50 Ribu Pemudik Masuk Jatim, Khofifah Minta Ruang Observasi di Desa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Sepinya perekonomian di perkotaan membuat para perantau mudik ke kampung halaman lebih cepat. Padahal, gelombang mudik ini berpotensi membawa virus corona ke daerah. Untuk itu, desa-desa di Jatim diharapkan memiliki ruang observasi mandiri untuk mencegah penularan COVID-19 dari para pemudik.
1. Diperkirakan 50 ribu pemudik sudah masuk ke Jatim
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, setidaknya saat ini telah ada 50 ribu pemudik yang telah memasuki Jatim. Mereka berasal dari berbagai kota terutama DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
"Pada saat 10 hari yang lalu, Pak Bupati Lamongan menyampaikan ke kami pemudik dari Jakarta yang sudah masuk Lamongan masih sekitar seribu. Tapi, tadi disampaikan kira-kira yang dari Jabodetabek saja sudah sekitar 10 ribu, belum daerah yang lain," ujar Khofifah melalui siaran pers Humas Pemprov Jatim, Jumat (10/4).
2. Baru 29,9 persen desa yang punya ruang observasi mandiri
Imbauan pembuatan ruang observasi mandiri di desa-desa sebenarnya sudah Khofifah sampaikan sejak jauh-jauh hari. Namun, dari seluruh desa yang ada di Jatim, baru ada 29,9 persen atau 2527 desa yang sudah memiliki ruang observasi mandiri bagi para pemudik.
“Berdasarkan data dari Pangdam yang masuk ke kami, saat ini baru 29,9 persen desa di Jatim atau setara 2.527 desa yang sudah menyiapkan layanan observasi. Tentu harapannya layanan ini makin disiapkan lebih baik lagi,” pintanya.
Baca Juga: Pemprov Jatim Siapkan Sanksi untuk ASN yang Tetap Nekat Mudik
3. Ruang observasi mandiri untuk meminimalisi potensi penularan virus corona
Ruang observasi mandiri ini berguna untuk memantau para pemudik yang baru memasuki desa selama 14 hari ke depan. Pemudik itu pun diminta untuk isolasi mandiri dan tidak banyak berinteraksi dengan orang. Jika ternyata ia membawa virus corona, maka jumlah penularannya bisa diminimalisir.
"Kami ingin masing-masing daerah punya layanan sampai lini bawah, hingga RT, RW, dusun, minimal desa,” ungkap Khofifah.
4. Khofifah minta ruang observasi mandiri segera dibuat
Untuk itu, Khofifah menegaskan bahwa penyediaan sarana observasi di tingkat paling bawah harus segera dimaksimalkan oleh pemda setempat. Menurutnya, dengan observasi layanan yang ada di masing-masing desa, perantau yang pulang kampung juga tidak berat. Sebab, masih bisa bertemu keluarga dengan jarak aman.
“Maka salah satu yang kami koordinasikan tadi adalah kesiapan masing-masing kabupaten/kota di Jatim agar menyediakan layanan observasi atau isolasi mandiri minimal 14 hari bagi yang sekarang mulai kedatangan pemudik,” pungkasnya.
Baca Juga: Kini Ada 85 RS Rujukan COVID-19 di Jatim, Tersedia 2.499 Ruang Isolasi