Aplikasi Jogo Surobo, Upaya Polrestabes Jaga Masyarakat Lebih Dekat

Tinggal foto dan masukkan laporan, polisi akan datang

Surabaya, IDN Times - "Jambret! Jambret!" teriak warga sekitar perkampungan Kalibutuh pada Minggu (5/5). Pengendara sepeda motor tiba-tiba menarik kalung seorang ibu yang tengah mendorong anaknya di dalam kereta bayi. Kaget, bingung, begitulah yang dirasakan sang korban dan warga sekitar, termasuk Verania Septa Perdana (22).

Verina kala itu hanya bengong. Ia bingung apa yang harus diperbuat untuk membantu sang tetangga. Beberapa orang yang berusaha mengejar penjambret pun tak membuahkan hasil. Nihil, Verina merasa bersalah karena tak bisa berbuat apa-apa saat melihat kejahatan di depan matanya.

"Bingung aku tuh mau ngapain. Mau ngejar juga jambretnya naik sepeda motor. Mau lapor juga bingung lapornya gimana soalnya clueless banget waktu itu," ujarnya kepada IDN Times.

Verina tak tahu kalau sebenarnya ada hal mudah yang bisa ia lakukan yaitu menelepon 110 melalui telepon genggamnya. Verina tak mengerti bahwa 110 adalah layanan cepat tanggap milik Kepolisian Republik Indonesia yang bisa membantunya segera menangkap sang pelaku kriminal.

Ketidaktahuan akan 110 tidak hanya dimiliki oleh Verina. Masih banyak warga Kota Surabaya lainnya yang tak mengerti tentang call center 110. Terbukti, berdasarkan data yang dihimpun IDN Times dari command centre Polrestabes Surabaya, dalam kurun waktu satu bulan, hanya terdapat 183 panggilan masuk dalam layanan 110. 

Aplikasi Jogo Surobo, Upaya Polrestabes Jaga Masyarakat Lebih DekatIDN Times/Sukma Shakti

Namun kini Polrestabes Surabaya memiliki inovasi yang dapat menjadi solusi bagi keadaan tersebut. Mereka menginisiasi aplikasi serba ada milik Polrestabes Surabaya yang dinamai aplikasi Jogo Suroboyo.

"Di dalam aplikasi online jogo suroboyo itu di ada layanan kepolisian yang ada di kantor polisi. Ini yang bisa dinikmati masyarakat Surabaya by handphone," ujar Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho kepada IDN Times, Selasa (2/7).

Aplikasi Jogo Surobo, Upaya Polrestabes Jaga Masyarakat Lebih DekatIDN Times/Fitria Madia

Dalam aplikasi Jogo Suroboyo, Sandi mengatakan ada dua fitur yang bisa digunakan oleh masyarakat apabila mereka mengalami atau melihat tindakan kriminal. Fitur pertama adalah layanan pengaduan. Di layanan ini masyarakat dapat dengan mudah melakukan pengaduan kepada polisi.

"Misal nanti ada yang mabuk-mabukan atau balap liar, cukup difoto dan diberi keterangan. Itu akan masuk ke command centre dan command centre akan mengetahui posisi masyarakat tersebut dan nantinya akan diketahui anggota yang terdekat dengan TKP itu di mana maka akan segera lebih cepat menangani," jelas Sandi.

Baca Juga: Tradisi Pelepasan Kapolrestabes Surabaya Diiringi Ratusan Bonek Mania

Aplikasi Jogo Surobo, Upaya Polrestabes Jaga Masyarakat Lebih DekatIDN Times/Fitria Madia

Fitur kedua yang juga menjadi andalan Sandi adalah panic button. Jika masyarakat mengalami keadaan darurat, maka dengan memencet panic button saja polisi akan dapat mengetahui lokasi pelapor tersebut. Setelah itu polisi akan menghubungi pemilik akun aplikasi Jogo Suroboyo yang telah menggunakan fitur panic button dalam waktu 5 hingga 10 menit.

"Kalau call centre kan masyarakat yang aktif, kalau panic button polisi yang aktif. Kalau dalam keadaan darurat kan masyarakat panik, mau pencet telepon nomornya lupa atau apa. Kalau ini cukup dua langkah, buka aplikasinya dan pencet tombol ini," tutur Sandi.

Namun Sandi menegaskan kepada masyarakat agar tidak memanfaatkan panic button tersebut untuk bermain-main. Pasalnya, aplikasi tersebut telah tersambung dengan GPS. Sehingga ketika pihaknya memverifikasi pelapor dan mendapatkan ketidakcocokan data dengan GPS, maka bisa dipastikan ia membuat laporan palsu.

"Misal pelapor kena begal di Tugu Pahlawan, ternyata dilihat dia lagi di Kenjeran. Maka akan disampaikan, mbak jangan bohong kami bisa melihat mbak ada di Kenjeran. Kami minta mbak jangan membuat laporan palsu atau bermain-main dengan aplikasi ini, kita kasih edukasi," jelas Sandi.

Aplikasi Jogo Surobo, Upaya Polrestabes Jaga Masyarakat Lebih DekatIDN Times/Fitria Madia

Melalui layanan cepat tanggap, Sandi berharap masyarakat dapat dengan mudah melaporkan apabila mengalami atau melihat kejadian kriminal. Dengan begitu, polisi juga dapat dengan cepat menanggapi laporan tersebut sehingga keamanan dan ketertiban di Kota Surabaya terjaga selama 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam sepekan.

"Kalau 110 kita tidak tahu posisi pelapornya secara langsung, cuma by voice. Tapi dengan adanya aplikasi ini, dapat memudahkan masyarakat melapor sekaligus memudahkan bagi polisi untuk segera melayani masyarakat Surabaya," harapnya.

Layanan cepat tanggap Jogo Suroboyo tersebut juga diintegrasikan dengan Pemerintah Kota Surabaya. Salah satunya untuk akses penggunaan CCTV. Apabila polisi memiliki akses terhadap 4000 CCTV punya Pemkot Surabaya, maka pihaknya juga akan lebih cepat mengetahui siapa pelaku kejahatan serta kronologi kejadian tersebut.

Selain layanan laporan cepat tanggap, Sandi mengatakan bahwa aplikasi Jogo Suroboyo juga menyediakan layanan-layanan lain seperti pembuatan SKCK, pembuatan laporan kehilangan, permohonan ijin keramaian, hingga pengawalan. 

"Kami melaunching aplikasi itu juga supaya masyarakat bisa berinteraksi lebih dekat dengan kepolisian. Masyarakat juga lebih mudah mengakses layanan kepolisian melalui media tersebut," tutup Sandi.

Aplikasi Jogo Surobo, Upaya Polrestabes Jaga Masyarakat Lebih DekatIDN Times/Sukma Shakti

Meski demikian, kriminolog dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Kristoforus Kleden memberikan beberapa catatan atas inovasi Polrestabes Surabaya tersebut. Menurut Kleden, tujuan pendekatan polisi kepada masyarakat dapat tidak tercapai melalui aplikasi serba ada itu.

"Ada hal-hal di luar teknis yang tidak bisa disiasati oleh aplikasi tersebut. Jangan sampai hanya dengan kemajuan ini justru menciptakan jarak antara polisi dan masyarakat. Ini justru menjadi celah antara polisi dan masyarakat," ujar Kleden ketika dihubungi IDN Times.

Kleden menjelaskan, jarak yang tercipta tersebut diakibatkan minimalnya pertemuan masyarakat dengan pihak kepolisian. Dengan segala layanan yang dialihkan menjadi online, maka kesenjangan tersebut dapat terjadi.

Meski demikian, Kleden menerangkan jarak tersebut dapat digerus apabila pihak kepolisian menciptakan rasa percaya pada masyarakat. Rasa percaya ini didapatkan apabila polisi dengan konsisten menanggapi laporan masyarakat dan mengungkap kejahatan tersebut dengan cepat.

Selain itu, konsistensi tersebut menurut Kleden juga dapat menekan angka kriminalitas jalanan di Kota Surabaya. Jika pelaku akan melakukan kejahatan, mereka dapat berpikir dua kali untuk melancarkan aksinya jika polisi telah konsisten bertindak cepat melalui aplikasi Jogo Suroboyo tersebut.

"Tapi saya sangat mengapresiasi aplikasi ini. Karena kepolisian dalam hal ini Polrestabes Surabaya mengikuti perkembangan teknologi. Karena kriminalitas juga berkembang seiring berkembangnya teknologi," tutur Kleden.

Terlepas dari catatan yang diberikan oleh sang ahli, generasi muda di Surabaya telah menanti aplikasi yang akan diluncurkan pada 11 Juli ini. Salah satunya adalah Verina. Ia harap ketika ia kembali menyaksikan kejadian kriminal, ia dapat bertindak cepat sehingga pelaku segera diringkus dan korban dapat bernapas lega.

"Kalau menurutku membantu banget dong. Lebih memudahkan kita sebagai pelapor. Tapi semoga petugasnya selalu siap sedia ketika ada laporan jadi bisa cepat ditanggapi," harap Verina.

Selain itu, Mamluatul Maghfiroh juga berharap serupa. Kehidupan anak muda yang dekat dengan dunia digital dapat mempermudah kinerja polisi untuk menjaga keamanan Kota Surabaya melalui aplikasi Jogo Suroboyo.

"Alhamdulillah. Baik sekali. Tapi jangan lupa untuk orang yang sudah tua-tua juga diajarkan menggunakan," tutur Maghfiroh.

Baca Juga: Kapolrestabes Surabaya Baru Tinjau Proses Rekapitulasi KPU Jatim

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya