Kisah Mbah Lamong dan Sejarah Berdirinya Lamongan

2. Hadi dikenal sebagai sosok santri kesayangan Sunan Giri dan digelari Rangga

Kirap budaya Hari Jadi Lamongan 2013. Dok. Humas Pemkab Lamongan

Akhirnya, Sunan Giri menunjuk Hadi untuk melaksanakan perintah menyebarkan Agama Islam dan sekaligus mengatur pemerintahan dan kehidupan Rakyat di Kawasan yang terletak di sebelah barat Kasunanan Giri yang bernama Kenduruan. Kawasan yang disebut Kenduruan sendiri saat ini berada di di Kelurahan Sidokumpul wilayah Kecamatan Lamongan.

"Untuk melaksanakan tugas yang sangat berat itu, Kanjeng Sunan Giri memberikan pangkat Rangga kepada Hadi, sehingga menjadi Ranggahadi," kata Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, Selasa (25/5/2021). 

3. Ranggahadi berdakwah dan diterima dengan baik oleh warga Kanduruan

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat berziarah ke makam leluhur Lamongan. IDN Times/Dok. Humas Pemkab

Di daerah baru tersebut, ternyata semua usaha dan rencana Ranggahadi dapat berjalan dengan mudah dan lancar. Masyarakat di sana bisa menerimanya dengan baik. Bahkan, ia juga mendirikan pesantren bagi warga sekitar.

"Pesantren untuk menyebar Agama Islam peninggalan Rangga Hadi sampai sekarang masih ada," kata Yuhronur. Di Lamongan, Hadi adalah pendidik yang baik. Atas kepiawaiannya itu, masyarakat setempat kemudian diberi nama Hadi menjadi Mbah Lamong.

4. Ia diangkat menjadi Adipati oleh Sunan Giri pada tahun 1569 Masehi

Kirap budaya Hari Jadi Lamongan 2013. Dok. Humas Pemkab Lamongan

Prestasi itu pun kemudian diganjar dengan pengangkatannya sebagai kepala daerah atau Adipati Lamongan pada 1569. Pengangkatan Adipati Lamongan itu dilakukan oleh Kanjeng Sunan Giri IV yang bergelar Sunan Prapen di Puri Kasunanan Giri di Gresik. Upacara itu dihadiri oleh para pembesar yang sudah masuk agama Islam dan para Sentana Agung Kasunanan Giri. Ia bergelar Tumenggung Surajaya. 

"Karena beliau itu disenangi oleh masyarakat Lamongan pada saat itu, Ranggahadi kemudian dijuluki Mbah Lamong. Dan ini kemudian menjadi nama Kabupaten Lamongan," jelasnya.

Baca Juga: Kapal Van Der Wijck Ditemukan 17 Mil di Laut Brondong Lamongan

5. Hari jadi Lamongan kemudian ditetapkan sesuai dengan pengangkatan Ranggahadi sebagai Adipati

Foto suasana Kabupaten Lamongan. Dok. Humas Pemkab Lamongan

Sebenarnya, lanjut Yuhronur, tak ada catatan tentang tanggal pengangkatan Ranggahadi sebagai Adipati Lamongan. Berdasarkan adat yang berlaku pada saat itu, kata Yuhronur, pengangkatan Adipati Lamongan diketahui bertepatan dengan Idul Adha atau 10 Dzulhijjah 976 Hijriah.

Setelah ditelusuri dan dipadukan dengan jalannya tarikh Masehi dengan berpedoman tanggal 1 Muharam Tahun 1 Hijriiah jatuh pada tanggal 16 Juni 622 Masehi, akhirnya diketahui bahwa prosesi sakral itu jatuh pada Kamis Pahing 26 Mei 1569 Masehi.

"Hari lahir Lamongan didasarkan sumber dari buku wasiat atau kita sebut silsilah Kanjeng Sunan Giri yang ditulis tangan dalam huruf Jawa Kuno yang disimpan oleh Juru Kunci Makam Giri di Gresik," jelasnya.

"Sejak saat itu, hari jadi Lamongan diperingati setiap tanggal 26 Mei," Yuhronur menambahkan.

Baca Juga: Mantan Bupati Lamongan Fadeli Tutup Usia