandung korban maka hukuman dapat diberatkan sepertiga dari ancaman maksimal.
"Tentunya kalau dilakukan oleh orangtua ada pemberatan. Sekarang korban kita titipkan di shelter untuk pemulihan kondisi psikologisnya," tutup Ruth.